-HAPPY READING-
Debu melayang tinggi, menyelimuti seluruh kastil seperti badai pasir. Kegelapan menyelimuti ruangan. Faisal terbatuk-batuk, memicingkan mata karena sulit untuk melihat. Dengan tangan menutup hidung dan mulutnya, Faisal melangkah maju.
Beberapa kali ia hampir tersandung, namun ia terus berjalan lurus, mengingat ada tangga melingkar saat ia memasuki kastil.
"Sial! Gua terpisah dari Lyzura. Bakalan sulit mengalahkan Alleba kalau gini," desis Faisal, memukul udara dengan tangannya. "Sial, sial, sial! Padahal sudah bertahun-tahun gua menunggu kesempatan buat mengalahkan iblis itu."
Semakin Faisal berjalan, kegelapan menjadi semakin pekat. Ia kesulitan menemukan tangga yang ia kenali dari kunjungan pertamanya ke kastil.
Alih-alih menemukan tangga yang sempat ia lihat saat masuk kemari, Faisal malah merasa masuk ke dalam ruangan yang luas. Meskipun tampak kosong, Faisal tetap waspada dalam kegelapan, mengeluarkan pistolnya. Ia berharap persediaan peluru yang disediakan oleh Gena cukup untuk membantu dalam situasi ini.
"Siapa itu?" tanya seseorang saat mendengar langkah kaki Faisal.Faisal terkejut mendengar suara yang dikenalnya di tengah kegelapan. Ia segera mencari sumber suara. "Rara? Lo di sana?"
"F-Fai?" jawab suara perempuan dengan ragu.
-another life-
Aranika baru saja bangun dan menatap Kezia yang bersandar pada dinding kubah transparan. Dengan mata yang tajam, ia menunduk memperhatikan seseorang yang baru saja memasuki ruangan dengan jubah. Mungkin itu Rey, Rayens, atau bahkan Michael.
Jarak antara Aranika dan Kezia membuatnya tidak bisa memberi tahu Kezia tentang kehadiran orang tersebut. Kezia sendiri tampak tenggelam dalam lamunannya.
Dengan penglihatannya yang tajam, Aranika mengamati gerak-gerik orang tersebut. Orang itu berjalan dengan hati-hati, seolah-olah berjalan dalam kegelapan, meskipun Aranika bisa melihat dengan jelas melalui dinding kubah transparan.
"Siapa itu?" tanya Aranika dengan keberanian.
Orang itu tampak terkejut, seolah-olah mencari sumber suara. "Rara?! Lo di sana?"
Saat orang tersebut berbalik, Aranika bisa melihat wajahnya dengan jelas. "F-Fai?"
"Iya, gua Faisal, Ra. Lo ada di mana?" Faisal baru saja memasuki ruangan di mana Aranika dan Kezia berada.
Wajah Aranika terlihat campur aduk antara terkejut dan bahagia. Kezia pun tersadar dari lamunannya.
"Fai! Gue di atas lo!" teriak Aranika sambil meletakkan tangan di dinding kubah.
Faisal mendongak, mengarahkan pandangannya ke atas sesuai dengan instruksi Aranika. Namun, yang ia lihat hanyalah kegelapan. "Gua gak bisa liat lo, Ra. Semuanya gelap di sini."
"Apa? Kok bisa? Gue di sini bisa lihat lo dengan jelas," Aranika mengaku, bingung. Ia menoleh ke arah Kezia yang juga tampak bingung.
"Entahlah. Tapi lo baik-baik aja 'kan?" Faisal bertanya. Masih terus mencari keberadaan Aranika ditengah gelap.
Aranika mengangguk, meskipun ia tidak yakin apakah Faisal dapat melihat gerakan tersebut. "Aku baik-baik saja, Fai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...