bagian 29

1.6K 53 0
                                    

      "Ayah." Panggilnya membuat lelaki itu menoleh.

"Kemarin aku gak sengaja ketemu sama kak Ressa." Beritahunya.

"Dia nyakitin kamu lagi?" Tanyanya dengan tenang namun dalam hatinya ia sangat takut manusia gila itu menyakiti istrinya itu.

Kiara menggelengkan kepalanya. "Kita gak sempat ngobrol karena dia lagi sama suaminya." Ujarnya.ia tidak sengaja melihat Ressa dan suaminya di salah satu mini market.

Darrel menggangguk seraya bernafas lega, karena jika sampai Ressa menyakiti istrinya apalagi calon anaknya,ia tidak akan tinggal diam saja.

"Tapi aku kasian deh sama dia.keliatannya suaminya itu tempramen gitu." Ceritanya, karena dari wajah Ressa yang sedikit lebam itu dan cara lelaki itu memperlakukannya membuatnya yakin jika suaminya Ressa itu tipikal cowok yang sering main tangan.

"Gausah kasian sama orang kayak dia."

"Ish.. kamu mah gak punya hati banget kalo ngomong." Sekesal apapun dirinya pada Ressa tetap saja ia tidak tega melihat wanita lain yang disakiti oleh lelaki yang harusnya menjaga.

"Gini lho,jujur aku gak suka sama dia yang masih sering ngejar kamu,tapi masa iya aku harus diam aja saat tau ada seseorang yang mendapatkan perlakuan tidak baik kayak gitu, apalagi dia juga lagi hamil lho."

"Denger, apapun yang terjadi sama dia jangan pernah kamu ikut campur." Peringatnya.

"Kamu ko gitu si,emang kamu gak punya rasa simpati sedikit aja.bagamana pun dia pernah jadi teman kamu lho."

"Laki laki itu mafia kejam.dan gue gak mau ngorbanin keluarga gue cuma buat ikut campur urusan orang. " Ujarnya.yang ia tau suaminya Ressa itu adalah orang yang cukup kejam yang bisa melakukan apa saja jika ketenanganya di ganggu.

Darrel hanya tidak ingin keluarganya di ganggu orang jahat hanya karena ia ikut campur dengan urusan orang lain.ia akui ia memang egois untuk saat ini,tapi inilah yang terbaik.

Ia memang tidak mau berurusan dengan penjahat,bukan karena ia takut, hanya saja ia malas ribut dengan orang jika tidak penting penting amat.namun lain halnya jika ketenanganya diganggu, karena jika itu terjadi ia takan segan segan untuk memberinya pelajaran hingga tak berani lagi menganggunya.

Dan soal Ressa?anggap saja itu sebagai karmanya karena sudah berkali mencoba menyakiti istrinya.

                               OoO

     Hari ini Darrel tidak berangkat kerja.bukan karena jadwal check up istrinya, melainkan karena dirinya yang sedang kurang enak badan dan memilih untuk beristirahat dirumah dulu, setidaknya satu hari ini aja.

"Masih pusing?" Tanya Kiara pada suaminya yang sedang terbaring di tempat tidur itu.

"Sedikit,tapi kayaknya sebentar lagi juga hilang." Balasnya dengan senyum tipisnya.

"Yaudah makan dulu yu,aku udah buat sop kesukaan kamu.munpung masih anget." Ujarnya.ia memang baru saja selesai memasak.

Lelaki itu mengangguk dan menerima suapan dari istrinya itu.tak berselang lama Darrel akhirnya bisa menghabiskan makanannya itu.

"Makasih sayang."

"Gausah bilang makasih lah,kayak sama siapa aja." Balasnya.Darrel tersenyum mendengar jawaban dari istrinya itu.

"Kamu udah makan?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh kiara sebagai jawabannya.tadi ia sudah makan sebelum membawakan makanan untuk suaminya itu.

"Beneran?" Tanyanya memastikan.karena takutnya wanita itu berbohong hanya agar dirinya tidak kwatir.

"Beneran.aku jujur seratus persen." Balasnya.lagian mana mungkin ia berani berbohong pada lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu.

Darrel menggeser tubuhnya dan meminta agar Kiara duduk disampingnya itu.tanpa berkata apapun wanita itu mengikuti perintah suaminya itu.

Tangan Darrel beralih menyentuh perut istrinya yang sudah memasuki bulan kelima itu.

"Sayang." Panggilnya membuat Kiara menoleh.

"Iya."

"Kalo aku pengen punya anak lebih dari satu,apa kamu keberatan?" Tanyanya.

Dirinya memang ingin memiliki anak lebih dari satu namun jika istrinya keberatan ia pun tidak akan memaksanya.karena bagaimana pun yang mengandung dan melahirkan itu adalah istrinya jadi jika Kiara merasa keberatan dengan keinginannya ia tidak akan memaksa ataupun lainnya.

"Aku sama sekali tidak keberatan,asal jangan lebih dari 4 aja aku mau."ujarnya.

Darrel terkekeh pelan mendengarnya. "Enggak sayang,lagian aku cuma pengen tiga aja."

"Awalnya aku takut tau,kamu mau anak banyak, karena jujur aku gak siap." Ujarnya mengutarakan isi pikirannya.

"Aku gak segila itu bunda,tapi kalo emang dikasih rezeki segitu,aku juga gak bisa nolak." Kekehnya.

"Kayaknya suami aku udah sembuh ya?"tanyanya karena melihat Darrel yang sudah bisa tertawa seperti itu.

"Kalo kamu ada didekat aku,aku pasti akan cepat sembuh,bunda."

"Dih gombal."

"Serius,kamu obat yang paling ampuh tau."

"Masih sakit masih bisa bisanya ya ngomong gitu,dasar kulkas kang gombal."

"Kulkas kesayangan bunda maksud,hm."

"Ish.. bukan ya.kesayangan aku kan ayang Taehyung."

"Oh gitu,minta nafkah aja sana sama dia."ketusnya.

"Ih si ayah ngambek." Kekeh kiara yang melihat raut wajah suaminya itu yang mendadak masam.












Lanjut gak ya? author nanya lho ini


       

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang