Bagian #45

1.4K 45 0
                                    


   "Ayah." Panggilnya membuat lelaki itu menoleh kearah istrinya itu.

"Hm."

"Boleh minta tolong,gak?" Kata Kiara.karena takutnya lelaki masih merasa cape.

"Boleh lah,minta tolong apa." Tanyanya.

"Anterin handphone mama ya,tadi mama kesini terus handphonenya ketinggalan." Ujarnya.

"Yaudah sini.mau sekalian dibeliin apa gak?" Tanyanya biar sekalian saja.

"Aku lagi pengen martabak manis deh,kalo ada beliin ya." Balasnya. Darrel menganggukan kepalanya lalu mengambil jaket dan kunci motornya.

"Mau naik motor?" Tanyanya.

"Iya,lagi males naik mobil.lagian udah lama juga gak di pake." Jawabnya.

Kiara mencium punggung tangan suaminya itu " hati hati ya ayah,jagan lama lama juga." Pesannya.

Darrel mengangguk lalu pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Setelah Darrel pergi,Kiara langsung masuk kedalam rumahnya.karena takutnya Nio sudah bangun dan tidak menemukan dirinya.

"Nda."

"Eh gantengnya bunda bangun.kenapa sayang."

"Ayah mana?" Tanyanya.

"Ayah lagi kerumah nenek bentar.tumben nyariin ayah."

"Tadi pagi,Ayah janjiin ice cleam kalo io mau ngaji." Darrel memang menjanjikan akan membelikan Nio ice cream jika anak itu mau mengaji,dan Nio sudah mengaji tapi Ice cream nya belum dapet.

Kiara dan Darrel memang sengaja mengenalkan serta mengajarkan anaknya untuk belajar ngaji, shalat dan membaca sejak dini. Nio memang sudah dibersihkan saat umurnya satu tahun setengah.

"Tadi ayah udah beliin ko,bunda ambil dulu ya." Ujarnya yang langsung berjalan kearah kulkas yang terntu saja langsung di ikuti oleh putranya itu.

           Darrel menghentikan motornya di halaman rumah mertuanya itu.disana ia melihat mobil yang sangat asing baginya terparkir disana.

Ia tidak menghiraukan itu dan langsung berjalan kearah pintu rumah itu,lalu mengetuknya.

"Eh aden."

"Mama,ada ?" Tanyanya.

"Oh ada den,masuk aja." Darrel mengangguk lalu masuk kedalam.ia langsung mencium punggung tanggan Giana yang tengah duduk bersama wanita paruh baya serta gadis muda yang sepertinya adalah anak dari wanita paruh baya itu.

"Ini anaknya ya? ganteng banget.cocok jadi mantu saya ini mah." Celetuknya.

"Ish.. mama apaan si." Ujar gadis itu dengan malu malu.

"Lho benerkan." Sahut si ibunya.

Darrel tak menghiraukan ucapan ibu dan anak itu. "Aku cuma mau nganterin handphone mama yang ketinggalan tadi."

"Oalah, pantes tadi mama cari gada."

"Kalo gitu aku langsung pulang ya ma."

"Gak mau nunggu papa dulu."

"Enggak deh,ma.Ara udah nungguin dirumah.assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Lho,dia mau pulang kemana? bukannya yang tadi itu anaknya jeng Gia."

Giana tersenyum tipis, "dia itu menantu saya, suaminya putri saya."

"Oh gitu,saya kira yang tadi itu anaknya jeng Gia.maaf ya."

" Gapapa."

     
      Sesuai permintaan istrinya,usai dari rumah mertuanya.Darrel langsung menuju tempat dimana biasanya ia membeli martabak manis itu.

Disana sangat banyak yang membeli dikarenakan rasanya yang enak.seperti sekarang ini,disana sudah banyak yang mengantri.

Disaat dirinya mengantri tiba tiba ada yang menepuk pundaknya membuatnya langsung menoleh kearah belakang.

"Gue kira siapa." Ujarnya setelah mengetahui siapa pelakunya.

"Lo beli martabak buat siapa?" Tanyanya.karena setaunya Darrel tidak terlalu suka dengan martabak.

"Istri gue,biasa ngidam." Balasnya.

"Oh iya,Ara udah hamil lagi ya.keren si lo,udah mau dua aja." Ujarnya.

"Namanya Kiara, gausah panggil panggil Ara." Sarkasnya.

"Aelah ribet,lo ah." Cibirnya.

"Coba ulang." Ujarnya seraya menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Iyaiya,gak panggil itu lagi.biasa aja nantapnya.ntar naksir tau rasa lo." Ujarnya yang masih bisa bisanya ngajak bercanda.

"Najis."

Diwaktu yang sama handphone Darrel berdering.dan disana tertera nama istrinya.langsung saja ia mengangkatnya.

"Assalamualaikum,kenapa sayang." Ujar Darrel mendahului.

"Wa'alaikumsalam,Masih dimana ih,lama amat."

"Beli martabak dulu,ngantri." kata Darrel

"Masih lama ngantrinya?"

"Enggak, tinggal satu orang lagi ko didepan.bentar lagi pulang ko."ujarnya.

"Boong Ra,Darrel abis ini mau selingkuh katanya." Sahut Raffa yang sudah pasti di dengar oleh Kiara.

"Jangan dengerin dia,bun.pokoknya bentar lagi aku pulang." Ujarnya.

"Awas aja,kalo kamu berani selingkuh."

"Enggaklah,udah dulu ya,bun.assalamualaikum." Darrel langsung mematikan sambungan teleponnya.lalu memasukkan handphonenya kedalam saku celananya.

"Kalo bini gue sampai marah gara gara omongan lo.tunggu aja pembalasan dari gue." Ujarnya.

"Gak bakal marah,gue jamin.kalo marah ntar tinggal gue klarifikasi doang.selesei yakan." Ujarnya.

Darrel memilih diam dan membeli martabaknya setelah gilirannya ada.
"Mau beli berapa mas?"

Darrel melirik Raffa yang sedang sibuk dengan handphonenya.seketika idenya muncul untuk membuat temannya itu kesal.

Ia tahu jika Raffa sangat menyukai martabak disini,itu sebabnya ia sengaja membeli semuanya agar Raffa tidak kebagian.

"Semuanya aja,saya beli sampai habis." Ujarnya yang langsung diangguki oleh penjualnya.

Selesai Darrel membeli.Raffa langsung maju karena ini gilirannya.

"Mba saya mau be_"

"Maaf mas,tapi martabaknya sudah habis."

"Habis.yang bener aja mba."

"Iya mas,sudah habis karena di beli semua sama mas yang itu."

Raffa menoleh kearah belakang. "Kampret lo Darrel."

"Gitu aja marah, tinggal nyari lagi.selesai kan ya." Balasnya membalikkan ucapan Raffa tadi .



   
                               































Assalamualaikum man teman semuanya, semoga suka ya sama part ini.

Yo jangan lupa vote, komen,dan share cerita ini biar author nya semangat nulis dan makin banyak pembaca Darrel ini.

See you

  
   



    

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang