-HAPPY READING-
Beberapa saat sebelum Ace Villains menghilang
Salsa mengerjapkan matanya, terganggu dari tidur tenangnya karena suara benda jatuh dari ruang tamu. Dia segera menguncir rambutnya yang tadi tergerai menjadi cepol dan hendak menuju pintu.
Namun, firasat buruk mendadak menghampirinya. Sebelum kejadian buruk itu terjadi, Salsa cepat-cepat mengambil ponsel dan menghubungi Aranika.
Panggilan tersambung dan suara samar Aranika terdengar memanggil namanya. Untuk menjaga kerahasiaan, Salsa membuat panggilan itu senyap dan menyembunyikan ponsel di dalam piyamanya.
Dengan hati-hati, dia mendekati pintu kamar, merasa tegang saat mendengar suara yang sangat dia kenali. Dengan keberanian yang dia kumpulkan, Salsa bertanya-tanya mengapa orang tersebut mengunjunginya di pagi yang masih begitu dini.
Dengan adegan seolah waktu berjalan lambat, Salsa membuka pintu kamar dengan hati-hati, menghasilkan suara berderit kecil. Mata Salsa membulat kaget saat melihat Rayens dan Michael berdiri di depan pintunya.
"Mau apa kalian?" tanya Salsa dengan nada sinis. Kedatangan mereka di pagi hari seperti ini tentu bukan untuk sekadar bertamu.
Rayens tersenyum sinis, tangan satu lagi dimasukkan ke saku celananya, menambah pesonanya. "Selamat pagi, Salsa," ujarnya dengan suara serak dan datar yang membuat bulu kuduk Salsa meremang.
"Ngapain lo kesini?" Salsa mengabaikan sapaan Rayens dan menoleh pada Michael yang berdiri diam di belakang.
Michael menunduk, menghindari tatapan mata Salsa. "Maaf, Sal. Tapi lo harus ikut kami," katanya pelan.
"Apa maksudnya ini, Dika?" tanya Salsa, bingung dan tidak mengerti. Mengapa dia harus pergi bersama dua orang cowok yang asal usulnya tidak jelas? Salsa merasa semakin tidak nyaman dan ingin segera mengetahui alasan di balik kedatangan mereka.
"Lo bakal jadi umpan," potong Rayens dengan nada dingin.
Salsa memicing, perlahan menyadari maksud dari kedatangan mereka. Tatapannya kemudian beralih ke Michael dengan wajah kecewa dan berkaca-kaca. "Jadi, kalian memanfaatkan keputusan gue pindah ke sini sebagai kesempatan buat menculik gue?"
Michael semakin menunduk, mengkonfirmasi dugaan Salsa benar. Dia dan Rayens menggunakan kekuatan pengendalian jiwa untuk memecah Ace Villains, memudahkan mereka dalam rencana menculik salah satu anggotanya.
Dengan emosi yang mendidih, Salsa mencengkeram jemarinya. "Lo bilang bakal bantuin kami. Tapi kenapa perbuatan lo sekarang berbeda dengan ucapan lo?"
Hanya kata "Maaf" yang mampu terlontar dari bibir Michael.
Rayens kemudian menyentuh pundak Michael, "Kita gak punya banyak waktu. Gua serahkan dia ke lo." Kata-kata itu diucapkan sebelum Rayens melangkah pergi, meninggalkan Salsa dan Michael dalam keadaan yang penuh ketegangan dan pertanyaan.
Keheningan memenuhi ruangan selama lima menit, dengan Salsa memilih untuk menghadap ke samping untuk menghindari tatapan Michael yang telah membuatnya kecewa.
"Sal," panggil Michael, mencoba memulai percakapan. Namun, Salsa tetap diam, tidak merespon.
"Apa lo percaya tentang pesan yang disampaikan melalui mimpi?" tanya Michael lagi, mencari pembicaraan yang bisa menarik perhatian Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...