Diperjalanan menuju titik tempat Jihan berada, Arka berkendara secara gila-gilaan. Cowok itu dilanda amarah serta cemas bercampur aduk ulah gadis yang akan bertunangan malam ini juga dengan nya.
Itu pun, jika tidak terlambat.
“Gak! Jika gue telat malam ini, gue seret lo ke KUA malam ini juga!” gumam Arka. Cowok yang sudah mengetatkan rahangnya itu menggeram marah lantas membuka kaca helmnya dan langsung menancap gas guna menambah kecepatan motor yang dikendarai.
Tidak sabar untuk memberi pelajaran pada gadisnya. Jihan ternyata menganggapnya mudah bahkan tidak ada takut-takutnya sama sekali dengan Arka.
Terbukti saat pulang sekolah gadis itu malah kabur darinya.
Kali ini tidak akan Arka biarkan Jihan bisa kabur lagi.
Cowok itu akan menunjukan taringnya. Tunggu pembalasan gue!
***
Sreeeet!
Suara decitan ban mobil yang direm mendadak terdengar nyaring. Secara spontan kepala gadis yang sedang mengendarai mobilnya itu terbentur stir mobil.
Jihan mengaduh kesakitan. Ia meringis sambil susah payah meraih ponselnya terlempar hingga jatuh dibawah jok mobil.
“Shh, sial! Sakit banget lagi.” Jihan kesal karena hari ini benar-benar buruk baginya. Tubuhnya penuh rasa sakit saat pas dimalam penting ini.
“Perasaan tadi ada cewek deh,” ujar Jihan, takut-takut. Ia tidak salah barusan menyerempet seseorang yang sedang berdiri ditengah jalan.
Jihan meraih ponselnya lalu keluar mobil perlahan. Jantungnya berdetak dengan cepat hingga keringat dingin membasahi kedua telapak tangan serta pelipisnya.
Gadis itu menjerit kala melihat seseorang tergeletak sambil memegangi perutnya. Posisi gadis itu pas didepan mobil Jihan. “Akh, Astaga!? beneran nabrak orang?! Aduhh sial, sial, sial. Eh tapi d-dia...?”
Saat gadis yang sedang dilanda keterkejutan itu sibuk mengutak-atik ponselnya, Jihan menatap orang yang ia tabrak barusan dan ternyata dirinya kenal orang itu.
Jihan kembali menutup mulut tidak percaya atas pengelihatannya lantas mendekat pada sosok itu kemudian memeriksa pernapasannya. “I-ini gadis yang dibully itu. Untung gak ada luka, dia pingsan tapi aku gak tahu harus gimana?”
Hanya satu nama yang ada di kepala Jihan saat ini.
Arka Maven.
Setelah mengetik nama cowok itu di kontak Jihan langsung menghubunginya sambil terus menatap korban yang ia tabrak ternyata seorang gadis yang baru-baru ini Jihan kenal.
Tapi belum sempat kenalan hanya saja masih ingat wajah pucat itu karena saat Jihan menolongnya dia pergi begitu saja meninggalkan Jihan di toilet sekolah bersama para kakak kelas badut itu.
Dan dengan sialnya lagi, Arka tidak bisa dihubungi sama sekali. Beberapa kali ditelpon tetapi tidak diangkat?
Apakah Arka sedang marah?
Cowok itu sedang mempersiapkan acara.. benar-benar acara pernikahan?!
WTF! Jika benar itu terjadi Jihan benar-benar akan membatalkan perjanjian itu dengan Arka!
Disaat Jihan sibuk dengan pikiran runyamnya gadis itu memutuskan untuk mengangkat tubuh gadis yang ia tabrak barusan dengan susah payah. Walaupun gagal Jihan mencoba berulang kali melakukannya tapi belum sempat berdiri dari jongkoknya pandangan Jihan teralihkan dengan suara motor didepan sana.
Lampu motor sialannya menyoroti wajah Jihan karena membuatnya silau. Sepertinya sang pengendara punya dendam pribadi dengannya.
“Woy! Silau tau! cepet matiin kalau mau bantu! Jangan diem aja disitu!” Teriak Jihan. Saat ini kondisinya terlihat seperti penjahat yang sudah membunuh seseorang dan korban siap dibawa pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] AKHIR YANG TAK SAMA
RandomSetelah perceraiannya terjadi, Jihanara Cilyn merasa jika hal yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Menandatangani surat cerai dengan impulsif. Saat semuanya benar-benar berakhir, perempuan itu tersadar, harusnya ia mencari tahu segalanya terle...