bagian #13

1.9K 60 1
                                    


Kiara berjalan menuruni tangga seraya celingukan mencari keberadaan suaminya, karena saat ia bangun lelaki itu tidak ada di kamar.

Setelah shalat subuh tadi dirinya memang kembali tidur karena masih merasakan pusing dan saat ia bangun Darrel sudah tidak ada dikamar membuatnya ingin mencarinya.

Ia mencium aroma masakan yang berasal dari dapur.karena penasaran akhirnya ia berjalan kearah dapur.sesampainya disana ia melihat seorang lelaki yang ia kenali adalah Darrel sedang membuatkan sarapan.

Ia tersenyum lalu mendekati lelaki itu dan memeluknya dari belakang.

"Suaminya aku lagi ngapain?"tanyanya tanpa melepaskan pelukannya yang terasa nyaman baginya itu.

"Lo gak liat gue lg ngapain?"tanyanya balik membuat kiara berdecak sebal mendengar jawabannya itu namun enggan melepaskan pelukannya.

"Ish Arrel mah kebiasaan suka ngerusak suasana,Ara cuma basa basi aja tapi harusnya jawabannya Arrel jangan gitu."gerutunya.

"Kebanyakan drama lo,udah lepas ah."ujarnya, membuat Kiara mau tak mau melepaskan pelukannya itu.

Tanpa berkata apapun lelaki itu langsung membawa masakannya ke meja makan, meninggalkan Kiara yang masih mematung ditempatnya.

"Makan ayo, ngapain bengong disitu lo."cecar lelaki itu.

"Gendong."rengeknya bak anak kecil yang meminta di gendong oleh papanya.

"Gunanya kaki lo buat apa hah?"lelaki itu tidak membentaknya namun nada bicaranya pun tidak lembut.

Wanita itu menundukkan kepalanya melihat tangannya yang sedang memainkan ujung bajunya.

Darrel menghela nafasnya lalu berjalan mendekati perempuan manja itu dan langsung menggendongnya dan menurunkan nya dikursi meja makan.

"Cengeng banget si lo."cibirnya seraya menghapus air mata wanita itu yang sudah mengalir.

"Abisnya Arrel jahat,udah tau Ara masih sakit tapi gak ada lembut lembutnya sama sekali."lelaki itu tidak menggubrisnya dan memilih memakan sarapannya.

"Arrel suapin."rengeknya namun tidak di gubris oleh suaminya itu.

"Arrel denger Ara gak si,Arrel ih."rengeknya.

Brak..

"Lo bisa diem gak si? tinggal makan aja susah banget."bentaknya yang sudah tidak tahan dengan sikap kiara yang menurutnya berlebihan.

Wanita itu terdiam namun tak lama ia memilih bangkit dari tempatnya dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya lalu menutup pintunya dengan cukup keras.

"Astaghfirullah."Darrel beristighfar seraya mengusap wajahnya kasar.ia akhirnya membawa makanan wanita itu yang belum disentuh sama sekali.

"Ra buka pintunya,jangan kayak gini."ujarnya dari luar kamar mereka.ia memang kesal dengan sikap manjanya Kiara namun ia juga tidak mau istrinya itu malah kenapa kenapa karena telat makan.

Tidak ada sahutan dari dalam membuat Darrel menghela nafasnya pelan.

"Ayo keluar katanya mau gue suapin."ujarnya namun sama seperti tadi tidak ada sahutan dari dalam.

Darrel menyerah,ia sudah tidak tau lagi bagaimana cara membujuk wanita itu agar mau keluar dari kamar.

Baru satu langkah ia melangkah suara pintu terbuka membuatnya menghentikan langkahnya dan melihat kearah istrinya yang berdiri diambang pintu itu dengan pipinya yang sudah dibanjiri air mata.

Darrel berjalan mendekati istrinya lalu menyuruh wanita itu untuk duduk, tanpa mengatakan apapun ia langsung menyuapi istrinya itu membuat Kiara tersenyum tipis.

"Masakan Arrel enak,Ara suka."ujarnya.

Lelaki itu hanya diam tanpa mau menjawab apapun itu.Kiara menghela nafasnya ia tahu sikapnya ini membuat suaminya jengah tapi sebenarnya ia kayak gini karena ingin mendapatkan perhatian lebih dari suami kulkasnya itu.

"Arrel marah ya?"tanyanya.Lagi lagi lelaki itu memilih diam membuat Ara semakin merasa bersalah.

Ia kemudian mengambil alih sendok itu dan menyendokan sesuap nasi.awalnya lelaki itu diam namun pada akhirnya menerima suapan itu.

"Maafin Ara ya karena udah nyusahin Arrel."

"Gue yang harusnya minta maaf karena udah bentak lo tadi."balasnya.

"Gapapa,kan itu karena Ara juga yang manjanya keterlaluan." Ujarnya.

Darrel menghela nafasnya ia tahu maksud dibalik manjanya istrinya itu hanya karena ingin mendapatkan perhatian lebih darinya,namun ia bukan tipikal orang seperti yang diinginkan oleh Kiara yang selalu lembut dan memberikan perhatian yang lebih.dirinya memang seperti ini dan susah untuk merubah itu.

"Arrel."

"Hm."

"Sejak kapan Arrel bisa masak?"tanyanya karena ia baru mengetahui jika seorang Darrel bisa memasak makanan seenak ini.

"Kepo."balasnya.

Wanita itu berdecak sebal,gapapa kalo Arrel tidak mau menceritakannya nanti ia bisa bertanya pada bunda.

Selesai menyuapi Ara lelaki itu langsung pergi membawa piring kotornya dan melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda tadi.

"Jam sembilan nanti gue ada kelas,gapapa ditinggal?"tanyanya setelah selesai sarapan dan mencuci piring bekasnya itu.

Wanita itu mengangguk pasrah, karena kalo mengatakan tidak pun lelaki itu akan tetap pergi.

Lelaki itu mengusap kepalanya dengan lembut membuat Kiara yang jarang mendapat perlakuan itu membuatnya heran sendiri dengan sikap Darrel yang gampang berubah rubah itu.

"Nanti bunda kesini."ujarnya memberi tau jika siang nanti bundanya akan berkunjung sekaligus menjaga Kiara selama dirinya pergi.






















Assalamualaikum Man teman semuanya, author harap kalian suka sama alurnya dan terimakasih buat yang masih mantengin cerita ini.

Tembus 50 komentar author up cepat kalo tidak mencapai segitu berarti up nya kapan kapan.







DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang