Chapter 56. Alhamdulillah 💗

462 21 0
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb
Haiii temann temannnnnn
HUDZAIFAH UPDATE😋💗
Udah nggak sabarr ya?? Cusss markica!!

⚠TYPO BANYAK TAPI GAK NGARUH, KALAU NGARUH TANDAIN!

🎉HAPPY READING SWEETHEART LOPE 🎉

_________________


pada akhirnya takdir allah itu baik, walau terkadang butuh air mata untuk menerimanya
~Hudzaifah aslam mubarok~

___________________

Hari ini adalah hari Jum'at, zai sebagai seorang laki laki wajib mengikuti sholat jum'at. Jadi ia hari ini menjalankan rutinitas hari jumat yaitu sholat jumat.

Zai menjadi imam masjid pada jumat ini, zai sangatlah bersedia untuk menjadi imam banyak orang. Menurutnya menjadi imam memanglah bukan hal yang mudah, memimpin banyak orang untuk beribadah, jika sholatnya benar saat memimpin memanglah menjadi pahala yang sangat besar. Namun, ketika salah sedikit saja dalam hal menjadi imam, maka tanggungan dosanya juga banyak.

Setelah selesai sholat jumat, zai duduk diteras masjid sembari melihat orang-orang berkeluaran dari masjid untuk pulang atau melanjutkan perjalanan.

"Hey, bro!." Sapa seseorang dari belakang zai, ia pun menoleh melihat siapa yang menyapa dirinya.

"Maa syaa allah, izar!." Balas zai terkejut melihat keberadaan temannya yang sudah lama tak ia lihat.

Izar pun mulai menghampiri zai, lalu duduk disampingnya. "Gimana kabarnya?." Tanya izar

"Alhamdulillah, baik. Kalau kamu?." Balas zai

"Alhamdulillah, baik jugaa."

Hening..

"Aku dengar dengar, kamu udah nikah ya sama el?. " Tiba-tiba izar bertanya.

Lalu diangguki zai, "alhamdulilah iya, sekarang juga dia hamil yang nggak lama lagi melahirkan." Jawab zai dengan antusias.

"Widihhhh, mauu punya anak nih seorang gus!. Nanti kalau melahirkan kabarin lahh zai, aku mau lihat keponakan ku!." Seru izar.

Zai terkekeh melihat temannya itu sangat ingin melihat anaknya nanti, jangankan temannya, calon ayahnya saja sudah ingin salto saat kelahiran anaknya semakin mendekat.

Triningggg!!

Bunyi nada dering handphone zai berbunyi secara tiba tiba, zai sudah dari awal berfikir bahwa itu adalah istrinya-el.

Dan ternyata.. BUKAN.
Yang menelponnya adalah umanya sendiri, sangat sangat tumben uma nelpon dirinya? Adaapa?

"Zar, aku ngangkat telpon uma dulu ya?." Ujar zai dan langsung diangguki oleh izar.

Telpon on

"Assalamu'alaikum!." Ucap uma yang suaranya seperti tergesa-gesa.

"Waalaikumsalam uma, adaap-"

"El pendarahan! Sekarang uma bawa istrimu ke rumah sakit dwi mulia!."

HudzaifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang