[51]

1.4K 72 1
                                    

Hari esoknya berjalan seperti biasa. Langit yang cerah didampingi sang surya. Secerah senyuman Agatha merekah lebar begitu Jihan berjalan disampingnya beriringan. Rasanya bahagia. Seperti awal-awal pertemanan mereka.

“Oh, ya. Kamu udah kerjain pr fisika belum, Ji?”

“Sudah.”

Agatha mengangguk. Kepalanya kembali ke depan. Sebentar lagi memasuki lorong kelas mereka. Diliriknya Jihan kembali. Gadis cantik itu memakai bando hitam serta rambut pendeknya berwarna coklat pirang.

“Kamu warnai rambut?”

“Iya, kenapa? Jelek ya, gak cocok sama aku. Ya udah, nanti aku ganti lag-”

“Bagus kok. Kamu ... Kelihatan berbeda.”

Agatha merasakan Jihan seperti kembali saat pertama kali mereka bertemu. Jihan saat itu murid baru yang cukup mendapat atensi lebih dari para siswa dan siswi. Mereka tertarik pada Jihan karena kecantikannya.

Begitupun, Agatha dirinya juga mendekati Jihan dan ternyata siapa sangka, Jihan sangat polos dan mudah diajak bicara. Saat itulah, tidak ada yang tertarik lagi untuk mendekati temannya itu.

Jihan tidak sadar ada kejanggalan semenjak dirinya berteman dengan Agatha.

Benar. Agatha sudah dapat imej buruk saat pertama kali masuk SMA dan Jihan siswi pindahan yang tidak tau apa-apa. Beruntungnya dia agak bodoh dan polos. Meragukan gosip mengenai masa lalu Agatha.

Agatha tersenyum. Mengeratkan kedua pegangan tangannya pada tas sekolah.

“Tapi kamu gak apa-apa masuk hari ini, bukanya masih berduka ya? Maaf kemarin aku gak bisa-”

Jihan menaruh satu tangannya dibahu Agatha. “Udah ya, aku gak apa-apa.” Senyum palsunya tercipta lagi. Membuat Agatha terdiam.

Mereka berdua kembali berjalan tapi tiba-tiba seorang berteriak lantas menubruk mereka berdua.

Dia hadir ditengah-tengah Jihan dan Agatha. Kemudian merangkul keduanya.

“Jihan!”

BRUK!

Wajah Jihan dan Agatha menoleh ke arah sisi tengah mereka. Dia adalah Tiara dengan tampang tanpa dosa nyengir bak peri. Berbeda saat sebelum Legar mengangkatnya sebagai peliharaanya, pikir Agatha.

Sedangkan yang ada dibenak Jihan, dia pasrah saja. Ia terlanjur mengatakan jika dirinya berteman dengan gadis itu pada Anis lagipula ini permintaan mamanya.

“Hai, teman-teman dan ..” Tiara melirik Agatha tengil. “Mantan teman,” sapanya ceria sekali dengan tampang menyebalkan menurut Agatha saat ini mereka beradu pandang cukup dekat.

Dahi Jihan mengerut. Sudah ia duga, semua orang punya rahasia. Membuat kepala Jihan sakit seketika.

Ketika Jihan memijit pelipisnya  Agatha dan Tiara tengah saling perang saraf hingga akhirnya suara kerumunan terdengar. Membuat pandangan mereka terputus. Sepertinya ada berita yang menghebohkan saat ini. Para murid sedang mengerubungi mading sekolah.

“..ini lebih detail guys.”

“Semalam gue nonton videonya. Tapi tiba-tiba ngilang gak lama, ada yang backing ternyata.”

“Om-om simpanannya kali.. haha.”

“EH, ITU SI AGATHANYA!”

“MANA.. MANA..”

“BIBIT PEMBULLYAN UDH DARI KECIL BOSS! PARAH GAK BISA MAIN CANTIK. MALU-MALUIN!!”

“APA SIH, KALIAN?! MINGGIR SEMUA MINGGIR!!”

 [END] AKHIR YANG TAK SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang