Udah vote?
-HAPPY READING-
Kezia melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan Lyzura yang mencoba menahannya. Tangannya sibuk mengemas barang-barang ke dalam koper, menunjukkan keseriusannya untuk pindah ke rumah Aranika seperti yang telah dia janjikan sebelumnya.
"Jia, lo serius pindah?" tanya Lyzura lagi, kali ini dengan ekspresi kebingungan dan sedikit kekhawatiran. Dia mencoba menahan tangan Kezia yang sibuk mengemas, mencari kejelasan dari keputusan sahabatnya itu.
"Jangan halangi gue, Cher!" Kezia menjawab dengan nada kesal, menolak tawaran Lyzura untuk berbicara. Dia menutup kopernya dengan kasar, menunjukkan keteguhan hatinya dalam keputusannya untuk pindah.
Lyzura merasa semakin frustrasi dan mengepalkan tangannya dengan emosi yang meluap. Melihat keadaan anaknya, Zira menghampiri dengan lembut dan mencoba menenangkannya. "Tahan emosi kamu," bisik Zira kepada Lyzura, mencoba membantu putrinya mengatasi kemarahan dan kekecewaannya.
Zira juga tidak paham dengan masalah yang terjadi pada putrinya dan para sahabatnya sampai hal ini terjadi.
Lyzura, yang kini sudah lebih tenang, bertanya pada Kezia mengenai keputusannya untuk pindah. "Lo kenapa mau pindah? Emang engga bisa kita bicarakan baik-baik?"
"Ga cuma Jia, gue juga pindah." Sementara itu, Salsa yang berada di belakang pintu juga memberikan penjelasan bahwa dia juga akan pindah ke tempat kos baru.
Kezia menganggukkan kepala setuju, menunjukkan bahwa keputusan mereka untuk pindah adalah langkah yang tepat. "Emang sebaiknya begini," ujarnya. "Kita bertiga emang tidak akan bisa tinggal bersama, karena pasti akan terjadi bentrokan." Dengan senyum, dia mengisyaratkan bahwa memisahkan diri adalah pilihan terbaik untuk menghindari konflik yang lebih besar di antara mereka.
Lyzura terkejut dan tidak percaya saat mendengar bahwa Salsa juga akan pergi meninggalkan rumahnya. "Wait, wait, wait! Kenapa lo juga ikut-ikutan pindah kayak Jia?" protes Lyzura, tidak menerima keputusan sepihak dari mereka.
"Ini yang terbaik, Cher. Kalau tidak seperti ini, pasti kita akan terus bertengkar," jelas Salsa sambil mengambil kopernya yang sudah dipersiapkan sebelum Lyzura pulang dari tempat kerja.
Kezia menarik pegangan kopernya dan bersiap pergi. "Apa yang dikatakan Salsa benar. Selain itu, keselamatan kami dalam bahaya jika terlalu dekat dengan lo," tambah Kezia, mengungkapkan kekhawatirannya ketika berada di dekat Lyzura.
Dia mendapat beberapa informasi dan khawatir bahwa terlalu lama bersama Lyzura bisa membahayakan keselamatannya.
Tubuh Lyzura saat ini terdiam, tenggelam dalam lamunan. Jika ini keputusan mereka, Lyzura harus menerima. "Kalau itu mau kalian, gue izinkan. Tapi gue harap kalian berhati-hati. Terutama lo, Sal," kata Lyzura, memandang ke arah Salsa. Saat ini, Salsa memilih untuk tinggal sendirian di kos di luar.
"Jangan khawatir, tempat tinggal gue sudah diawasi oleh Dika, jadi semuanya aman," jawab Salsa.
Lyzura mengangkat satu alisnya dengan keheranan. "Dika? Maksud lo Michael? Kok dia bisa melakukan itu?"
Salsa mengangkat kedua bahunya acuh. "Semuanya bisa terjadi, dan aku engga mau terus merepotkan Bu Zira."
"Kalian tidak merepotkan Ibu sama sekali, jadi jangan ragu untuk kembali ke sini," ucap Zira dengan ekspresi khawatirnya. Dia tidak bisa berbuat banyak sekarang. Jika kedua sahabat putrinya memutuskan untuk pindah, Zira tidak bisa menghalanginya karena itu adalah keputusan mereka, dan dia tidak ingin campur tangan dalam urusan putrinya.
Salsa menggenggam lembut tangan Zira. "Terima kasih, Bu, karena telah menjaga kami dengan baik selama ini. Tetapi, kami tidak bisa tinggal terlalu lama di sini, Bu. Ibu mengerti, 'kan? Cherly sudah menjadi target, dan kami tidak ingin menghadapi bahaya."
Lyzura hanya bisa tersenyum miris mendengar ucapan Salsa. Namun, dirinya juga bingung. Bagaimana bisa Zira tidak terpengaruh seperti Salsa dan yang lainnya? Ada apa ini? Apakah perubahan itu hanya terjadi pada ketiga sahabatnya saja?
Saat Lyzura tengah terbenam dalam lamunannya, sebuah klakson mobil dari luar mengganggu pikirannya. "Kayaknya itu Ara, tuh. Gue pamit," kata Kezia sambil mengambil kopernya untuk pergi ke teras, diikuti oleh Salsa.
Lyzura hanya bisa menatap punggung mereka yang menjauh. Elusan pundak dari Zira membuatnya menoleh. "Semua pasti akan baik-baik saja," kata Zira menenangkan putrinya, meskipun dia tidak sepenuhnya mengerti situasinya. Dia hanya bisa berusaha netral.
"Iya, Bu. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja," jawab Lyzura sambil menggenggam tangan Zira, lalu mengajaknya ke depan untuk menyusul Salsa dan Kezia yang sedang menemui Aranika.
Di depan rumah Lyzura sudah ada taxi yang menunggu. Koper Salsa dan Kezia sudah berada di dalam bagasi dan keduanya juga sudah masuk ke dalam mobil tanpa berpamitan dengan Lyzura.
Aranika turun dari taxi menghampiri Lyzura. "Cher, gue berangkat dulu ya sama yang lain."
Lyzura tercengang melihat Aranika turun dari taksi dan menghampirinya.
"Hah?" Lyzura merasa heran dan bingung. "Kenapa Ara berpamitan? Dia seharusnya berperilaku sama seperti Salsa dan Jia, bukan?" batin Lyzura, merasa semakin bingung dengan situasi yang semakin rumit ini.
Aranika mengerutkan dahinya karena reaksi Lyzura. "Kenapa? Ada yang salah?"
"Ah! Engga kok," balas Lyzura cepat. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tumben aja lo ga kasar sama gue. Ga seperti mereka berdua," lanjutnya.
Aranika tersenyum kikuk, menyadari betapa bodohnya dia lupa akan tujuannya datang kemari. "Sial! Gue lupa kalau harus pura-pura membenci Cherly, tapi setidaknya gue harus kasih clue," batin Aranika merutuki dirinya sendiri, namun juga bersyukur karena diingatkan tentang kekuatan pengendalian jiwa.
"Mereka sedang tahap sembuh, kita pasti bisa mengembalikan mereka seperti semula," kata Aranika sebelum dengan cepat masuk ke dalam mobil. Dia menyadari ekspresi tidak suka dari Salsa dan Kezia jika dia berlama-lama bersama Lyzura.
Lyzura terdiam sejenak, memikirkan maksud dari ucapan Aranika. Ia merenung, mencoba memahami apa yang dimaksudkan oleh sahabatnya itu dengan "tahap sembuh" dan bagaimana mereka bisa mengembalikan semuanya seperti semula.
-TO BE CONTINUE-
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...