[41]

2.3K 103 0
                                    


AYTS ini berjalan apa adanya jika ada yang bingung karena emang bacanya dilompat² it's okay.

Emang masih banyak kurangnya. Dan aku jga gak maksa buat vote apalagi buat suruh baca. Aku jga gk kotori wall org dengan promo cerita ini. Jadi sebenarnya AYTS ini ngalir gitu aja...

Untuk kamu yang bingung sama cerita ini mohon maaf. Jika aku jadi kamu, cukup tutup halaman ini dan cari cerita terbaik versi kamu sendiri di wattpad karena masih banyak cerita serunya tentu saja, dan untuk pembaca yang memahami apa yang ku tulis saya sangat berterimakasih dan jg beberapa yg udh kasih vote aku anggap sebagai rasa semangat terhadap lapak ini sekian,-









“Gue sakit, kak Raega,” keluh Agatha. Dengan wajah memelas penuh penyesalan. Membawa dirinya pada sang kakak yang masih berdiri tegap disamping bangsal UKS. Menatapnya dingin.

Cowok itu mendekat perlahan siap akan sesuatu. Dengan alis menukik tajam, tangannya segera mencengkram dagu Agatha hingga gadis rapuh itu mendongak.

Cengkraman Raega bukan main-main. Sangat kasar, dan tak kenal ampun.

Seolah tidak berperasaan, wajah tampannya yang terlihat menyeramkan kala terdiam memandangi seperti apa wajah adiknya itu tersiksa dengan tingkah kecilnya.

Terpaksa menatap langit-langit ruangan UKS dengan kedua manik sudah berkaca-kaca. Helaan nafasnya tercekat tapi Agatha memaksa berbicara.

“l-lo m-mulai ka-sar lag-i k-kak..”

“Otak lo emang sakit dari dulu,” desisnya tajam. Tepat dihadapan wajah Agatha yang terlihat ketakutan.

“Fi-sik g-gue sakit sa-at ini, tapi lo mas-ih perlakuk-an gue dengan sa-ma.”

Raega terkekeh sejenak.

“Lo pikir siapa diri lo, hah?” tanya Raega. “Lo sama nyokap lo itu, hanya orang asing yang datang dalam kehidupan keluarga gue setelah itu lo dengan beraninya ikut campur yang urusan gue tanpa gue tau, ingat Agatha, tanpa perintah gue lo gak bisa lakuin apa-apa. Bahkan nyokap lo sendiri angkat tangan soal lo.”

Reaga membuat Agatha terpojok. Punggung Agatha sudah terbentur kursi dibelakangnya. Tanpa melihat kedua tangan Agatha yang susah payah menahan tubuhnya agar tidak terjatuh, gadis itu tak sengaja menyenggol kursi tersebut. Menimbulkan suara derit kursi yang mampu memecah atmosfer seram dari ketegangan yang mereka berdua buat.

“Apa yang lo rencanakan Agatha, hm?” Agatha menggeleng keras. Menahan tangis. “Lo pikir dengan lo bebas sentuh gue lo berhak ikut campur?! Jawab sialan!” dengus Raega seraya menghempaskan dagu Agatha kasar. Membuatnya langsung menoleh kesamping dengan luka di hatinya.

Gadis itu tidak melawan karena memang tidak ingin. Ia tahu kakaknya hanya ingin melampiaskan amarah padanya saja. Agatha tidak masalah, terkadang .. gadis itu juga menikmati rasa sakit.

Yang Raega berikan untuknya. Hanya untuknya.

“Lo suka sama Jihan?” Vocal rendah Agatha terdengar bergetar tanpa melihat Raega.

Hening.

Jawaban yang Raega butuhkan terganti dengan pertanyaan yang tidak seharusnya adik tirinya itu katakan. Raega emosi saat ini.

Ingin memukul wajah cantik itu jika saja dirinya tidak sedang disekolah.

“JAWAB!”

“Gue rasa bukan urusan lo, mau gue suka sama siapapun.” Kedua kakinya perlahan mengikis jarak. Meski sang adik menjauh, tangannya berhasil meraih pipi Agatha kembali.

 [END] AKHIR YANG TAK SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang