bagian #24

1.8K 47 0
                                    


   
    
          Darrel menghela nafasnya pelan saat berhasil menemukan istrinya yang selalu membantah itu.

Ia tidak langsung memanggil namun kakinya melangkah kearah wanita yang sedang hamil dua bulan itu.

Tanpa berkata apapun Darrel langsung memeluk istrinya itu dari belakang,namun momen itu tidak berlangsung lama setelah Kiara melepaskan tangannya itu.

"Ngapain kesini?" tanyanya dengan ekspresi keselnya.

"Jemput kamu lah."balasnya.

"Aku gak mau pulang sama kamu." ujarnya seraya melipatgandakan kedua tangannya diatas dada.

Darrel menggaruk lehernya yang tidak gatal itu,rupanya istrinya itu masih marah padanya karena tadi ia tidak mengantarkannya chek up padahal ia sudah be janji akan mengantarnya namun karena ada hal lain yang urgen banget membuat harus menginkari janjinya itu.

"Yakin?"tanyanya.namun Kiara memilih diam tanpa mengatakan apapun.

"Yakin gak mau pulang bareng aku?"tanyanya lagi memastikan.

"Yakin."balasnya seraya melihat kearah lain.

"Yaudah nanti pulangnya hati hati."mendengar itu membuat Kiara menoleh kearah lelaki itu yang sedang berjalan meninggalkannya.

"Darrel lo Jahat. " Teriaknya di iringi dengan tangisnya.bagaimana bisa Lelaki itu dengan mudahnya mengatakan hal itu.

Sedangkan di tempatnya Darrel terkekeh pelan lalu membalikkan badannya dan berjalan menghampiri istrinya lagi.

"Cengeng banget si bumil gue ini."ujarnya seraya menghapus air mata istrinya itu.

"Kamu jahat,kamu nyebelin,masa tega mau ninggalin aku disini sendirian."omelnya.

"Tadi yang nolak pulang bareng siapa?"tanyanya mengingatkan jika dirinya tadi sudah mengajaknya hanya saja wanita itu terlalu banyak gengsi.

"Ya harusnya kamu peka dong, kebiasaan banget kalo aku marah bukannya di bujuk ini malah sebaliknya."cecarnya.

"Gue gak pandai bujuk orang."jujurnya.

"Ya makanya belajar."

"Intinya lo mau pulang bareng apa enggak?kalo gak mau gue tinggal."ujarnya

"Mau,tapi mau di gendong" Ujarnya seraya merentangkan tangannya.

"Astaghfirullah"

"Ih ko malah istighfar si,kalo gak mau gaudah tinggalin aku aja gapapa biar di culik sekalian."gerutunya.

Tanpa berkata apapun lagi Darrel langsung menggendongnya ala bridal style.

"Gausah senyum,senyum lo jelek."Ujarnya dengan nada datarnya saat melihat wanita itu tersenyum.

"Kenapa jadi lo-gue lagi si,aku gak suka tau." Ujarnya.

"Lo yang mulai."balasnya.

"Kapan?"tanyanya.

"Darrel lo jahat."ujarnya menirukan ucapan wanita itu saat memanggilnya tadi. "Emang pantes kayak gitu?"lanjutnya.

"Ish aku kan kesel sama kamu makanya refleks kayak gitu."belanya.namun Darrel memilih diam. "Iya aku minta maaf,tapi udah ya jangan ngomong lo-gue lagi aku gak suka."lanjutnya.

"Hm."

    Sesampainya dimobil Darrel langsung menurunkan Kiara disana dengan pelan pelan, setelah itu ia menutup pintunya dan berjalan kearah tempat pengemudi.

Sebelum menjalankan mobilnya Darrel menyempatkan waktu untuk mengelus perut istrinya.

"Apa dia baik baik aja?" Tanya dengan tangan yang masih setia mengelus perut istrinya yang sedikit membuncit itu.

"Kata dokter si baik baik aja,gak ada masalah apapun."

"Maaf udah ingkar."ujarnya dengan lembut.

"lain kali gausah janji janji kalo gak pasti."ujarnya.

"Iya,tapi di maafin kan?" Tanyanya.

"Iya aku maafin." Balasnya.Lelaki itu tersenyum tipis lalu mencium kening istrinya itu.

"Makasih sayang."

"Tapi aku mau sesuatu."ujarnya.

"Apa."

"Pengen beli novel lagi, boleh?"tanyanya.

"Boleh."balasnya.

"Satu lusin boleh?"tanyanya lagi yang mulai ngelunjak.definsi dikasih hati malah minta jantung.

Darrel memgangguk sebagai jawabannya membuat Kiara tersenyum sangat bahagia.

  Sesampainya di Gramedia,Kiara langsung berkeliling untuk mencari buku apa yang mau ia beli.

"Ayah." panggilnya membuat Lelaki itu menoleh.

"Nanti baca ini ya." ujarnya seraya memperlihatkan satu buku yang ada ditangannya.

"Males."balasnya.

"Ish kamu tuh harus baca ini supaya bisa romantis kayak orang orang."ujarnya.bukunya berjudul '1000 cara romantis untuk pasangan'

Darrel menghela nafasnya lalu ia mengambil satu buku yang ada disana lalu menunjukkan pada sang istri.

"Kamu tuh yang harus baca ini."ujarnya seraya menyodorkan buku dengan judul 'azab seorang istri'

"Kamu aja yang baca."ketusnya seraya berjalan mencari buku lain.Darrel tersenyum tipis melihat raut kekesalan istrinya itu.

"Dih ngambekan." Cibirnya

"Siapa juga yang gambek."ngelesnya.

"Itu tuh istrinya si Darrel yang gemoy." ujarnya.

"Dibilang aku gak ngambek."

"Gak ngambek tapi ngomongnya gitu.udah Bener harusnya kamu itu baca buku yang tadi biar tau Azab seorang istri yang sering ngambekin suami."

"Ayah!"

__

     Walaupun sore tadi kiara ngambek tetap saja malamnya selalu nempel dengan suaminya itu, seperti sekarang ini.

"Suaminya Ara." panggilnya.

"Hm."

"Mau makan mie."rengeknya.

"Gak."tolaknya.

"Ih ayah sekali aja,mau mie."keukeuhnya.

"Nggak Kiara.kemarin baru aja makan.inget gak baik terlalu sering makan mie instan."ujarnya.kemarin Kiara memakan mie tanpa sepengetahuannya namun saat wanita itu sedang memakannya ia melihatnya karena ia pulang lebih awal tanpa memberi tau lebih dulu.

"Kamu jahat."

"Iya."

"Ayah ih."

"Sayang,mie itu gak bagus di konsumsi sering sering.nurut ya"

"Gak mau,mau mie."

"Yaudah sana makan mie,lakuin apapun yang lo mau,gak peduli gue."

"Ko ngomongnya gitu."lirihnya.

"Gausah peluk peluk gue,peluk aja mie sana."ketusnya.bukannya melepaskan Kiara malah mempererat pelukannya.

"Iyaiya Ara gak makan mie,tapi kamu jangan kayak gini hiks.."

"Gitu ke dari tadi." Balasnya.

"Ara mau tidur." Beritahu nya.

"Yaudah sana."

"Temenin ih.”Darrel tersenyum lalu mengecup kening istrinya itu. "Iyaiya,mau gendong."tawarnya.

"Mau."balasnya dengan senang.Darrel langsung saja menggendong istrinya itu.





  

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang