35. Tahu? Atau tidak tahu?

175 49 2
                                    

-HAPPY READING-

Saat ini, bukan hanya Lyzura yang terasa aneh, tapi juga Rayens.

Setelah kejadian di lapangan tadi pagi, Rayens mengajak Lyzura untuk pulang bersama nanti. Perlakuan Rayens berubah sepenuhnya; tidak lagi terlihat tatapan dingin yang menusuk dari matanya yang seperti elang. Tatapan itu kini digantikan oleh sorot mata yang begitu teduh dan menenangkan.

Lyzura menerima tawaran itu, namun suasana menjadi canggung setelahnya. Baik Lyzura maupun Rayens, keduanya bingung akan kata-kata yang ingin diucapkan.

"Lyz?" panggil Rayens dengan pelan.

"Ya? Ada apa, Al?" sahut Lyzura dengan senyum tipis.

"G-gua ..." Rayens terbata-bata.

"Iya? Mau ngomong apa?" Lyzura hampir saja tidak tahan menahan tawa melihat ekspresi gugup Rayens. Laki-laki itu terlihat sangat menggemaskan, tidak heran jika dia berhasil mendapatkan hati gadis manis seperti Kaela.

Rayens menggeleng cepat, menyesali dirinya yang merasa aneh. "Ga jadi, gua lupa mau ngomong apa."

"Oh, jadi sekarang kamu jadi pelupa, ya?" goda Lyzura sambil tertawa, semakin membuat Rayens terlihat menggemaskan.

Tawa Lyzura membuat jantung Rayens berdebar lebih kencang. Ia segera mengalihkan pandangannya ke samping, menghindari kontak mata dengan Lyzura.

Melihat reaksi lucu Rayens, Lyzura punya ide untuk menggoda lebih jauh. Dengan gerakan halus, Lyzura mendekatkan posisi duduk mereka yang bersebelahan, lalu menaruh kepalanya di bahu Rayens.

"Lyz?? Kamu lagi ngapain?" Rayens kaget, tubuhnya sedikit mundur, tetapi ditahan oleh Lyzura.

"Ah, gapapa, aku pengen aja, boleh kan?" ucap Lyzura sambil bertanya. Sekarang ia bersandar pada dada bidang Rayens, ingin merasakan detak jantungnya.

Rayens hanya diam, mengubah posisinya agar Lyzura nyaman.

Lyzura semakin intens, menempelkan telinganya pada dada Rayens untuk mendengar detak jantungnya.

Dan benar saja! Jantung Rayens berdegup kencang, napasnya terburu-buru. "Apa ini berhasil? Ataukah ini hanya sandiwara dari Rayens?"

"Rayens!" Teriakan seorang perempuan memanggil Rayens, membuat keduanya terkejut dan terpisah dengan cepat.

Dihadapan mereka berdua, Liona dan Zayyan berdiri. Tatapan mereka penuh dengan ketidakramahan.

"Sialan, dua hama ini nggak pernah berhenti mengganggu rencana gue!" gerutu Lyzura dalam hati, mengutuk kedua saudara itu.

"Lo kenapa deket-deket sama cewek miskin ini?" sinis Liona, tatapannya penuh dengan kebencian pada Lyzura.

Rayens menatap jengah Liona, menarik kepala Lyzura agar kembali bersandar padanya. Dengan mata terpejam, tangannya mengelus lembut kepala Lyzura, mengabaikan kedua hama yang membuatnya kesal.

"Kalau kalian berdua cuma mau mengganggu, lebih baik pergi aja, jangan ganggu kami!" katanya dengan nada kesal.

Mata Liona membulat sempurna. "Lo nggak bisa gini! Lo lupa tentang perjanjian kita?!"

Another Life's Revenge [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang