19. Persaingan

289 62 8
                                    

-HAPPY READING-

"Gue mau sama Rayens, Abang!" bentak Liona dengan nada memaksa.

Zayyan menggeram marah. "Rayens, Rayens, dan terus Rayens! Kenapa semua orang terobsesi dengan orang itu? Dan kamu juga sekarang kenapa berubah seperti ini?!" sergah Zayyan. Rahangnya mengeras menahan emosi yang kini tengah meluap-luap akibat sang adik.

"Karena cuma Rayens yang pantas buat bersama gue! Dan kalo Abang bertanya kenapa Liona berubah itu tanyakan kepada diri Abang sendiri, kenapa Abang bisa kalah?! Memalukan sekali!" pekik Liona muak atas saudara tirinya.

Mendengar itu emosi Zayyan semakin bertambah. Dirinya menjadi naik pitam dan menggebrak meja makan yang ada di hadapannya. "Bacot! Lo juga kalah dari Lyzura kan?!"

Liona tersentak kaget karena gebrakan meja yang begitu keras. "Apa Abang bilang? Kalah dari Lyzura? Dalam mimpi sekalipun Liona ga akan pernah kalah dari perempuan miskin itu! I'm Queen! Dan akan tetap seperti itu. Lyzura bukan apa-apa bagi gue! Dia cuma debu kecil yang menghalangi pandangan dan jalan gue buat bersama Rayens!" seru Liona dengan napas menderu.

"Queen?" Zayyan tertawa sumbang di hadapan adiknya yang mengaku seorang Ratu. "Lo bukan seorang Ratu Lionara Zatirah Arkansas. Lo bukan Ratu kalau gua bukan Rajanya!" ujar Zayyan penuh dengan penekanan.

"I'm Queen! Gue bisa tanpa lo! Gue bisa menguasai Pra Aksara sendirian." Liona menatap tajam Zayyan yang kini memandang remeh dirinya.

"Modelan lo ga akan bisa melawan Lyzura yang memiliki aura berbeda dari cewek manja kayak lo!" Kali ini sikap Zayyan juga sudah berubah. Dirinya yang dulu selalu satu pendapat dengan adiknya kini mulai bertentangan.

"Apa bagusnya Lyzura? Dia dan sahabatnya Aranika itu selalu saja mengusik hidup gue sekarang! Kemarin Aranika mengusik gue dan Faisal, sekarang Lyzura yang menghalangi jalan gue buat bersama dengan Rayens. Mereka berdua tidak punya kerjaan lain apa selain mengganggu dan merebut kebahagiaan hidup gue?" Liona meremas kuat dress yang sedang ia kenakan.

"Kali ini akan beda. Gue akan mengatur semua jalan cerita untuk tetap berjalan sesuai keinginan gue. Rayens maupun Faisal akan tetap menjadi milik gue." Dengan penuh kebencian, Liona akan membuat dirinya menjadi pusat dari Pra Aksara seperti dulu. Dia akan tetap menjadi seorang Queen.

"Merebut? Bukan nya lo yang merebut Faisal dari Aranika? Dan bukan nya lo yang menghalangi jalan Lyzura dan Rayens bersatu?" sindir Zayyan dengan tatapan sinis.

Liona menatap Zayyan tak bersahabat. "Gue yang duluan menemukan Faisal bukan Aranika! Gue sahabat Faisal bukan Aranika!"

"Halu lo? Lambat laun semua kebenaran itu akan terbongkar."

Telinga Liona memanas mendengar semua ucapan Zayyan yang saat ini sangat membakar dirinya. "Gue akan mengubah alur biar berpihak kepada gue."

"Lalu Lyzura? Lo mungkin bisa mengatur semua orang disini tapi tidak dengan Lyzura, right?" Sebuah senyuman meremehkan Liona terpancar dari wajah Zayyan. "Akui saja Liona, lo emang kalah dari Lyzura jika satu lawan satu."

"Gue kalah jika satu lawan satu bukan? Kalau gue menggunakan orang lain kemungkinan menang gue adalah 50:50 dengan Lyzura."

