16. Serpihan ingatan berdarah

438 76 2
                                    

-HAPPY READING-

Lyzura mengecek jam tangannya berulang kali, memastikan sudah jam berapa dan sudah berapa lama dia menunggu seseorang di taman sekolah.

"Tu cowok kemana sih?! Pegel kaki gue nungguin dia terus." dengan perasaan kesal Lyzura menendang krikil yang ada di dekat kakinya dan mengenai kepala seseorang yang baru saja datang.

Lyzura menutup mulutnya ketika orang itu memegangi kepalanya. "Astaga! Sorry, gue ga tau kalo ada lo disana."

Orang itu adalah Rayens. Dia tadi menyuruh seseorang untuk menyampaikan pesannya ke Lyzura bahwa dia ingin bertemu di taman. Lyzura merasakan ada yang aneh dari raut wajah Rayens. Meskipun datar seperti biasa, tatapan matanya memiliki artian yang berbeda dari biasanya.

Mata Lyzura teralih fokuskan ke sebuah bucket bunga yang berisikan mawar hitam. "Lo ngapain bawa bunga? Lo mau nembak gue lagi? Udah gue bilang 'kan, gue ga akan pernah ada rasa sama lo Rayens."

"Gua bukan mau nyatain perasaan gua," balas Rayens dingin.

Lyzura menaikkan satu alisnya. "Terus? Ngapain lo pakai acara bawa buket bunga segala?"

"Perpisahan dan permulaan."

"Hah? Maksudnya?" Lyzura kebingungan dengan apa yang dikatakan Rayens.

Rayens mengeluarkan sebuah botol yang berisikan cairan merah. "Mawar hitam melambangkan perpisahan sekaligus kematian." Mata Rayens menatap tajam Lyzura. Sungguh, Lyzura merasakan tubuhnya meremang saat melihat Rayens menatapnya seperti itu. Bukan karena takut, tapi karena bingung.

Mata yang menatapnya tajam itu seperti menyiratkan sebuah luka yang sangat pilu pada Rayens.

Lyzura memundurkan langkahnya ke belakang. "M-maksud lo apa sampe bawa-bawa kematian?"

Rayens mengabaikan pertanyaan Lyzura. Pandangannya beralih pada mawar hitam. "Warna hitam pada mawar ini akan tetap bertahan hingga mawar ini mati dan layu."

Di antara beberapa tangkai mawar hitam terselip setangkai mawar putih kecil. Mawar putih itu Rayens ambil kemudian dia siram dengan cairan berwarna merah yang dia ambil dari sakunya.

"Apa yang lo pikirkan dengan mawar putih yang berdarah?" Rayens bertanya dengan menatap Lyzura, tatapan yang sangat sulit Lyzura mengerti.

Ketika cairan merah itu mengenai setangkai mawar putih
yang ada di tangan Rayens, bau amis darah menyeruak masuk menyerang indra penciumannya. Lyzura tau kalau cairan merah itu adalah darah.

"Mawar putih yang berdarah?" Beberapa detik Lyzura mencoba mengingat sesuatu hingga potongan-potongan gambar itu memaksa masuk ke dalam kepala Lyzura. Sangat mengganggu dan membingungkan. Jantung Lyzura berdebar kencang, terasa nyeri. Kepalanya jadi pusing tak karuan. Sampai-sampai keringat dingin membasahi wajahnya.

Ingatan yang asing mendadak masuk ke dalam memorinya. Dimana seorang gadis yang membawa bunga mawar putih tergeletak bersimbah darah di lantai dengan sebuah bucket mawar putih yang warnanya kini menjadi merah darah.

Lyzura tidak mengenal ingatan ini. Kepala Lyzura sangat sakit, semua yang dilihatnya seperti bergoyang. Semakin parah saat lagi-lagi potongan gambar tentang gadis itu masuk ke dalam ingatannya.

Lyzura terduduk lemas di dekat bangku taman sembari memegangi kepalanya yang seakan-akan ingin meledak saat itu. Samar-samar dia menatap Rayens yang saat ini juga menatap dirinya dengan wajah tanpa ekspresi.

Rayens membelakangi Lyzura yang saat ini tengah kesakitan dan membuang mawar tadi ke samping Lyzura.

Lyzura mencoba memanggil Rayens tapi mulutnya seakan bisu tak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Lyzura tidak mengerti sama sekali dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang