43. Liontin Cahaya

124 28 0
                                    

-HAPPY READING-

Mata Lyzura membulat, napasnya tercekat. Dia berseru tertahan, "Lo-?"

Orang itu tersenyum. "Hai, Lyz." Wajahnya menyeringai.

Lutut Lyzura terasa lemas saat melihat kehadiran orang itu. Tidak lagi ada genangan hitam di sekelilingnya. Lyzura terjatuh ke lantai, kaget dengan perubahan drastis yang terjadi di ruangan itu yang kini telah berubah menjadi ruangan putih yang tak berujung.

Lyzura kembali tersenyum ramah, berdiri di hadapan Lyzura. "Santai, Lyz. Kamu bereaksi kayak liat hantu aja."

"Eh?" Wajah Lyzura memerah mendengar kata-kata itu. Namun, segera ia sadar, "Lo, kan emang udah jadi hantu!"

Khaela tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi Lyzura. "Kamu lucu banget, Lyz." Dia menyeka air mata yang turun karena tawa dan juga karena Lyzura menyentuh sebuah kenyataan yang tak terbantahkan.

Melihat Khaela yang tertawa membuat Lyzura sedikit lega. Setidaknya dia memiliki seseorang yang bisa dipercaya di ruangan ini. Khaela tampak mengenakan gaun tidur berwarna putih, rambutnya tergerai indah. Wajahnya pucat, tapi itu tak mengurangi kecantikan gadis itu.

"Tempat ini apa, Kae?" Lyzura bertanya pelan. Kehadiran Khaela di sini menandakan bahwa dia pasti tahu tentang tempat ini.

Khaela mendekati Lyzura. "Ini alam bawah sadarmu, Lyz."

"Alam bawah sadar?" Lyzura terlihat terkejut dan bingung.

Khaela mengangguk sambil menjentikkan jarinya. Ajaib! Tiba-tiba, sebuah tempat duduk seperti bangku taman muncul saat Khaela menjentikkan jarinya.

Lyzura memandang dengan antusias. Itu keren! Pikirnya.

Khaela kembali tertawa melihat reaksi Lyzura. "Itu cuma ilusi, Lyz. Nanti aku akan jelaskan gimana caranya."

Mereka berdua duduk di kursi. Lyzura terlihat mengamati kursi itu, seperti bertanya-tanya, apakah ini benar-benar kursi ilusi? Ya, ekspresi wajahnya memperlihatkan begitu.

"Bisa kita fokus, Lyz?" Khaela berseru. Waktu mereka sangat terbatas.

Lyzura menoleh, mengangguk. "Bagaimana lo bisa masuk ke dalam alam bawah sadar gue?"

"Tentu saja aku bisa," Khaela mengangguk, menyeka anak rambut. "Kamu pasti udah denger soal iblis itu, kan?"

Iblis? Lyzura tidak pernah mendengar tentang iblis itu sebelumnya. "Gue enggak pernah denger tentang itu."

"Beneran?" Khaela menepuk dahinya setelah sejenak terdiam. Dia lupa bahwa hanya para sahabat Lyzura yang sudah tahu tentang hal itu.

Khaela mengangguk. "Aku bakal jelasin, Lyz." Tangan Khaela meraih kepala Lyzura, mengarahkannya agar kedua kepala mereka bertemu. "Aku bakal transfer ingatanku, padamu." Khaela tersenyum.

Lyzura masih belum sepenuhnya paham, tapi dia memilih untuk diam dan mengikuti Khaela. Perlahan, seakan-akan dia sedang menonton film, begitu banyak potongan video yang memutar dalam otaknya. Semuanya terasa nyata. Ingatan-ingatan itu diserap ke dalam otaknya secara paksa. Tumpang tindih satu sama lain dengan cepat.

Semua kejadian itu bisa Lyzura saksikan dengan jelas, seolah dia berada di tempat kejadian. Liburan, kota mati, kastil tua, iblis, tumbal. Lyzura sekarang mendapat pemahaman yang lebih jelas. Otaknya bekerja cepat untuk menganalisis semua informasi yang dia terima, menyusunnya seperti sedang memecahkan teka-teki. Lyzura mulai menemukan jawaban dari setiap pertanyaannya. Keinginannya untuk berkomunikasi langsung dengan Khaela terwujud.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang