44. Ace Villains menghilang

173 33 4
                                    

-HAPPY READING-

"Aku bakalan bantuin kamu melawan Alleba, Lyz," ucap Khaela serius.

Lyzura menundukkan kepalanya. Bisakah dia melakukannya? Dia tidak yakin bisa begitu tega.

"Cuma itu cara yang bisa menggagalkan rencana Alleba," kata Khaela, menghela napas. Lyzura tetap diam, hatinya masih ragu juga bimbang atas rencana Khaela.

"Mau dengar sesuatu yang menarik?" tawar Khaela.

Lyzura tampak kurang berminat, hanya menundukkan kepalanya.

"Selama ini, aku pengen banget ngobrol bareng kamu, Lyz. Bukan kamu aja, tapi juga dengan Ace Villains," ujar Khaela dengan lembut.

"Aku liat persahabatan kalian asik, dan berharap bisa menjadi bagian dari Ace Villains. Namun, itu enggak mungkin. Ace Villains adalah kalian, tanpa aku. Tanpa Kae. Disitu aku yakin banget, kalau persahabatan kalian enggak akan hancur cuma karena masalah kek gini."

Kepala Lyzura terangkat. "Kae ..." Suaranya terdengar melirih.

Khaela mendekap Lyzura. "Dia pasti bakalan paham, Lyz. Dia bakalan mengorbankan cintanya demi persahabatan kalian."

Lyzura menggeleng pelan. "Sulit bagi gue menerima kenyataan ini. Masih enggak nyangka kalau dia berkhianat."

"Di dunia ini, yang bisa dipercaya hanyalah diri sendiri. Siapa lagi yang bakalan membantu kalau bukan kita sendiri? Enggak semua orang bisa memahami rasa sakit kamu," kata Khaela dengan bijak sambil mengelus kepala Lyzura.

"Kamu luar biasa banget, Lyz. Aku ngeliat semua perjuangan kamu. Bahkan saat kamu memilih buat berkorban, itu sungguh mulia. Bahkan aku dengan yakin bilang kalau yang ambil keputusan adalah Lyzura yang aku kenal," tambah Khaela, mencoba menguatkan Lyzura yang sedang dilanda kegalauan.

Cling!

Khaela menunjukkan setangkai mawar putih yang muncul di tangannya. Ia memberikannya pada Lyzura. "Kamu tahu kan, dunia ini adalah dunia paralel seperti yang kamu duga. Enggak semua tebakan kamu salah. Di dunia ini, mereka dari dunia paralel menganggap kita sebagai ilusi dan dongeng biasa, begitu juga sebaliknya. Kita menganggap mereka hanya ilusi."

Lyzura semakin merunduk. Semangatnya hampir padam. Dia rela mengorbankan dirinya, tetapi membunuh seseorang? Itu terlalu berat. Baginya, kepercayaan sahabatnya adalah hal yang tak bisa diingkari.

"Buku Pusaka bakalan diincar oleh Alleba. Karena siapa pun yang menyentuhnya bisa memanfaatkan kekuatannya. Berbeda dengan Liontin Cahaya, yang hanya bisa digunakan oleh keturunan murni dan bercahaya saat mereka menggunakan kekuatannya. Sayangnya, Liontin Cahaya tidak bisa mengalahkan Alleba tanpa Buku Pusaka, dan juga tidak bisa membuka portal kembali ke dunia kita. Hanya Buku Pusaka yang mampu melakukannya," jelas Khaela sambil menepuk lembut duri mawar.

Lyzura tiba-tiba bertanya, "Bagaimana perasaan lo ke Rayens?"

Khaela sedikit terkejut, menegakkan posisinya dan menatap lurus ke depan. Ekspresinya berubah menjadi lebih suram. "Perasaanku ke Albi enggak berubah."

"Lo ga masalah kalau gue harus membunuh Rayens?" tanya Lyzura dengan keraguan. Rayens kini menjadi boneka Alleba, nasibnya sangat tragis karena dimanfaatkan oleh iblis tersebut.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang