-HAPPY READING-
"Tungguuuuu ...!!!"
Sekuat tenaga Lyzura berteriak sambil melambaikan-lambaikan tangan setinggi-tingginya layaknya orang yang sedang memperagakan teknik berenang.
Shit! Tetap saja gerbang sialan itu berhasil ditutup rapat sampai tak menyisakan sedikit saja cela untuk tubuh ramping Lyzura menyelinap masuk.
"Pak, buka sedikit aja dong, Pak. Cuma telat semenit doang kok, Pak ..." Lyzura menatap Satpam itu dengan tatapan memelas.
"Tidak bisa, Neng, lagi pula di jam Bapak, Neng ini sudah terlambat lima menit. Jadi berdasarkan peraturan sekolah ini Neng dan yang lainnya tidak boleh masuk sampai ada tindakan dari guru yang piket atau osis." Satpam yang berseragam putih biru dongker itu memasukkan kunci gerbang ke dalam sakunya.
Lyzura mengerucut kan bibirnya kesal. "Yaaahhh Pak, tega banget sih ... saya ada ujian hari ini loh, Pak!" protes Lyzura berharap satpam memberikan simpatik kepada kami yang terlambat.
"Tetap tidak bisa Neng, ini peraturan sekolah. Jika bapak membantah, bapak yang akan dikenakan SP oleh Kepala Sekolah."
Semua murid yang terlambat cemberut karena kecewa. Apalagi Lyzura yang ada ulangan Matematika. Lyzura bisa telat karena dia kembali ke rumah untuk mengambil buku nya yang berisi PR ketinggalan. Alhasil dia terlambat sendirian. Sebenarnya yang lain sudah menawarkan untuk ikut bersama namun Lyzura menolak.
Lyzura hanya bisa mendesah kasar. Jika nilainya sampai drop bisa-bisa beasiswa nya akan di cabut dan Zira akan kesusahan membiayai dirinya.
Sudut mata Lyzura menatap ke seberang jalan. Dirinya melihat sosok Rayens yang sedang duduk di sebuah warung sambil merokok.
"Dia telat juga?" gumam Lyzura.
"Ah! Wajar kalau dia telat, ga mungkin anak bandel mau dateng cepat. Tapi tumben dia sendirian? Di mana buntutnya Michael yang biasanya selalu mengekor sama Rayens?" Lyzura menatap bingung Rayens yang sedang nangkring di warung.
Entah atas dorongan siapa Lyzura melangkahkan kakinya menghampiri Rayens. Saat tiba di warung dan tepat di depan Rayens, Lyzura menghentikan langkahnya. Dia baru ingat kejadian kemarin.
Rayens yang sedang menghisap puntung rokok sembari memainkan ponsel menyadari keberadaan Lyzura. Dia mendongak menatap Lyzura yang kini hanya terdiam melamun. "Ada urusan apaan?"
Pertanyaan Rayens membuyarkan lamunan Lyzura. "Eee ... eum ... itu ... apa ya?" Lyzura jadi bingung sendiri. Sebenarnya dia ingin bertanya soal kemarin kenapa Rayens meninggalkan dirinya bukan membantu dirinya.
Rayens mematikan putung rokoknya lalu meletakkannya di asbak. Dia menyandung tas nya di bahu kiri nya. "Kalau ga ada, gua mau cabut."
"Eh! Tunggu dulu, gue ada yang mau di omongin kok!" ujar Lyzura cepat.
Rayens kembali duduk. "5 menit, lewat dari situ skip."
Lyzura membukakan sedikit mulutnya. Tumben sekali Rayens tidak ingin berbicara dengannya? Apa ini karena kejadian kemarin?
"Oke, fine!" Lyzura menghirup udara di sekitarnya. Dirinya sedikit ragu menanyakan soal ini karena kejadian kemarin sangat aneh.
"Kenapa waktu gue mau pingsan lo ga bantuin gue? Katanya lo suka sama gue tapi kenapa waktu gue butuh pertolongan lo ga bantuin? Dan apa maksud dari mawar putih berdarah itu?" Rentetan pertanyaan Lyzura sampaikan pada Rayens.
Rayens menunjukkan raut wajah bingung yang membuat Lyzura juga ikut kebingungan. "Kapan lo pingsan? Di rooftop udah gua bilang yang bakal jatuh cinta itu lo bukan gua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life's Revenge [TAMAT]
FantasyBalas dendam dari inang iblis yang terkena kutukan novel kuno membuat inang iblis itu menumbalkan musuhnya sebagai pengganti. *** Mikhaela Zevanyura Asilva menemukan sebuah novel kuno didalam castil tua terbengkalai. Penasaran akan isi dari novel it...