Bagian #44

1.2K 41 0
                                    


  "Gue gak suka lo ketemuan sama Andra." Bentaknya.

Tadi ia memang melihat mereka di taman,tapi ia memilih pulang daripada emosinya naik di tempat umum terlebih di depan anaknya sendiri.

Kiara langsung terdiam saat mendengar bentakan itu.baru kali ini lelaki itu membentaknya lagi.

"Aku sama sama dia cuma gak sengaja ketemu,bukan sengaja ketemuan.lagian dia juga udah punya istri dan anak.ngapain si masih cemburu sama dia." Herannya.

" Ya tetep aja, harusnya gausah ngobrol segala.jaga jarak kan bisa." Bentaknya.

"Nio gak sengaja nabrak anaknya Andra,ya masa aku pergi gitu aja."

"Banyak alesan lo,harus banget emang dia nganterin lo pulang segal hah.

"Yaudah,maaf."

Darrel diam tanpa berniat merespon apapun lagi.lelaki itu memilih pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih.tanpa memperdulikan istrinya yang sudah berkaca kaca itu.

Setelah beberapa menit lamanya, lelaki keluar dari kamar mandi dengan menampilkan wajah datarnya.

"Ayah." Panggilnya namun lelaki itu masih tidak merespon apapun.

"Ayah,aku minta maaf."

"Bisa diem gak si." Bentaknya.

Kiara mengambil sisir yang ada di meja riasnya untuk membantu merapikan rambut suaminya itu, "aku aja."

"Gue bisa sendiri."ketusnya seraya mengambilnya dengan kasar.

"Ta_" ucapannya terhenti saat Nio datang berlari kepadanya.

"Nda."

"Iya ada apa sayang."

"Mau mam." Ujarnya. Kiara tersenyum lalu mengangguk dan pergi keluar kamar bersama putranya itu.

Ia menyuruh Nio untuk duduk di karpet bulu yang ada di ruang tengah itu.sedangkan dirinya mengambil makanannya.

" Baca doa dulu." Ujarnya yang langsung diangguki oleh Nio.

__

    Setelah memastikan Nio tidur, barulah Kiara ke dapur untuk membuat susu hamilnya itu.

Biasanya yang membuatnya adalah Darrel,tapi mengingat Lelaki itu yang masih marah padanya membuatnya tidak berani untuk sekedar minta tolong.

Selesai meminumnya ia langsung mencuci bekasnya agar esok tidak terlalu banyak.

Setelahnya ia berjalan kekamarnya.sesampainya disana yang ia lihat lelaki itu sudah tertidur.

Biasanya Darrel akan tidur jika dirinya sudah tidur, atau mungkin berbarengan,tapi kali ini tidak.

"Semoga aku bisa tidur." Batin Kiara.

           Tengah malam Darrel terbangun dari tidurnya secara tiba tiba.ia tidak melihat istrinya disampingnya itu.

Dalam keheningan ini ia bisa mendengar suar tangis seseorang yang berasal dari luar kamar.

"Ngapain malem malem nangis?" Tanyanya saat mengetahui siapa yang menangis malam malam begini.

Bukannya berhenti, wanita itu malah semakin kencang.

Darrel menghela nafasnya lalu berjalan mendekati istrinya yang sedang duduk tangga itu.

"Berhenti nangis,kalo gak mau digangguin hantu." Ujarnya yang langsung membuat wanita itu diam.

Hening.

"Kenapa gak tidur?" Tanyanya dengan nada datarnya.

"Gara gara kamu." Kata Kiara.ia memang tidak bisa tidur jika suaminya tidak mengelus perutnya.kehamilan pertama ataupun kali ini tidak beda jauh.saat hamil Nio pun Kiara tidak bisa tidur jika suaminya tidak mengelus perutnya.

Darrel hanya diam,namun pandangannya tertuju pada tanggan istrinya yang yang menggunakan plaster.

"Ini kenapa?" Tanyanya seraya menyentuh tangan istrinya itu.

"Gak usah sok peduli." Balas Kiara seraya menarik tangannya.

"Ra."

"Udah sana tidur aja, gausah peduliin aku."

"Lo istri gue, gimana bisa gue gak peduli."

Kiara tersenyum hambar. " Kamu bilang aku istri kamu,tapi kamu bentak bentak aku,ini juga tangan aku gara gara kamu yang ngambil sisirnya kasar banget,kamu jahat hiks.."

"Salah lo, kenapa ketemuan sama Andra,udah tau gue gak suka."

"Aku gak sengaja ketemuan, lagian aku udah minta maaf ."

"Kalo anak kamu ileran,juga itu salah kamu.dari tadi tuh aku ngidam tapi gak kesampaian."lanjutnya.

"Ya kenapa gak bilang."

"Kamunya galak,aku takut hiks.."

Darrel menghela nafasnya lalu membawa istrinya kedalam pelukannya.

"Maaf." Kata Darrel.ia menyadari kekanak kanakannya, "gue cuma takut kehilangan lo.gak tau kenapa kalo liat Andra itu bawaannya emosi terus."

"Tapi Andra kan udah nikah, punya anak juga masa masih cemburu si."

"Dia nikah karena dijodohkan,dan ada kemungkinan dia masih suka lo,makanya jaga jarak sama dia."

"Iyaiya."

"Jangan iyaiya aja lo,ntar ketemu malah ngobrol lagi."

"Enggak."

"Tapi lo_"

"Masa sama istri sendiri gue lo si."protesnya.

"Mau tidur gak?" Tanyanya.

"Mau,tapi elusin perut aku nanti,biar bisa tidur." Kata Kiara.

"Iya bunda." Ujarnya yang langsung menggendong istrinya itu menuju kamar mereka.

Benar saja setelah Darrel mengelus perutnya, Kiara langsung tertidur dengan nyaman.

"Maaf,udah buat kamu nangis." Ujarnya seraya mencium kening istrinya itu dan diakhiri dengan memeluk istrinya itu.









DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang