37. Castil tua

170 39 0
                                    

Backstory 2

-HAPPY READING -

Menyarankan untuk berlibur mengunjungi kota mati memiliki rahasia tersendiri bagi Anya. Sebuah rencana yang sudah disiapkan sejak lama.

Setelah papan penanda TEMPAT TERLARANG (Kota mati) terbalik-tidak terlihat lagi pemberitahuan-Anya menghembuskan napas lega.

Anya melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, dan terkejut saat melihat Michael berbalik.

"Kenapa, Bang?" Anya bertanya kikuk.

Awalnya Michael terdiam sejenak, kemudian mengangkat bahunya acuh. "Engga ada. Ayo, buruan jalan, jangan sampai kesasar."

Anya mengangguk kecil, mengekor di belakang Michael. Mereka menyusul Rayens dan Khaela yang sudah berjalan lebih jauh dari mereka.

Bangunan tua yang ada di kota mati begitu memukau, memiliki aura misterius tersendiri.

Mereka terus berjalan hingga titik yang telah ditentukan - akhir dari kota mati - sebuah kastil tua yang terlihat sangat mengerikan berada di hadapan mereka.

Bangunan luar kastil itu setengah rusak, dan setengahnya masih kokoh berdiri, berlumut. Beberapa saat mereka terpana akan pemandangan yang bisa dibilang menakjubkan. Siapa sangka di kota mati terdapat sebuah kastil yang cukup megah?

"Wow!" Michael berdecak kagum.

"Castil ini pasti indah banget kalau terurus," Khaela berseru pelan, ikut mengagumi castil tua itu.

Rayens mengangguk setuju. "Sepertinya berlibur menjelajahi tempat misterius lebih menyenangkan dibanding berlibur ke pantai."

Mereka berempat mengelilingi bangunan megah tersebut, mata mereka dipenuhi dengan rasa kagum dan kekaguman akan keindahan arsitektur kuno yang terpampang di depan mata.

"Ah, masa? Bukannya kamu bakal senang, ya? Kan bisa lihat bule-bule cantik," sindir Khaela memalingkan wajahnya merajuk.

Rayens terkekeh kecil. "Itu pendapat kamu, Kae. Bagi Al, itu gak penting. Al sudah punya Kae, pacarku yang cantik."

Khaela menunduk tersipu, memukul pelan bahu Rayens. Kekasihnya itu meringis pelan, pura-pura kesakitan agar mendapat perhatian Khaela - dan benar saja, Khaela merasa bersalah dan meminta maaf, memeluk Rayens erat.

Semua kemanisan yang ada di hubungan Khaela dan Rayens menjadi pisau tajam yang melukai hati Anya setiap kali melihat keduanya.

"Kita masuk, yuk!" Anya berseru, memulai rencananya.

"Gak. Castil itu sudah tua, bisa saja bangunannya sudah tidak sekokoh dulu. Itu berbahaya," tolak Michael tegas.

"Ayolah, Abang! Kita ini mau liburan, kalau kita cuma muter-muter di sini, dan meninggalkan castil tua ini tanpa memasukinya, liburan kita akan menjadi membosankan." Khaela mengerucutkan bibirnya. Michael benar-benar tidak bisa mengerti kebahagiaannya.

"Tujuan utama liburan kita adalah untuk camping, bukan masuk ke dalam castil itu," tambah Michael dengan suara mantap.

"Apa salahnya masuk sebentar?" Perasaan Khaela menjadi buruk, wajah bahagianya pudar, berganti menjadi kesal karena Michael.

Tangan Rayens mengelus lembut kepala Khaela. "Udahlah, biarin aja Kae masuk. Gua juga penasaran," Rayens membujuk Michael agar setuju.

Mereka berempat saling menatap, atmosfer tegang terasa di antara mereka. Akhirnya, Michael mengangguk dengan ragu. "Baiklah, sebentar saja. Tapi ingat, kita pergi bareng, jangan mencar!" kata Michael dengan suara serius.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang