Haii Haii Haiiii
Yeayyy Hudzaifah comeback 💗
Sebelumnya terimakasih sudah membaca cerita Hudzaifah sampai sini, author happy bangett karena sekarang Hudzaifah udah lumayan banyak yang baca!!
Semoga cerita ini bisa tersebar luas disemua kalangan!HAPPY READING SWEETHEART🤍👑
________________"Kalian mau membunuh kami?." Tanya zai dengan santai.
Mendengar pertanyaan tersebut el menoleh ke sekitar, dan ingin turun dari gendongan zai, "Gus, saya mau turun."
Atas kemauan el, zai segera menurut lalu menurunkan beban ditubuhnya itu.
"Maaf, jika kalian semua mau melakukan pembunuhan. Tolong, jangan tembak el.. Zai saja yang cukup kalian tembak." Pinta zai.
"Gus, kenapa begitu? Gak perlu Gus bilang begitu. Kalau gus ditembak, tembak juga el gak perlu pilih salah satu." Ucap el.
Alex menurunkan pistol yang tadi ia arahkan kepada zai dan el. Ia menatap mereka berdua berdebat.
Zai dengan beraninya menatap mata el dengan dalam, lalu menggenggam kedua tangan el dengan erat., "El, saya laki laki. saya bersumpah dengan ini jika saya nanti sudah tak ada, saya akan terus menjaga dirimu dari kejauhan. Tetapi jika kita berdua selamat dari tragedi ini, saya akan menikahi kamu!." Ujar zai berbicara dengan serius.
Deg!
Jantung el berdetak begitu kencang, menatap sendu wajah zai. Sungguh tak menyangka seorang gus zai yang dari dulu ia kagumi secara diam-diam bersumpah seperti itu.
Air mata turun membasahi pipi chubby el, "Sudahlah, gus gak perlu bersumpah seperti itu."
"Halah bac*t!!." Sahut alex menembakkan pelurunya kepada mereka.
Dorr
Dorr
Dua peluru mengenai tepat di tubuh el dan zai.mereka tergeletak tak berdaya dilantai itu dengan bersimbah darah yang cukup banyak.
"HENTIKAN!" Teriakan anggota polisi Menyergap penjahat penjahat tersebut lalu menangkap semua penjahat.
Disusul oleh hukma dan lainnya, mereka terkejut saat melihat zai dan el tergeletak bersimbah darah.
"Kak zai!!." Teriak histeris saat hukma melihat sang kakak dalam keadaan seperti itu.
"Ayo bawa mereka ke rumah sakit, cepat!." Titah nathan.
***
Sesampainya dirumah sakit, zai dan el segera ditangani oleh pihak medis secara maksimal agar nyawa mereka bedua terselamatkan.
El kini terbaring diruang oprasi, peluru yang telah menembus dilengan kanan nya harus di oprasi, sebab peluru masih sedikit tersisa disana.
Sedangkan zai terbaring kristis diruang ICU, dengan detak jantung naik turun. Dengan ganas nya peluru menembus bahu nya hingga kini ia kristis diruang tersebut.
"Kak.. Kak zai harus kuat!." Ucap hukma menatap dari luar kaca ruangan tersebut.
"Zai, kamu harus kuat ya nak.. Kan katanya zai mau kuliah dimadinah, jadi zai harus bertahan untuk mencapai keinginan kamu itu." Umi pun ikut menatap putra nya yang terbaring kristis disana.
Beberapa hari telah berlalu, keadaan el kini telah membaik. Dirinya telah pulih dari rasa sakit semalam.
Pagi ini ia sarapan bubur dengan harapan sore ini ia pulang dari rumah sakit, "Bu, keadaan gus zai gimana?." Pertanyaan el terlontarkan.
"Gaktau, sebelumnya kata abang kamu dia kristis banget.. Dan akhirnya dipindahkan ke rumah sakit lain karena disini takutnya dokter dokter gak sanggup."
El menelan bubur tersebut sembari mendengarkan jawaban ibu nya, ia masih terpikirkan gus zai yang kemarin sempat menolongnya.
"Kira kira ibu tau gak rumah sakit yang gus zai dirawat?."
Ibu nya menggelengkan kepalanya yang berarti tak tahu, "Sudahlah el, jangan pikirkan lagi gus zai." Sahut nathan yang baru saja masuk ke ruang tersebut."
"Kenapa, dia udah nolongin el loh ba-." Ucapan el terpotong dengan penjelasan nathan.
"Zai udah gak ada!." Ujar nathan.
______________
Bersambung..
Staytune all dengan chapter selanjutnya💜!
JANGAN LUPA FOLLOW AND VOTE CERITA HUDZAIFAH💜🫶🏻
RAMAIKAN JUGA SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMENTAR KALIAN!!
Rekomendasi cerita ini ke sosmed kalian, teman atau sahabat kalian semua🥺!
Semoga cerita ini bisa dilirik sama visual real nya yaitu gus Hudzaifah aslam Mubarok! Aamiin.
Follow instagram dan akun wattpad ini yaa guys!!
Instagram gus zai dan author:
@Hudzask
@elsntsri

KAMU SEDANG MEMBACA
Hudzaifah
Spiritual"Seperti halnya cahaya matahari yang menarik tanaman, agar tanaman itu menghadapkan wajahnya dan tunduk pada cahaya-nya (matahari)." "Begitu pun Allah.." "Allah selalu menunggu kita, memanggil kita, memberikan cahaya-nya, bahkan. Menunggu kamu dan d...