"Apa yang akan lo lakukan?" tanya Zayyan yang tak mengerti dengan jalan pikir Liona.

Liona berdiri dari kursinya lalu memegang pundak Zayyan. "Lo mau Lyzura kan?"

"Hm?"

"Lo mau Lyzura, dan gue mau Rayens. Gue bisa bantuin lo buat dapatin Lyzura asal lo mau bantu gue dapatin Rayens." Liona menawarkan sebuah kerjasama kepada Zayyan.

"Maksudnya?"

Liona menghela napasnya dan kembali duduk. "Maksud dari ucapan gue adalah ... lo jauhkan Lyzura dari Rayens."

"Gua udah kalah dari Rayens jadi gua ga bisa lakuin hal itu," balas Zayyan

Liona tertawa renyah. "Gue tau kok lo adalah King yang kalah dari seorang Dewa yaitu Rayens. Oleh karena itu gue mengajak lo kerjasama."

"To the point, Liona!" jengah Zayyan yang tak tahan akan sikap Liona.

"Gue bisa bikin Rayens tunduk dengan gue sehingga dia ga bisa protes kalau lo dekat dengan Lyzura."

Zayyan sedikit terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. "Bagaimana bisa? Lo baru aja di tolak oleh Rayens, mustahil bikin dia tunduk."

"Lo lupa siapa gue? Ga ada yang mustahil buat gue yang saat ini. Ikuti saja alurnya Zayyan, jadi bagaimana? Mau kerja sama?" tawar Liona kembali

Zayyan memijit pangkal hidung nya. "Oke! Gua terima tawaran lo, dan pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

"Tentu saja semua akan berjalan sesuai rencana. Gue adalah Ratu tapi di dunia ini gue juga seorang Dewi. Mari kita bersaing, Rayens ... dan Lyzura."

-another life-

Aranika merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan. Tubuhnya seperti akan remuk setelah melakukan banyak sekali aktivitas. "Capek banget gue!" keluhnya dengan tangan memegang ponsel. Dia mengecek jam yang ada di ponselnya, masih sore dan dirinya merasa lapar.

Aranika beranjak dari kasurnya membuka kulkas mencari sesuatu yang bisa dia makan. Ada beberapa lauk yang masih mentah. "Males banget harus masak, beli aja kali ya?"

Setelah berganti baju Aranika pergi ke supermarket terdekat untuk membeli makanan. Dia langsung pergi ke rak makanan instan dan langsung memilih apa yang dia inginkan.

"Rendang atau kari ya?" gumam Aranika ketika memegang mie instan dengan dua rasa yang berbeda.

"Rendang enak tuh!" sahut seseorang yang ada di belakang Aranika.

Sontak Aranika menoleh ke belakang. Pandangannya langsung bertemu dengan Faisal yang kini sedang memegang keranjang juga. "Faisal?" tanya Aranika cengo.

Faisal menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ah ya, gua mau beli mie instan juga."

"Eh iya, iya. Silakan." Aranika memberikan ruang untuk Faisal memilih jenis mie.

"Lo ga jadi pilih mie?" tanya Faisal membuka topik.

"Jadi kok, ini masih pilih-pilih." Jari-jari Aranika menelusuri rak yang berisi banyak jenis mie. "Lo masih suka mie rasa kari?" tanya Aranika yang masih fokus mencari mie yang dia inginkan.

Faisal terkejut ketika mendengar Aranika mengetahui mie yang dia suka. "Lo tau?"

Aranika menghentikan kegiatannya dan berdiri menghadap Faisal. "Udah gue bilang, gue sahabat lo bukan Liona."

"Belum yakin."

"Yauda harus apa biar lo yakin?"

"Entahlah."

Aranika menghela nafasnya. "Udah ah, gue udah ketemu mie kesukaan gue! Bye-bye." Aranika berlari kecil menuju kasir meniggalkan Faisal.

Faisal melihat mie dengan rasa soto yang dipegang oleh Aranika. "Dia suka mie rasa soto yang sama seperti Rara."

Faisal menatap mie instan rasa kari yang ada di dalam keranjang nya. "Gua jadi ragu," lanjutnya

-HAPPY READING-

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang