24. Pengendalian Jiwa

206 60 2
                                    

Vote nya jangan lupa!

-HAPPY READING-

"Jia juga?" tanya Lyzura ketika Salsa mengatakan bahwa perubahan Aranika bersamaan dengan perubahan Kezia.

"Iya. Jia juga sama kayak Ara," kata Salsa, memandang Lyzura dan Aranika secara bergantian.

"Ga biasanya Jia bersikap kasar kayak gitu, jika alasannya karena rahasia kita ga mungkin dia sampai begitu. Karena waktu kita membicarakan tentang kita semua yang punya rahasia, Jia malah orang yang paling antusias dan mengatakan bahwa dirinya juga punya rahasia. Secara logika, harusnya Jia mengerti kondisi kita tapi sekarang ini engga," tambah Salsa menjelaskan mengenai perubahan sikap Kezia.

Aranika mengangguk paham. "Gue juga awalnya ga masalah kalau kalian tinggal bertiga dan gue sendirian, tapi entah kenapa gue sekarang jadi sensitif gini." Sejak awal, Aranika tidak keberatan jika hanya dirinya yang sendirian karena dia dapat mengerti bahwa itu adalah alur dari novel itu.

Lagipula, jika mereka berempat tinggal bersama di rumah Lyzura, kasihan pada Zira yang merupakan single parent dan harus menafkahi mereka berempat. Oleh karena itu, Aranika memutuskan untuk tinggal sendirian supaya tidak menjadi beban.

Lyzura mendesis pelan, merasa tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi. Hatinya semakin gelisah, dia yang dulu tidak pernah takut dengan dunia ini, namun kini dia mulai merasakan ketakutan. "Oke ... untuk sekarang, kita ikuti alur yang diinginkan Liona. Apapun yang terjadi dan bagaimanapun perubahan sikap kalian, gue pasti akan membawa kalian kembali."

"Gue takut kita bakal berakhir dengan cara yang mengenaskan di sini," desis Salsa dengan suara lemah, sambil meremas kuat tali sling bag miliknya.

Aranika mengelus pundak Salsa dengan lembut. "Kita pasti akan baik-baik saja," ujarnya dengan penuh keyakinan. Sesekali, Aranika memandang Lyzura, merasa khawatir terhadap sahabatnya yang akhir-akhir ini menjadi pendiam.

Aranika terdiam sejenak, memandangi Lyzura lama. "Lo beneran akan membuat semuanya baik-baik saja, kan, Cher?"

"Iya. Kalian semua akan baik-baik saja, dan itu pasti," jawab Lyzura dengan tegas.

"Gue engga tahan melihat salah satu dari kita menderita, karena gue ga sekuat lo. Hanya lo yang biasa saja dengan semua yang terjadi, seakan tak terluka. Jadi, gue mohon, usahakan yang terbaik buat kami bertiga," ucap Salsa dengan sorot mata yang tajam, ditujukan kepada Lyzura.

"Iya, lo bakal berkorban untuk kami, kan? Sesuai dengan janji?" tambah Aranika, kini juga menatap Lyzura dengan tatapan tajam.

Lyzura tersenyum tipis, menarik napas dalam-dalam sebelum mengeluarkannya pelan. "Ternyata masih ber-efek ke mereka, dan sekarang Salsa juga mengalami perubahan," batin Lyzura ketika mendengar ucapan kedua sahabatnya. Padahal mereka berdua tadi mendukung Lyzura, tapi sekarang mereka malah menginginkan Lyzura berkorban untuk mereka.

Tapi Lyzura bersyukur. Dengan situasi ini, dia bisa mengambil beberapa kesimpulan dan akan membuat rencana baru untuk panggungnya.

Lyzura berdiri, merapikan seragamnya. "Gue pasti bakal berkorban buat kalian, jadi pastikan senyum kalian tidak pudar sampai saat itu tiba." Dengan itu, dia memberikan janji kepada sahabat-sahabatnya, meskipun dalam hatinya terbersit kekhawatiran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang