bagian #22

1.9K 57 0
                                    

Budayakan vote setelah membaca
______________________________________




Di hari Minggu kali ini Darrel menuruti keinginan bumilnya untuk berjalan santai seraya menghirup udara segar pagi.tidak jauh hanya mengelilingi kompleks saja.

Keduanya menghentikan langkahnya saat Kiara ingin memakan bubur yang ada disana.

"Mang pesen dua ya,satu pedes satu enggak."ujarnya.

"Satu aja mang."sahut Kiara dengan cepat.

Darrel mengerutkan keningnya kenapa jadi satu kan ia juga pengen, pikirnya.

"Aku pengen makan berdua sama kamu jadi satu aja ya."ujarnya seraya menunjukan ekspresi menggemaskannya itu.

Lelaki itu menghela nafasnya pelan. "Dua aja mang tapi disatu mangkok aja, gausah pedes."ujarnya yang langsung diangguki oleh penjualannya.

"Sayang."panggilnya membuat Darrel yang sedang bermain ponsel mun mendonkan kepalanya beralih menatap istrinya.

"Nanti nanti kalo keluar rumah jangan pakai celana selutut kayak gini ya."pintanya.

"Emang kenapa,orang bagus."balasnya.

"Kamu kelihatan makin ganteng soalnya,aku juga gak terima orang orang liat betis kamu."gerutunya.sejak tadi Darrel selalu jadi pusat perhatian para perempuan dan ia tidak menyukai itu.

"Iya."

Tak lama pun bubur pesanan mereka jadi juga,Kiara yang tidak mau makan sendiri pun akhirnya membuat Darrel juga harus menyuapi bumil yang sedang dalam mode manja dan cemburu itu.

Diwaktu yang sama ada dua orang perempuan remaja yang juga membeli bubur itu,yang membuat Kiara tidak menyukainya adalah ketika perempuan itu melirik lirik suaminya dengan secara terang terangan.

"Maaf ya mba,suami saya bukan tontonan yang harus kalian liat."ujarnya dengan nada kesalnya.

"Pelit banget mba nya."sahut perempuan itu.

"Haruslah,udah sana liat kearah lain aja."omelnya membuat kedua gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

Darrel tersenyum nyaris tak terlihat saat mendengar istrinya yang marah marah seperti itu.

Selesai memakan buburnya Darrel langsung membayar bubur itu lalu kembali melanjutkan berjalan paginya.

"Langsung pulang aja ya,udah cukup jalan paginya."saran Darrel.

"Iya,udah cape aku hhe."balasnya.

"Oh iya,aku baru ingat kalo kebutuhan dapur udah abis, nanti anterin belanja ya."lanjutnya.

"Hm."balasnya.

_

Kiara sibuk memilih sayuran dan beberapa makanan lain yang sudah habis.Darrel hanya mengikutinya saja sesekali ia menjawab jika wanita itu meminta persetujuannya.

Selesai mengambil semua keperluan kini ia beralih mencari kebutuhan lainnya seperti keperluan mandi.

"Kamu ganti shampoo yang ini ya,ini lebih wangi."ujarnya.

"Iya."

"Jangan lupa susu hamilnya sayang."ujar Darrel mengingatkan.wanita itu mengangguk ia sampai lupa dengan hal yang sangat penting itu.

"Lho kiara."ujarnya seseorang yang baru saja menghampiri keduanya.

"Andra, belanja juga?"tanyanya.

"Iya,eum btw lo kenal pak Darrel?"tanyanya yang merasa sedikit heran disaat melihat Kiara bersama mantan rekan kerjanya itu.

"Eum ini_"

"Saya suaminya Ara."ujar Darrel mendahului istrinya yang hendak berbicara.

"Ko bisa,kapan nikahnya Ra?"herannya karena ia tidak merasa dapat undangan pernikahan dari teman lamanya itu.

"Tiga tahun lalu,dan emang gak ngundang banyak orang juga."jelasnya.

"Sayang udah semua kan ya?kita pulang."ujarnya pada sang istri.

" tapi_"

"Gada penolakan,inget kan gak boleh kecapean kasian babynya."ujarnya seraya menyentuh perut istrinya itu.

"Lagi hamil Ra?"tanya Andra.

"Iya, istri saya sedang hamil anak pertama kami."ujarnya sedikit ketus.

"Eum kalo gitu kita duluan ya pak Andra."lanjutnya seraya mengajak istrinya pergi dari hadapan Andra.

Sedangkan Andra menatap sendu kepergian kedua orang itu. "Ternyata gue telat."gumamnya.

Andra memang pernah menyukai Kiara tanpa diketahui siapapun saat sekolah dulu dan sekarang disaat ia hendak memperjuangkannya ternyata sudah sangat terlambat karena perempuan yang ia suka sudah menjadi istri orang bahkan calon ibu dari anak hasil pernikahannya dengan suaminya itu.

Berbeda dengan Andra beda lagi dengan Kiara yang setelah selesai berlanja terus mempertanyakan sikap Darrel tadi.

"Kamu ada masalah apasi sama Andra?ko aku liat kayak gak suka gitu?"tanyanya.

Darrel hanya diam tanpa mau menjawab apapun itu.

"Jawab ih."ujarnya lagi karena tak kunjung dapat jawaban.

"Dia suka sama kamu."jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

"Ih ya gak mungkinlah,orang kita udah sepakat buat temenan doang."ujarnya.dulu keduanya memang pernah sepakat untuk berteman tanpa ada suka sukaan.

"Emang Rea suka drakor? emng Rea cengeng dan manja?"tanyanya.

"Ya enggak si,itu mah aku.tapikan bukan berarti Andra suka sama aku."ujarnya yang masih tidak percaya jika Andra menyukainya.

"Dia bilang sama aku kalo dia suka sama temen deket SMA nya dan cewek itu suka Drakor, cengeng juga manja.dan kamu juga bilang selain sama kamu dan Rea gada lagi temen cewek yang deket sama Andra.jadi kesimpulannya dia suka sama kamu."ujarnya.

"Lagipula seperti yang kamu bilang tidak ada perteman yang murni antara cewek dan cowok karena salah satunya pasti ada yang suka."lanjutnya.

Kiara terdiam memang si diantara semua temannya Andra memang hanya dekat dengan dirinya juga Rea,tapi rasanya sulit mempercayai jika Andra menyukainya dan bahkan Andra juga cerita ke Darrel.

"Mulai sekarang jaga jarak sama dia,kalo ketemu bicara seperlunya aja."peringatnya.

Kiara tersenyum melihat lelaki itu yang cemburu secara terang terangan itu. "Kamu takut kehilangan aku ya?"godanya dengan senyumnya itu.

"Gak tau."balasnya.

"Ih gengsinya gede, bilang aja kali kalo emang takut kehilangan gadis lucu kayak aku yakan yakan."ujarnya.

"Cih gadis apaan,udah bunting gitu masih ngaku gadis."cibirnya.

"Haha gemes banget si suami aku kalo lagi cemburu gini."ujarnya seraya mencubit pelan pipi lelaki itu.





DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang