Bagian #43

1.4K 41 0
                                    


     "Ngapain?" Tanya Darrel pada Nio yang baru saja memasuki dapur. Darrel memang sedang berada di dapur untuk mengambil air minum untuknya.

"Nda mana."

"Ngapain nyari bunda."

"Main." Nio memang biasanya suka mengajak bundanya untuk menemaninya bermain.

"Mandi dulu,baru main," enak saja mau main main tapi belum mandi.

"Ta_"

"Apa?mau bantah?" Nio menggelengkan kepalanya.

Darrel menggendong putranya itu ke kamar bocah tiga tahun itu.lelaki bapak satu anak itu dengan sabar memandikan Nio yang banyak tingkah itu.

Saat di pakaikan baju saja anak itu masih sempat kabur kaburan. "Hei,bisa diam tidak."kata Darrel yang sama sekali tidak di gubris anak itu.

"Nio,dengar ayah gak." Ujarnya dengan nada dinginnya itu.

Nio yang sudah mendengar nada dingin dari ayahnya pun, langsung berjalan kearah ayahnya.

Anak itu langsung diam dan tidak bertingkah lagi setelah ayahnya berbicara seperti itu.jujur saja jika dibandingkan dengan Bundanya,ia lebih takut pada ayahnya.

"Ayah."

"Hm."

"Nda,mana?" Tanyanya karena sejak ia bangun tidur ia tidak melihat bundanya.

"Ada,lagi istirahat."

"Mau ketemu bunda."

"Bundanya lagi istirahat,kalo mau main sama ayah aja." Kata Darrel.

Kiara memang sedang istirahat.wanita itu terlihat sangat lemas jika sudah bolak balik kamar mandi karena mualnya.

    Nio menggelengkan kepalanya seolah menolak ucapan ayahnya itu.

"Kenapa?" Herannya.

"Ayah galak,gak kayak bunda." Cicitnya.

"Heh, sembarangan."

"Tuh kan,dikit dikit ayah ngegas.gak kayak bunda." Cibirnya.

Darrel mendengus pelan,bisa bisanya anak itu bicara seperti itu pada ayahnya sendiri.

"Iyaiya ayah galak gak kayak bunda yang baik,tapi sekarang bundanya lagi gak bisa main bareng kamu.jadi terima aja kalo kali ini ayah yang nemenin kamu main."

Sebelum bermain, Darrel lebih dulu menyiapkan makan untuk putranya itu.karena ia tau jika Nio sudah asik bermain,maka anak itu tidak akan mau makan.

Selesai anak itu menghabiskan makanannya barulah,ia membolehkan anaknya itu untuk bermain dengan mainannya.

    Disisi lain Kiara baru saja terbangun.ia langsung mengambil minum yang berada di nakas itu.

Tubuhnya sudah rada mendingan sekarang tidak seperti tadi pagi yang terasa sangat lemas.

Ia menuruni tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar lebih segar.

Usai itu Kiara berjalan ke bawah,lebih tepatnya ke ruang tengah.tempat dimana kedua lelaki itu berada.

"Asik banget mainnya." Kata Kiara saat sudah berada di samping putranya itu.

"Lho kamu ko udah bangun?udah enakan emang?" Tanya Darrel.

"Iya,udah gapapa kok." Balasnya.

"Nda sakit?sakit apa,nda?" Tanya Nio.

Kiara tersenyum tipis lalu mengusap kepala putranya itu, "cuma pusing aja sayang,tapi udah gapapa kok."

"Nda, jangan sakit.kalo nda sakit io gada temen main."

"Lho,kan ada ayah yang bisa gantiin bunda." Ujarnya.biasanya jika anak lelaki main dengan ayahnya akan lebih nyambung ketimbang sama ibunya.

"Ayah galak,nda." Bisiknya.

Kiara yang mendengar itu itu tertawa pelan.

" Gausah ketawa kamu,dosa lho ngetawain suami." Sahut Darrel yang mendengar ucapan anaknya itu yang mengadu pada bundanya.

"Dih, kepedean si ayah."

"Aku denger Nio bilang apa.hari ini dia udah lebih dari sekali ngatain ayahnya galak."

"Ya makanya,yah.jagan galak galak." Kata Kiara.

"Oh iya,besok kamu jadi ke luar kotanya?" Tanyanya memastikan.jika memang jadi nanti ia akan menyiapkan perlengkapannya.

"Jadi,tapi bukan aku yang berangkat." Ujarnya.

tadinya memang dirinya yang akan berangkat kesana,tapi ia tidak bisa meninggalkan istrinya selama itu.itu sebabnya ia hanya akan mengirim sekertarisnya kesana.

"Lho kenapa?"

"Aku gak bisa ninggalin kamu kamu sama Nio selama itu, apalagi dengan kondisi kamu yang lagi hamil muda gini."

"Tapi emang gapapa ya kalo kamu gak berangkat?"

"Gapapa sayang,mereka juga ngertiin kok.nanti kalo pas meeting gitu aku juga ikutan walaupun virtual."

  
                             ...OoO...

        " Hati hati sayang." Kata Kiara yang di balas anggukan oleh Nio.

Keduanya memang sedang berada di taman yang banyak sekali tempat untuk bermain anak-anak.

"Anaknya ganteng ya mba." Ujar wanita paruh baya yang duduk disampingnya itu

Kiara Hanya tersenyum menanggapinya.

"Itu anak pertamanya?" Tanya si ibu lagi.

"Iya,bu."

  Diwaktu yang bersamaan Kiara melihat Nio yang tak sengaja membuat seseorang terjatuh.

"Bu,maaf saya kesana dulu ya." Ujarnya yang langsung diangguki oleh ibu ibu itu.

Kiara segera menghampiri kedua anak kecil itu,lalu membantu gadis kecil itu untuk berdiri.

"Nio,bunda kan udah bilang hati hati."

"Maaf nda."

"Masa minta maafnya sama bunda." Ujarnya.

"Maafin io." Ujarnya pada gadis yang tadi ia tidak sengaja tabrak itu.

"Iya." Balasnya

Diwaktu yang sama seorang laki laki datang menghampiri mereka,lebih tepatnya menghampiri gadis yang tak sengaja di tabrak Nio itu.

"Kamu ini, papa cariin dari tadi juga."ujarnya.

"Andra." Lelaki yang namanya terpanggil itupun langsung menoleh kearah orang yang memanggilnya itu.

"Ara."

"Jadi,ini anak kamu?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh Andra.

"Aduh,aku minta maaf ya, karena Nio tadi kurang hati hati jadinya gak sengaja nabrak anak kamu." Ujarnya.

"Gapapa, namanya juga anak-anak."

__

"Kamu pulang dari kapan?maaf ya karena aku gada saat kamu pulang." Ujarnya yang merasa bersalah itu.

Darrel hanya diam tanpa menjawab apapun juga.

"Ayah."

"Seneng kamu udah main ditaman?" Tanyanya dingin.

"Nio maksudnya?dia seneng banget bisa main disana."

"Aku bilang kamu,bukan Nio." Ketusnya.

"Kamu kenapa si,lagi banyak kerjaan atau gimana si,gitu banget ngomongnya.

"Gue gak suka lo ketemuan sama Andra." Bentaknya.

          



DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang