“Lepaskan saya! Dan buka pintunya bedebah sialan!! Jika tidak saya akan lapor polisi saat ini juga!” Pria itu merutuki dirinya ketika berhasil merogoh setiap saku kemeja serta saku celananya. Ponselnya tiba-tiba tidak ada.
Dito menggedor-gedor pintu mobil yang sudah terkunci. Menatap tiga orang; satunya disamping kemudi, orang itu suruhan Arka sama terjebaknya karena saat ini mulutnya disumpal kain oleh dua orang dibelakangnya, satunya lagi di belakang Dito sudah menekan-nekan tombol.
Itu adalah timer yang terpasang pada benda bentuk sebuah gumpalan rakitan yang diselimuti lakban hitam. Suara tiap detiknya memecah keheningan.
"ITU BOM!" Seru orang suruhan Arka berhasil meloloskan diri.
Ketika orang suruhan Arka lainnya dibelakang akan kabur, naasnya mereka juga panik saat ternyata sama-sama terkunci dan tidak bisa dibuka. Para penjahat itu juga berusaha menggedor pintu belakang mobil dengan sekuat tenaga. Dia orang itu juga terjebak.
“Tamatlah riwayat kita,” ucap salah satunya dengan lemas. Mukanya sudah pucat pasi.
Mereka berteriak didalam sana dan tidak peduli lagi siapa musuh atau bukan untuk memulai pertengkaran. Saat ini, suara tiap detik dari bom yang sudah terpasang terdengar mengerikan.
Masing-masing sibuk memecahkan kaca pintu mobil namun sayang, mobil itu anti peluru sehingga tidak mudah dipecahkan Dito melihat beberapa rekan suruhan Arka menghampiri mereka.
Mobilnya berhenti tepat didepan, dengan wajah pasrah Dito menutup mata sedangkan satu orang suruhan yang saat ini didalam mobil berisi bom itu bersamanya terus berteriak pada rekan-rekannya untuk 'jangan mendekat dan pergilah, dari sini!' susah payah namun tetap tidak didengar.
Sesuai firasat dan dugaannya, mereka tidak ada harapan lagi.
Dito mengucap doa tak lama mobil itu meledak begitu dahsyatnya sampai satu mobil didepan dan dibelakangnya kena.
Beberapa yang berhasil lolos melarikan diri dengan keadaan luka-luka.
DUARR!!!
DUAR!DUAR...
Api besar melahap ketiga kendaraan itu. Salah satu kamera dashboard yang sudah terlempar sebelumnya merekam detik-detik kejadian menegangkan tersebut.
Hanya sekitar tiga puluh menitan kurang lebih sampai akhirnya cuaca yang berubah tiba-tiba gerimis pun, menjadikan malam itu penuh misteri yang mencekam.
Jihan menjerit tertahan, nafasnya memburu dengan wajah ketakutan. Ia memegangi dadanya saat video itu berhenti saat api besar berkobar melawan gerimis kecil dimalam tragis itu.
Rekaman ini akan menjadi bentuk trauma terburuknya dalam kehidupan ini. Seketika Jihan menginginkan dirinya lenyap saat ini juga.
“Hiks... Papa..”
Jihan menyentuh layar laptopnya dengan air mata mengucur. Gadis itu menghapusnya kemudian menutup layar laptop dengan cepat.
Menjauhkan benda itu darinya. Duduk termenung di tempat tidur. Menetralisir perasaanya begitu juga Arka mengirimnya pesan.
Malaikat maut👻:
Tidur atau gue tidurin?Arka selalu tahu apapun yang dilakukannya.
Malaikat maut👻:
Jngn lupa matikn lampu rmh, Jihan.Ia buru-buru membuka jendela kamar. Disitu mobil Arka seperti biasa mengawasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] AKHIR YANG TAK SAMA
RandomSetelah perceraiannya terjadi, Jihanara Cilyn merasa jika hal yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Menandatangani surat cerai dengan impulsif. Saat semuanya benar-benar berakhir, perempuan itu tersadar, harusnya ia mencari tahu segalanya terle...