Raega dengan tangan mengepal membuang muka saat Gerald terus memandanginya dengan wajah gilanya. Tapi cukup saran yang bagus. Lebih cepat lebih baik juga.
“Tapi aku tidak yakin, aku dengar mereka hanya pura-pura pacaran saja meski sudah bertunangan.” Sedikit informasi yang Reaga dapat dari orang yang ia bayar untuk menjadi penguntit Jihan dan Arka. Saat ini dia sudah memecatnya demi keamanan. Mungkin Raega akan mencari orang bayaran yang lebih profesional lagi meski harus merogoh kocek uangnya. Itu tidak masalah, dia anak tunggal sebelum Agatha datang ke kehidupannya.
Pewaris selanjutnya tentu saja dia. Justru keberadaan Agatha sedikit menghiburnya.
Raega mengangguk-anggukan kepalanya. Tatapannya tajam diiringi suaranya mendesis, “sekali lagi paman bilang Agatha jalang, ku pastikan lidah itu sudah tergeletak di tanganmu sendiri.”
“Baiklah, keponakanku tercinta.”
Raega melenggang pergi dengan langkah lebar. Menutup pintu rahasia dibalik tembok berisi rak perpustakaan. Pintu besi itu menimbulkan bunyi menggema dari dalam rubanah.
Ekspresi Gerald langsung mendatar. Kakinya menendang sofa singel yang Reaga duduki sebelumnya
“Sialan!” Umpat pria paruh baya itu. “Bocah itu benar-benar membuatku terintimidasi.”
Saat ini Gerald hanya perlu sabar dan menikmati drama mereka. Dia memegang semua kejahatan yang ia rencanakan.
Hanya untuk sesuatu bersifat duniawi dan balas dendamnya.
Walaupun sudah berhasil mendapatkan data rahasia perusahan Adi tapi dia belum puas. Dia belum tenang melihat Adi hingga keturunannya hidup bahagia. Tidak bisa, setelah membuat Nisa mati sia-sia karena keegoisan mereka.
Nisa dikhianati oleh kedua sahabat sekaligus pria yang dia cintai.
“Tak apa, kau dulu tidak melirikku sama sekali bahkan aku rela kau menikah dengan kakakku sendiri agar bisa melihatmu dalam jangkauan dekat tapi aku salah. Walaupun aku seorang pemberontak dalam keluargaku sendiri, kau bahkan rela mengkhianati kakakku dengan masih berhubungan dengan sahabat mu, Adi. Sahabat yang kau cintai. Hubungan pertemanan kotor kalian membuat ku jadi semakin jahat, bahkan dihadapan keponakanku sendiri, anak mu Nisa.”
Gerald menatap satu foto gadis cantik berambut panjang dengan pose elegan tertempel dipapan berisi semua rencana sederhananya.
“Dion bahkan kurang memperdulikan anak kalian. Sama seperti dulu, dia masih gila uang meski aku tahu hanya pekerjaan yang bisa menghalau pikirannya tentang hidupnya sendiri kau tahu,” Pria paru baya yang masih terlihat gagah itu mendudukkan bokongnya di sudut meja dengan posisi miring.
Menarik foto wanita cantik itu, kini dalam genggamannya. Kedua bola matanya berkaca lalu jarinya mengelus permukaan foto.
“Dion menikah lagi disaat Raega sudah remaja. Dia bodoh bukan, selain ayah yang buruk dia juga pria yang gagal. Dia menikahi seorang jalang antah berantah kemudian membawanya serta anak gadis wanita itu ke rumah kalian. Bahkan wanita itu tidur di ranjang mu. Aku sedih. Bahkan ketika kau sudah mati pun, mereka semua membuatku tidak tenang. Adi dan Dion melupakanmu. Seakan-akan mereka tidak melakukan kesalahan apapun padamu. Kau hidup hanya dalam bayangan mereka saja. Andaiii saja.. andai, saat itu kita bertemu sebelum aku menjadi laki-laki kotor. Pasti kau akan menerimaku bukan?” suara tawa terdengar renyah, kemudian Gerald meletakan kembali foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] AKHIR YANG TAK SAMA
RandomSetelah perceraiannya terjadi, Jihanara Cilyn merasa jika hal yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Menandatangani surat cerai dengan impulsif. Saat semuanya benar-benar berakhir, perempuan itu tersadar, harusnya ia mencari tahu segalanya terle...