[46]

1.5K 84 2
                                    

“CEPAT KATAKAN APA YANG TERJADI?! MENGAPA JASAD SUAMIKU TIDAK BISA DI OTOPSI! KENAPA?”

“Maaf Bu, saat ini polisi sudah mengarahkan yang tebaik dan Beliau,” Kepala tim polisi unit time golden melirik seorang pria disampingnya. “Pak Adi selaku saksi mata sekaligus korban yang berhasil selamat akan menceritakan lebih detail. Kami sudah menutup kasus saat ini atas permintaan pak Adi sendiri. Tapi Tenang saja, dalam genggaman saya, kasus ini akan tetap berjalan diam-diam, kalo begitu saya permisi.” pihak badan kepolisian mulai sibuk mengatasi pekerjaan mereka untuk mencari jejak pelaku serta orang-orang yang menyabotase suatu cabang perusahaan yang cukup terkenal.

Adi meminta agar kasus tersebut jangan sampai tercium oleh media apapun. Lorong rumah sakit itu mulai ramai.

Mama Jihan menatap lemas jasad suaminya yang hangus. Bahkan wajahnya tidak dapat dikenali lagi, selain barang-barang yang tertinggal, sedangkan DNA dan berang bukti berupa ponsel dan dompet, berisi foto yang tersisa tanpa terbakar seluruhnya. Hanya bagian sisinya saja sedikit tehangus.

Foto tersebut memperlihatkan Jihan yang saat itu masih berusia lima bulan dalam gendongan mama Jihan dan disampingnya Dito tersenyum hangat. Layaknya foto keluarga bahagia seperti biasanya.

Mama Jihan meraih foto tersebut dengan tangan bergetar. Memeluk lembaran itu yang sudah hangus pinggirannya namun tidak sedikit pun api melahap visual gambar dari salah satunya.

“Hanya itu yang tersisa Maya, sebagai permintaan maaf saya, kamu bebas melakukan apapun. Aku siap bersalah jika itu bisa mewakili amarah mu.” Dengan pelan Adi menjelaskan.

Inti dari kejadian itu sebenarnya adalah dirinya. Harusnya Adi yang mereka bunuh. Bukan sahabatnya.

“Kamu punya musuh?” tanya Maya parau. Wajahnya sembab. Tubuhnya tak mampu menopang lebih lama hingga akhirnya memilih duduk di kursi.

“Iya, Maya. Saya menyesal menyuruh Dito untuk pergi ke mobil saya. Bahkan, saya melarang dia untuk ikut dengan ku ke atas gedung. Aku kira situasinya sudah benar-benar aman karena beberapa anak buah saya yang di pegang Arka terarah kan, dengan benar. Mereka datang tepat waktu tapi saya lupa. Kegagalan berulang kali pasti akan berhasil suatu saat. Walaupun hanya sekali.” Ya, pelaku itu berhasil membunuh tetapi sayang bukan dirinya. Berkali-kali mencoba melenyapkan Adi tapi sayangnya Tuhan berkehendak lain, Dan hal ini pasti tidak akan berhenti sampai disini saja.

“Apa masih ada hubungannya dengan masa lalu mu Adi? Dan juga, aku tidak menaruh dendam padamu. Aku takut Dito kecewa jika menaruh dendam dan menjadikan kamu penjahat sesungguhnya. Itu tidak akan menjadikan ku hidup tenang.” Maya mengusap seluruh wajahnya dengan lapang. Wanita itu menguatkan diri atas apa yang menimpa suaminya. “Setidaknya Dito pergi menyelamatkan mu. Salah satu dari kalian selamat. Itu sudah cukup.”

Pundak Adi terasa memberat begitu berulang kali Maya bergumam. Menyemangati dirinya dan berdoa agar almarhum suaminya tahu dia bukan wanita yang lemah.

Sekali lagi, Maya menyayangkan kematian Dito yang cukup tragis bersama lima orang anak buah Adi yang terbakar karena ledakan mobil.

“Aku akan menjaga Jihan dengan baik, mas. Maaf kamu belum bisa menemani Jihan di pernikahannya kelak tapi aku merasakan kehadiran mu disana, kita semua menyayangimu.”

Adi ikut berdoa dalam hati. Masalah terberat yang dialami bertahun-tahun dalam rumah tangganya. Di teror oleh sosok tak dikenal dengan meminta nyawanya untuk menebus kematian seseorang. Dan hal rumit lain yang harus dihadapi Arka juga. Putra nya tahu.

Arka itu peka apalagi saat ini dia terus selalu berada disamping gadisnya. Walaupun Jihan belum mengatakan sepatah kata pun, sejak dari rumahnya sampai di rumah sakit.

 [END] AKHIR YANG TAK SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang