Chapter 41

574 37 3
                                    

Haiii💜💜💜
Apakabar??Moga baik-baik ajaa yah!
Hudzaifah comeback nihh!!
Typo bertebaran
HAPPY READING SWEETHEART 🤍

______________

Tugasku sudah selesai, pelangimu telah tiba. Tapi ingat, payunglah yang menemanimu dikala hujan.
~Syalifah elnara~

________________

Keesokannya, hukma berjalan melintasi koridor rumah sakit. Ia melangkah dengan kecepatan santai, dengan totebag ditangannya.

Lalu ia mencari ruangan seseorang yang ingin ia kunjungi, dan dapatlah ruangan tersebut. Ia perlahan membuka pintu dan tak lupa mengucapkan salam.

Salamnya dibalas oleh orang-orang didalam ruangan tersebut, hukma memberikan totebag dengan isinya itu.

"Cepet sembuh ya, gus zai." Ujar hukma.

Ya! Zai kini sedang drop, ia kurang sehat dikarenakan banyak jadwal acara yang mengundangnya.

Zai tersenyum mendengar ucapan sang adik, umi membuka totebag yang diberikan oleh hukma. Yang isinya adalah buah buahan yang dibeli hukma.

"Huk, kamu sudah kabarin zidan sama yang lainnya?" Tanya umi.

"Sudah umi, katanya nungguin selesai kelas kuliahnya. Kalau gak sore ini berarti malam baru bisa kesini." Jawab hukma menyampaikan.

Umi hanya mengangguk pelan, Zai yang sedari tadi mendengarkan umi dan adiknya berkomunikasi itu pun menyahut singkat.

"Zidan sama yang lainnya?" Tanya nya.

"Iya kak, tapi tadi hukma juga kabarin kak zahra sama kak el sih." Balas hukma sarkas.

Namun zai tak menanggapi balasan hukma, ia hanya menatap semangkuk bubur di pinggir ranjang kasur itu.

Umi yang tersadar bahwa anaknya menatap bubur tersebut lalu bertanya "zai mau makan?"

Zai beralih menatap umi "Mau, tapi pengennya nasi goreng."

"Apaan sih kak, itu loh kakak lagi sakit. Belum boleh makan nasi goreng!" Sahut hukma melarang.

Zai merengek hendak memakan nasi goreng, namun apalahh daya ia sedang sakit.

*****

Malamnya, zidan, ridho, Baihaqi berniat untuk menjenguk zai dirumah sakit. Mereka sangat sedih sang sahabat drop karena lelah.

"Zai, cepet sembuh dong!" Ujar ridho.

Diruangan itu hanya ada mereka, umi dan hukma menitipkan zai sesaat. Karena umi dan hukma pulang ke rumah untuk membersihkan diri.

"Do'a in makanya, biar aku cepat sembuh." Balas zai bersuara tak lagi nyaring.

"Kita mahh udah do'a in dari tadi." Ucap ridho.

"Terimakasih, kalian semua udah ada disini. Temani aku and do'ain aku agar lekas sembuh, alhamdulillah aku beruntung punya teman seperti kalian." Ujar zai tersenyum manis meski kini ia kurang sehat.

"Terimakasih balik zai, kita juga beruntung banget punya teman sepertimu." Balas zidan dan diikuti anggukan oleh Baihaqi dan ridho.

"Huwaaaa, jangan sad dong. Kan saya jadi mewekk!"Pinta Baihaqi sok galau.

"Siapa yang sad, bai kita cuman saling melengkapi and mengerti keadaan, so gini." Jawab zidan.

Ridho beralih menggapai ponsel zai yang berada diatas sofa, ia berizin terlebih dahulu kepada zai. Ridho menggeser geser layar handphone itu secara perlahan, lalu membuka sosial media.

Saat zai dan lainnya lengah berbicara, ridho diam diam Menjepret kan foto saat zai berbaring. Setelah dapat ia mengirim foto tersebut di sosial media miliknya.

Selepas diposting, banyak followers zai yang tampak khawatir dan mengomen saat itu.

"Hei, dho ngapain?" Tanya Baihaqi yang mengejutkan ridho.

Ridho terdiam sejenak lalu menjawab "E-nggak, gakpapa."

Disisi lain, terlihat seorang perempuan dengan pakaian tak sopan berjalan menuju kedalam cafe. Dengan senyuman elegan nya yang nampak banyak orang terpikat.

"hi everyone, i'm coming. been waiting a long time?"Ucapnya bertanya.

"Ya, lumayan." Jawab salah satu temannya.

"Tha, lo serius nih dah ganti gaya lagi?" Tanya lagi salah satu temannya yang lain.

Jovitha mengangguk "Why, gak percaya?" Tanya balik jovitha memastikan.

"Percaya sih,but lo kan waktu itu sempet pondok kan." Jawab jihan.

"Ck, gue kan pondok karena izar pindah kesana. So, gue ikut." Balas jovitha.

Setelah itu, jovitha mulai memainkan ponselnya. Ia membuka sosial medianya, dan alisnya tampak mengerut.

"Kenapa, tha?" Tanya lagi Zora.

"Gue liat story zai, dia dirumah sakit." Jawab jovitha yang masih saja menatap foto itu.

Zora hanya ber oh saja, dan jihan kembali menyahut "Gus zai yang ganteng itu?"

Jovitha beralih menatap jihan dan menyipitkan mata "Apaan sih, Ganteng-ganteng mulu."

"Kan gus zai emang ganteng, tha."

"Kalau bisa nih ya, mending gue pacaran aja sama gus zai!" Ujar zora menghalu.

"Pacaran pacaran, enak banget lo bilang pacaran. Kan dia gus, masa pacaran sih. Anak santri mana ada yang mau pacaran." Celetuk jovitha.

"Lah, lo kan pacaran?!" Balas jihan dan zora bersamaan.

"G-gue mah kan.. Eh- gaktau deh!" Ucap jovitha bertele-tele tak jelas.

"Noh, lo gak bisa jawab kan." Ujar jihan meledek.

Saat itu juga ada seorang lelaki melangkah dicafe tersebut, dengan pakaian cool nya yang membuat banyak wanita menatapnya.

Lelaki tersebut tak sendiri, namun bersama dengan temannya. Tatapan elang, dan wajah datarnya siapa saja yang menatapnya seperti terjun dalam lembah.

"Cari tempat duduk yang bagus!" Titahnya kepada sang teman.

________________

Bersambung..

Hayolohhh, siapa sihh tuh cowoo?!
Aduhhh jadi gak sabarrr sama chapter selanjutnya!!

Staytune all dengan chapter selanjutny💜!

JANGAN LUPA FOLLOW AND VOTE CERITA HUDZAIFAH💜🫶🏻

RAMAIKAN JUGA SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMENTAR KALIAN!!

Rekomendasi cerita ini ke sosmed kalian, teman atau sahabat kalian semua🥺!

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM!

Kak zai

@Hudzask

Author

@elsntsri

HudzaifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang