52. Kematian pertama

127 28 6
                                    

-HAPPY READING-

Semua mata tertuju pada Lyzura yang muncul dari ruangan gelap, lantas menatap tajam Liona. Terlihat sedikit lucu melihat Lyzura dengan wajah serius, tapi bertarung menggunakan piyama.

"Cherly!!" Kezia dan Aranika yang berada di dalam kubah berteriak dengan senang, terutama saat mereka melihat Salsa selamat. Mereka merasa lega.

Lyzura menoleh dengan senyuman. "Ah, untung kalian masih hidup. Jangan mati dulu, atau gue gak akan memaafin kalian."

"Lo pikir kita lemah?" Aranika mendengus kesal.

"Sebenarnya, karena gue tahu kalian kuat, itulah kenapa gue gak khawatir," balas Lyzura sambil terkekeh. Dia merasa sedikit lebih rileks setelah berbicara dan bertemu kembali dengan teman-temannya.

Alleba menatap Lyzura dengan penuh amarah, mata merah menyala itu mengintimidasi gadis dengan piyama biru itu. Lyzura menyadari tatapan itu dan menantang dengan memegang erat kerisnya. "Oi, nenek lampir! Akhirnya kita bertemu. Lo sembunyi lama amat, sampai gue muak nungguin lo!"

Mendengar itu, Alleba mengeram dengan amarah. Asap hitam semakin tebal, menyelimuti wujud mengerikannya. "Jangan sombong, manusia. Kalian hanyalah makhluk rendahan yang bodoh! Kalian tidak selevel dengan Alleba."

Lyzura mengibaskan tangannya muak. "Yayayaya, terserah lo deh. Yang pasti, gue gak akan memaafkan lo." Matanya menatap tajam iblis itu. "Terlebih lagi atas kematian, Kae." Kata-kata terakhirnya penuh dengan penekanan.

"Lyz? Lo udah tau semua?" tanya Rayens dengan gemetar. Matanya membulat sempurna.

"Udah pasti, kan? Lo lupa siapa gue? Ga akan ada yang bisa bohong sama gue." Lyzura menyombongkan diri. Sekali-kali tidak apa-apa. Dia tahu bahwa dia tidak akan bisa menyombongkan diri lagi setelah pertarungan ini.

Kehadiran Lyzura dan yang lainnya benar-benar di luar dugaan Alleba. Iblis tersebut sebenarnya sudah melihat masa depan di mana Lyzura seharusnya mati saat bertemu dengan Rayens. Alleba bingung, apa yang mengganggu prediksinya.

Tidak lama kemudian, mata tajam Alleba menangkap sesuatu. Kehadiran yang sangat dikenalnya. Kehadiran Khaela di dalam tubuh Lyzura.

Iblis itu menyeringai. "Pantas saja prediksi Alleba meleset. Ternyata gadis itu yang membantu." Alleba mengeram, rencananya berubah karena seorang hama. "Terlalu banyak gangguan. Sekarang, Alleba akan menghabisi semua keturunan ke-41."


KRAK!

Kubah transparan mengunci pergerakan Michael dan Salsa, menggantung di udara seperti Aranika dan Kezia. Namun dengan Rayens tetap di tempat membuat Alleba tampak bingung, bertanya-tanya mengapa Rayens tidak ikut terkurung. Lalu dia menyadari sesuatu.

"Cih. Ternyata kalian memiliki Buku Pusaka itu," ujar Alleba, menyadari bahwa penyebab Rayens tidak terkurung adalah karena Buku Pusaka yang dipegangnya. Buku Pusaka itu menjadi pelindung orang yang memegangnya.

Sementara Lyzura dan Faisal yang merupakan keturunan ke-41, target utama Alleba juga tidak terkurung.

Rayens mengepalkan tangan, menatap galak. "Memangnya kenapa? Lo takut kalah?"

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang