-HAPPY READING-
Lyzura menarik napas dalam, bersiap untuk memulai aksinya menjadi seorang Kaela. Jauh di depan sana, terlihat Rayens dan Michael sedang bercanda di lapangan.
Setelah mengumpulkan cukup keberanian, Lyzura melangkah maju ke arah kedua laki-laki itu, memasang ekspresi ceria layaknya seorang gadis ramah.
"Hai!" sapa Lyzura hangat, lengkap dengan senyuman yang begitu manis.
Rayens menoleh, sedikit tertegun oleh senyuman asing itu. Selama dia mengenal Lyzura, dia tidak pernah melihat senyuman manis di wajahnya.
"Aku, boleh gabung?" tambahnya berbasa-basi.
Michael berdehem singkat, membuyarkan lamunan Rayens. "Ada gebetan datang, Al. Gua duluan ke kantin ya."
Ketika Michael ingin beranjak, Lyzura menahan tangan laki-laki itu. "Eh, gapapa. Tetap di sini saja, aku pengen ngobrol dengan kalian."
Satu alis Rayens terangkat. "Tumben," gumamnya.
"Ah, aku cuma mau memperbaiki situasi, setelah aku pikir-pikir bahwa aku ke kalian selama ini engga baik," dusta Lyzura tersenyum simpul.
Michael menepuk-nepuk seragamnya. "Apapun yang lo mau, ngobrol saja dengannya. Gua punya urusan."
Lyzura mencebikkan bibirnya kecewa. "Yah, beneran ga ada waktu buat aku?" Dengan begitu, Lyzura mengubah seluruh kepribadiannya, mulai dari gaya bicara, intonasi, ekspresi wajah, bahkan bahasa tubuhnya.
Perasaan aneh tentu menjalar di tubuh Michael. Pasalnya, Lyzura yang dia kenal selama beberapa bulan ini sangat berbeda dengan Lyzura yang ada di hadapannya. "Lo ga sakit, kan?" tanya Michael memastikan.
Lyzura mencondongkan tubuhnya ke arah Michael, mengetuk dagunya dengan telunjuk. Menggeleng kecil sambil tersenyum. "Eum ... ngga kok, aku ga demam, Dika."
Sekali lagi, Michael dan Rayens dibuat kebingungan. Lyzura menggunakan panggilan khusus untuk Michael.
Tangan Lyzura meraih telapak tangan Rayens, meletakkannya di dahi Lyzura. "Albiiiii, coba rasa keningku, panas gak?"
Nada bicara Lyzura yang berubah manja membuat tubuh Rayens meremang. Sontak, Rayens menarik tangannya dari Lyzura dengan ekspresi seolah-olah baru saja melihat hantu.
Lyzura sedikit tersentak, tersenyum samar. Hening menyelimuti beberapa saat, hanya semilir angin yang menerpa wajah Lyzura, menerbangkan rambut-rambutnya yang sengaja diurai hari itu. "Al??? Are you okay??"
Pandangan Rayens seakan terkunci pada Lyzura. Gadis yang berdiri di depannya ini benar-benar memiliki aura yang berbeda dari sebelumnya.
"Gua ... gua baik-baik aja!" jawab Rayens cepat, sedikit terbata-bata.
Lyzura mengangguk kecil, membuat rambutnya ikut bergerak. "Boleh aku duduk di sini? Boleh, kan?" Lyzura menunjuk kursi taman yang tersisa, tempat yang sebelumnya ditempati oleh Michael.
Bibir Rayens seakan-akan tertutup rapat, dia ingin mengatakan tidak, tapi tidak bisa. "Boleh," ucapnya dengan pasrah.
Lyzura bersorak kegirangan, berputar-putar layaknya seorang anak kecil yang baru diberikan permen. "Yeay! Makasih, Albiii!"
Tubuh Rayens membeku, jantungnya berdegup kencang. Rayens cepat-cepat menggeleng, menepis semua pikiran anehnya. "Ga, ga mungkin ni cewek kerasukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...