30. Siapa Dia?

219 57 3
                                    

-HAPPY READING-

"Oh ayolah, Rey! Lo mau bawa gue kemana?" dengus Kezia sambil menggelengkan kepala, matanya tertutup oleh sebuah kain.

"Ikut aja, ada hal yang pengen gua kasih tau ke lo," kata Rey sambil menuntun jalan Kezia dengan hati-hati karena gadis itu tidak bisa melihat.

Kezia berdecak sebal. "Hal apa yang mau lo kasih tau sampai mata gue harus ditutup gini?" gumamnya dengan suara cemberut.

"Lo mau tau sesuatu tentang Rayens dari mulut Lyzura, 'kan? Sekarang Lyzura akan buka mulut," jelas Rey dengan nada penuh kepastian, memandang Kezia yang berbalik menghadap Rey dengan mata masih tertutup oleh kain.


"Lo melakukan apa sampai Cherly mau mengatakan itu? Jangan-jangan lo udah tau yang sebenarnya?" selidik Kezia, mengangkat jarinya menunjuk Rey sebagai pengancaman.

Rey menghela napas panjang dan dengan lembut membalikkan tubuh Kezia kembali menghadap ke depan. "Lo dengar aja semua itu dari Lyzura langsung," jawabnya sambil menatap tajam Kezia.

Mereka berdua sampai disebuah ruangan dengan cahaya yang redup. Lyzura yang sedang memainkan ponselnya langsung menoleh ke arah pintu saat Kezia dan Rey memasuki ruangan itu.

"Kok lo bawa Jia? Mana matanya ditutup gini?" tanya Lyzura, berdiri dan menghampiri keduanya dengan keheranan.

Rey menyenggol lengan Kezia dengan lembut. "Gimana perasaan lo? Ada rasa benci yang biasanya lo rasain saat melihat Lyzura?" tanya Rey, disambut gelengan kepala dari Kezia.

Rey mengangguk paham lalu menatap Lyzura. "Menurut apa yang lo katakan kemarin, Kezia akan mulai menunjukkan sisi kebenciannya saat dia melihat lo, 'kan?" Lyzura mengangguk mengiyakan, menunggu lanjutan dari perkataan Rey yang kini melepaskan penutup mata Kezia.

"Sekarang buka mata lo dan tatap Lyzura," perintah Rey.

Kezia menurut dan membuka matanya perlahan, menatap mata Lyzura dengan ekspresi yang tegang. Sebuah perasaan yang sama saat dirinya melihat Lyzura kembali hadir, yaitu perasaan benci, terlihat jelas di wajahnya.


Setelah Rey melihat perubahan wajah Kezia menjadi sinis, Rey kembali menutup mata Kezia dengan hati-hati. "Lo lihat itu, Lyz? Efek pengendali yang lo maksud hanya akan bereaksi ketika mereka melihat lo."

"Tapi, Rey, seharusnya Jia tetap membenci gue karena kemarin dia belum berhasil gue luluhkan seperti Aranika dan Salsa." Lyzura mempertanyakan keanehan situasi ini. Menurut pengamatannya tentang efek pengendalian ini, Kezia seharusnya masih membenci Lyzura. Kezia harus diluluhkan hatinya terlebih dahulu agar efek itu melemah dan bereaksi ketika mereka melihat Lyzura saja.

"Maksud lo tentang meluluhkan Ara dan Salsa seperti apa?" tanya Kezia, penasarannya memuncak. Otaknya masih mencerna apa yang mereka bicarakan.

Lyzura menghela napasnya, mencoba menjelaskan dengan jelas. "Lo, Ara, dan Salsa terkena sebuah kekuatan pengendali milik Liona yang membuat kalian membenci gue. Beberapa hari sebelumnya, gue berhasil meluluhkan Ara dan Salsa sehingga mereka hanya akan bereaksi ketika mereka melihat gue aja, dan kemarin gue mencoba meluluhkan lo tapi gagal."

Kezia terkejut lalu menggeleng tegas. "Engga, lo engga gagal," ujarnya mantap.

"Meluluhkan yang lo maksud adalah menyentuh sisi lembut seseorang, benar?" Lyzura mengangguk, membenarkan.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang