-HAPPY READING-
Sorak-sorai terdengar ricuh di arena. Banyak orang-orang yang terlihat jauh dari kata orang baik berada disini. Kerumunan dipenuhi oleh para muda-mudi nakal yang berpakaian layaknya seorang punk bahkan yang perempuan sudah menjadi hal biasa memakai pakaian yang minim bahan.
Michael menuntun Ace Villains masuk ke dalam kerumunan itu. Semua orang memberikan jalan ketika mengetahui yang datang adalah wakil dari Killers Wicked beberapa juga menyapa mereka.
Salah satu perempuan dengan pakaian kurang bahan menghampiri Michael lalu bergelayut manja dilehernya. "Lo tampan banget malam ini, Mihya," puji perempuan itu jujur. Mihya adalah panggilan khusus anak Killers Wicked kepada Michael.
Perempuan itu mengecup pipi Michael yang membuat laki-laki itu menoleh canggung ke arah Ace Villains. Dia mendorong perempuan itu. "Ah, makasih. Gua duluan." Michael meninggalkan perempuan itu dan kembali menuntun Ace Villains menuju arena.
"Mihya!" teriak seseorang memanggil Michael.
Michael menoleh. "Kenapa?"
Laki-laki itu adalah salah satu anggota Killers Wicked terlihat dari jaket yang dia gunakan sama dengan milik Michael. "Bisa ikut gua bentar?"
"Oke." Michael berbalik menghadap Ace Villains meminta izin ke mereka untuk pergi sebentar.
"Udah pergi sana, kayaknya penting kami bisa ke arena sendiri," usir Salsa halus-tau kalau Michael ragu meninggalkan mereka di antara perkumpulan brandalan ini.
Michael mengangguk dia mengeluarkan beberapa bandana berwarna merah dari saku nya. "Kalian pakai ini, dengan kalian pakai ini ga akan ada yang menggangu kalian karena ini ciri khas anak-anak." Michael benar, banyak anak dari Killers Wicked yang memakai bandana itu baik laki-laki maupun perempuan.
Ace Villains menerima bandana dari Michael dan mengikat bandana itu pada lengan mereka. Setelah semuanya memakai bandana Michael pamit pergi.
"Gue baru tau kalau balapan liar bisa seramai ini!" bisik Aranika yang tengah memperhatikan para penonton yang berjejer sepanjang jalan.
"Sama, gue juga ga tau kalau bakalan seramai ini. Karena kita di dunia satunya ga pernah nyentuh yang namanya balapan atau nonton, ya bisa dibilang nakal kita masih dalam batas wajar lah ya!" sahut Kezia. Sepanjang hidupnya mungkin ini pertama kalinya Kezia menyaksikan balapan liar. Salah satu alasan kenapa dia tidak bisa menyaksikan hal semacam ini adalah karena orang tua nya yang strict perents jika bukan karena Kezia yang bebal mungkin dia juga tidak akan pernah menyentuh yang nama nya club.
Salsa menyenggol lengan Lyzura.
"Kenapa?" tanya Lyzura
"Coba lihat ke seberang sana, gue rasa cewek itu dari tadi merhatiin lo. Lo ngerasa yang sama ga?" Salsa menunjuk seorang perempuan dengan pakaian seperti badgirl yang ada di seberang jalan sana. Perempuan itu terlihat memperhatikan mereka sedari tadi.
Lyzura menuju kan pandangan nya ke arah yang ditunjuk Salsa. "Gue juga ngerasa hal yang sama, sih."
Tak lama, setelah merasa di notice oleh Lyzura perempuan yang tadinya berdiri diseberang berjalan menghampiri Lyzura.
"Hai!" sapa perempuan itu akrab.
"Ya, hai?" balas Lyzura dengan nada bertanya.
"Setelah berapa bulan ga muncul di party akhirnya lo muncul juga, Lyz," kata perempuan itu.
Lyzura menyeritkan dahi nya. "Lyz? Party? Sorry, bisa lo jelaskan lebih detail?"
"Loh? Lo amnesia apa gimana?" tanya perempuan itu ikut bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...