53. Kekalahan Inang Iblis

146 29 19
                                    

-HAPPY READING-

Lyzura menatap kedua tangannya, masih tidak percaya bahwa dia telah membunuh seorang manusia. Rayens dan Faisal segera mendekatinya, menyadari bahwa Lyzura pasti merasa bersalah atas perbuatannya.

"Tenang, Lyz. Ini bukan salah lo," kata Rayens sambil mengelus bahu Lyzura menguatnya.

Faisal mengambil keris yang jatuh dari tangan Lyzura dan menatap tajam Alleba yang terbang di kejauhan. "Kini, target kita adalah dia. Setelah kita berhasil menyegelnya, semuanya akan berakhir."

"Menyegel iblis itu tidak akan mudah," kata Rayens sambil menggeleng. Kekuatan Alleba jauh melebihi nalar manusia. "Kita sebaiknya mencari cara untuk membuka portal dan kembali ke dunia kita."

"Jangan egois, Rayens. Lo tahu kan bahwa seseorang harus dikorbankan untuk membuka portal tersebut," ujar Faisal dengan kesal. Meskipun membuka portal tampak sebagai solusi yang mudah, pertanyaannya adalah siapa yang akan mereka korbankan. Namun, jika mereka berhasil mengalahkan Alleba, mereka bisa keluar tanpa mengorbankan siapa pun.

"Emangnya lo ada cara buat mengalahkan iblis itu?" tanya Rayens dengan nada tajam.

"Lo juga mau mengorbankan siapa, hah?" balas Faisal, menatap Rayens dengan tatapan penuh tantangan.

Rayens mengangkat kepalanya, merenung sejenak. Dia mengepalkan tangan kesal, tadi, dia ingin memilih Liona dan Lyzura. Tapi berhubung salah satu dari mereka telah mati Rayens harus memilih lagi. "Entah siapa pun itu. Yang jelas, gua butuh satu tumbal dan satu titik pembuka portal."

"Tumbal? Buat apa?" Faisal bertanya, alisnya berkerut bingung.

Percakapan mereka terputus ketika mereka mendengar Alleba tertawa dari kejauhan. Awan hitam muncul di atas kepala Alleba, dengan kilat yang menyambar di dalamnya, seperti ada badai di dana.

"Kalian sungguh menarik!" kata Alleba, tertawa dengan suara yang menggema di seluruh ruangan kastil. "Manusia selalu menjadi hiburan yang menarik."

"Diamlah, iblis!" Faisal mendesis kesal.

Rayens menatap Alleba dengan dingin. "Di dunia kami, iblis seperti lo adalah yang paling menjijikkan."

Alleba hanya tertawa lebih keras lagi. "Dan di dunia kami, manusia adalah makhluk paling rendah, lemah, dan bodoh. Mereka terikat oleh hubungan yang konyol."

"Cukup bicara, kau iblis sialan!" Lyzura mengungkapkan kemarahannya dengan tegas. Setelah berhasil membunuh Liona, Khaela menghubunginya secara spiritual, memberikan informasi penting.

Lyzura melepaskan genggaman Rayens dari bahunya. Benang merah mulai berputar di sekitar lukanya, memulihkan luka dan memperbaiki tulang-tulang yang retak. Keringat bercucuran di wajahnya, dan napasnya berat. "Kali ini giliran lo, gue pastikan lo mati hari ini."

"Kau sungguh pemberani, gadis kecil," kata Alleba sambil tersenyum licik. "Tapi bagaimana jika kau harus menghadapi Alleba sendirian? Apa kau masih berani?"

Dengan gerakan tangan yang cepat, Alleba menjentikkan jarinya, menantang Lyzura untuk bertarung.

KRAK!

Kubah transparan dengan ukuran yang besar segera mengurung Lyzura, memisahkannya dari Rayens dan Faisal dengan dinding dan hembusan angin kencang yang kuat. Alleba telah memastikan bahwa pertarungan ini menjadi duel satu lawan satu.

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang