Chapter 07. Diary.

1.1K 72 3
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb
Heyyooooo sweetheart😘
Gimanaa?? Udahh siapp bacaaa chapter ini?? Pasti siapp dongggg

VOTE DULU!

_____________________

Aku menyukai segala hal tentang langit, seperti hal nya aku menyukai semua hal tentangmu.

~Hudzaifah aslam mubarok~

_____________________

23.45 wib.

Zai dan zidan sekarang hanya membaca buku, Ridho sedang berbaring saja, Baihaqi dan izar terus saja bernyanyi. Maybe, izar dan Baihaqi punya hobi menyanyi.

"El, itu cantik ya." Kata ridho tiba-tiba.

Lalu zai pun tiba-tiba tersedak mendengar ucapan ridho yang tiba-tiba memuji 'El', Zidan pun bergegas mengambil air putih untuk zai yang sedang tersedak itu.


"Nihh, zai minum cepet!." Titah zidan memberi segelas air putih.

Zai pun meminumnya,Lalu dihampiri dengan izar dan Baihaqi dengan dahi mengkerut.

"Kamu kenapa, zai?." Tanya Baihaqi heran

"Tersedak, bai." Jawab zai.

"Wehhh, sorry ya zai. " Maaf ridho ikut menghampiri.

Zai mengangguk lalu berkata," Iyaa gakpapa kok, dho."

"Tapi kok, Zai tersedak gara-gara ridho bilang el cantik?." Tanya zidan heran.

"Ehemmm." Deham izar lalu mengangkat alisnya sebelah.

"Cieeee, zai suka ya sama el?." Lanjut izar kepertanyaan.

"Iya, aku suka el. Tapi aku cuma menganguminya aja, Lagipun kita masih remaja kan. Belum waktunya dunia percintaan." Balas zai jujur, lalu terkekeh.

"Berarti, kalau kamu udah dewasa dengan el. Zai bakal nikah dong nih sama el yekan?." Tebak ridho.

"Iya kali. " Ceplos zai.

"Emmm, cieeeeeee." ucap Mereka kompak terhadap zai.

"Udahh ngapa,berisik.kasian yang tidur!." Balas zai sarkas.

"Dihh galak amat!."Ketus Ridho.

"Iya iya, maaf." Ucapp zai dengan tulus.

Zai pun beralih mengambil bukunya, Buku apa? Buku diary miliknya maybe. "Mau ngapain, zai?." Tanya Baihaqi.

"Mau nulis." Jawab zai.

Lalu zai mengambil pulpennya itu, dan menuliskan nya dibuku diarynya.

Aku menyukai malam, karna malam adalah waktu yang tepat untuk diriku mengirim pesan kepada allah swt melalui do'a.

Aku mengirim pesan pada-Nya, bahwa aku mencintai salah satu hambanya, dalam diam. Aku tau, yang halal untukku hanyalah do'a.

Akan terus kukirim do'a-do'a ku untuknya, Mencintainya adalah satu jengkal jalan untukku menuju perubahan agar menjadi lebih baik.

Aku tau, do'a-do'a ku sedang bertarung diatas sana, berlomba-lomba dengan do'a milik orang lain, yang mungkin dialah Lauhulmahfudzmu. Tetapi tak ada yang mustahil, akan terus kudo'akan sampai kalimat qobiltu diucapkan.

Jika suatu saat kau bukan jodohku, setidaknya kau adalah bukti ku kepada Allah swt bahwa aku pernah mencintaimu tanpa nafsu melainkan karena Allah swt.

Kata-kata itulah yang zai tuliskan dibuku diary miliknya itu, Sebelumnya. Zai sudah banyak menulis hal-hal lainnya.

Ridho sedikit mengintip zai yang sedang fokus menulis itu. Zai pun terengah lalu mencoba menghindari ridho agar tak terlihat olehnya.

"Dih, zai aku juga mau liat kali!." Komen Ridho.

"Ndak bolehhh, Ini buku privasi aku. Jadi hanya aku lah dengan Allah swt yang boleh ngeliat." Balas zai.

Ridho mengendus kesal lalu ia pergi meninggalkan temannya itu dan berbaring dikasur tempatnya."Astaghfirullah, gitu aja ngambek ridho-ridho!." Ujar zai geleng-geleng kepala. Dan kini tersisa Zai, zidan, Baihaqi, dan izar.

"Eh zai, Adek mu kok udah lama ya aku gak liat?." Tanya Baihaqi membuka topik baru

"Emang kenapa, kangen ya sama adekku?." Tanya balik zai sedikit mengejek.

"bukannya gitu,udah lama aja gak liat." Bela Baihaqi agar tidak salah paham.

"Dia ada, cuma jarang aja keliatan batang idung nya."  Jawab zai

"Berarti bisa ngilang dong." Sahut zidan tak masuk akal.

"1,2,3"

Plakk

Zai dan Baihaqi tepuk dahi.

"Loh kenapa kalian tepuk dahi, ada yang kelupaan?." Tanya zidan lagi.

"Zidan,Bukan gitu konsepnya ya syayhangggg!!." Jawab zai kewalahan menghadapi zidan itu.

"Hehhehehe." Cengir zidan.

"Zai, emang kamu punya adek?." Tanya izar tiba-tiba.

"Punya." Jawab zai.

"Emang kamu berapa saudara?." Tanya lagi izar.

"Lima, Aku anak pertama." Jawab  zai lagi.

"Oo, terus semuanya sekolah disini?." Tanyanya lagiiii

"Nggak, cuma aku sama anak yang kedua."

"Kal-"

"Shutttt, diemm jangan banyak ba-"ucap Baihaqi belum selesai.

"Jangan kata kot-"sahut zidan.

"Astaghfirullah, diem. Udah lah istirahat aja, berhenti ah begadangnya ngantuk mau bobo." Kata zai lalu pergi dan merebahkan tubuhnya kekasur tempatnya.Dan diikuti dengan mereka bertiga.

Sebelum tidur, zai sebenarnya harus berwudhu terlebih dahulu. Namun, ia sangat lupa dengan hal itu membuatnya harus bangkit lagi dan berjalan menuju keran yang ada di depan asrama.

Tak ada yang sadar dengan bangkit nya zai dari kasur, mungkin saja yang lain sudah terlelap. Disaat zai sudah didepan Asrama, ia segera membuka keran air disana lalu melakukan wudhunya.
Sesudah wudhu, ia melihat sekitar pondok sejenak dari asrama itu. "Aman." Ucap nya.

Lalu zai kembali kedalam asrama dan tidur diatas kasurnya. Sebelumnya, zai harus berdo'a terlebih dahulu sebelum tidur.

___________________

Bersambung..

Hamasah  sayangnya author buat bacanya!!💕
Lopyuu banyak banyak yg udah kasih vote 🥺
Tapi,yg belum kasih VOTE tolong di VOTE ya!

HudzaifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang