bagian #10

2.4K 57 0
                                    


H
A
P
P
Y

R
A
D
I
N
G

"Darrel."panggil Ressa berkali kali karena lelaki itu tidak menyaut, menoleh atau menghentikan langkahnya.

"Darrel tunggu."ujarnya yg akhirnya bisa menghentikan langkah lelaki dengan berdiri dihadapannya.

"Minggir."ujarnya dengan nada dinginnya.

"Lo kenapa si rel,kenapa sekarang lo jauhin gue?"tanyanya karena merasa temannya itu menjauh darinya.

"Pikir sendiri."ketusnya.

Ressa terdiam lalu ia mengingat kesalahan nya pada malam itu"Oke gue minta maaf soal itu,tapi gak seharusnya lo jauhin gue kayak gini."ujarnya yg tak terima,masa cuma gara gara hal sepele seperti itu Darrel menjadi menjauhinya.

"Ini pasti gara gara cewek murahan itu kan makanya lo jadi gini Rel."

"Jaga ucapan lo."bentaknya.

"Emng bener kan cewek yang lo jadiin istri itu cewek murahan,udah tau lo gak suka tapi dia masih aja deketin lo,atau jangan jangan dia juga jebak lo biar lo bisa nikahin dia."

"Lo bilang istri gue cewek murahan?"tanyanya yg langsung diangguki Ressa.

Darrel tersenyum sinis kearah gadis itu. "Terus lo pikir yg lo lakuin tempo hari itu gak murahan?"tanyanya lagi membuat Ressa terdiam.

"Sebelum ngatain orang harusnya lo introspeksi diri."ujarnya.

"Darrel tapi_"

"Jangan pernah ganggu gue ataupun istri gue kalo lo masih mau hidup tenang."ujarnya sebelum ia pergi.pilihan untuk tidak berteman lagi dengan Ressa sepertinya memang jalan yg tepat,dan ia tidak akan membiarkan gadis itu bernafas lega jika masih berani mengganggunya.

__

Pukul sembilan malam Darrel baru tiba dirumahnya karena setelah pulang kuliah tadi ia langsung ke kantornya.

Ia sudah mengabarinya siang tadi jika ia akan pulang malam itu sebabnya ia membawa kunci cadangan.

Darrel memasuki rumahnya setelah mengucapkan salam sebelumnya, niatnya ia ingin langsung ke kamar untuk membersihkan badan terlebih dahulu namun niatnya ia urungkan saat mendengar suara diarah dapur.

"Ra."panggilnya namun tidak ada sahutan apapun, membuatnya langsung berjalan kearah dapur,nmun saat disana ia tidak melihat Kiara yg ia lihat adalah seorang perempuan berhijab yang sedang membelakanginya.

"Maaf mba siapa?"tanyanya dengan ragu.tak lama pun perempuan itu membalikkan badannya.terlihat perempuan itu yg tersenyum kearahnya.

Perempuan itu jga berjalan mendekat dengannya lalu mengambil tangannya dan mencium punggung tangannya.

"Ara?"ujarnya yg masih tidak percaya melihat ini.

"Knpa?aneh ya?"tanyanya, karena melihat ekspresi suaminya yang hanya diam mematung melihatnya seperti ini.

"Cantik."pujinya seraya menampilkan senyumnya walaupun hanya sedikit.

Mendengar itu membuat Kiara tersenyum,lebih tepatnya salting karena biasanya Darrel tidak pernah mengatakan dirinya cantik.

"Makasih."

"Kerudungnya yg cantik."koreksi Darrel membuat Ara mendengus dan memukul lengan suaminya itu.

"Abis dari pengajian mana?"tanyanya membuat kiara mengerutkan keningnya.

"Enggak dari mana mana,Ara emng mau hijban, boleh kan Arrel?"tanyanya meminta izin.

"Gue gak ngelarang kalo lo emng mau hijab,tapi Ra apa lo yakin dengan keputusan lo ini?"tanyanya, karena ia tidak mau wanita itu melakukannya semata mata hanya untuk menyenangkan dirinya dan membuatnya menderita dengan keputusan ini.bukan apa apa tapi yang ia tau Kiara mudah gerah orangnya.

Kiara menggenggam tangan lelaki itu. "Ara yakin."

"Gue cuma gak mau lo lepas hijab suatu hari nanti kalo dari awal emng lo hijab bukan berasal dari hati lo."

"Ara udah pikirin ini baik baik dan ini semua Ara lakuin emng karena Ara ingin,bukan karena paksaan atau semata mata karena ingin menjadi wanita idaman Arrel,dan insyaallah Ara gak akan lepas hijab apapun yg terjadi kedepannya."ujarnya.ia tahu kekwatiran Arrel itu bukan tanpa alesan,lelaki itu cuma tidak ingin dirinya seperti kebanyakan orang yg akhirnya melepas hijabnya karena permasalahan pribadi atau hal semacam nya.

Darrel tersenyum lalu memeluk istrinya itu dan sesekali ia mengusap kepala istrinya itu yg kini sudah menggunakan hijab itu.

"Gue seneng Ra,gue bahagia dan gue harap lo tetap istiqamah."ujarnya seraya mengecup kepala istrinya berkali kali.

Kiara melepaskan pelukannya lalu menatap suaminya itu.
"Ara jga ingin bisa jadi penghafal Al-Quran seperti Arrel, tolong bantu Ara ya."ujarnya.

Darrel mengangguk mengiyakan,ia melihat Kiara mau berhijab tanpa ada paksaan dari siapapun saja sudah senang apalagi mendengar perempuan itu yg jga mau menjadi penghafal Al-Quran.

"Arrel bisa bacain salah satu hadits buat Ara?"tanyanya.

"Tentang."

"Kewajiban seorang wanita untuk berhijab."ujarnya,ia memang pernah mendengarnya dari ustadz hanya saja ia ingin mendengar nya langsung dari suaminya itu.

Darrel mengangguk. "Dalam surah an Nur ayat 31 menjelaskan


وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
















Assalamualaikum man teman maaf baru bisa up dan author harap kalian menyukai nya

See you

DARREl AlFATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang