⚠️Warning⚠️
- Banyak adegan kekerasan dan kata-kata kasar. Mohon bijaklah dalam membaca-
Basmalah Ilona Gralind, biasanya akrab disapa dengan sebutan Mala. Dia adalah anak yang diadopsi oleh keluarga Pradipta. Mereka mengadopsi Mala tujuan awalnya h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
"Mala." seru Devi menepuk pelan bahu Mala. Mala yang tadinya menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangannya itu pun ia angkat.
"Mala, lo kenapa?" tanya Devi terkejut, saat melihat mata sembab Mala dan juga wajah yang kusut.
"Devi, hiksss.." kini Mala berhambur memeluk tubuh Devi erat. Ia sudah tidak sanggup lagi membendung bebannya sendirian. Ia saat ini begitu rapuh, lelah dan juga capek. Rasanya ia ingin menyerah saat ini juga.
"Lo kenapa?" Devi kini membalas pelukan Mala mengusap punggung Mala lembut.
"Gue capek, Dev, gue capek." lirihan itu mampu membuat hati Devi seakan teremas kuat.
"Kenapa nyeri." lirih Devi dalam hati.
"Lo kenapa?" Devi mengurai pelukannya ia menatap lekat-lekat Mala. "Lo masih gak mau cerita?" tanya Devi.
"Gue gapapa." jawab Mala lemah, ia menggeleng pelan.
"Jangan bohong, Mala. Selama ini lo kayak punya banyak beban yang lo pendam sendiri. Apalagi kemarin gue lihat sikap mama lo memperlakukan lo gimana? Buat apa lo ada gue, Cantika dan Haura sebagai teman lo, kalau lo gak mau berbagi cerita sama kita. Apa selama ini lo gak nganggep kita temen lo?" pungkas Devi.
Mala menatap dalam manik mata Devi lalu ia menggeleng lemah. "Gue gapapa," ucap Mala.
"Bohong! Kali ini gue gak percaya sama omongan lo. Gak mungkin keadaan lo kayak gini, kalau lo baik-baik aja, Mala." sarkas Devi.
"Gue tunggu ditaman belakang sekolah sepulang sekolah. Kalau lo masih anggep gue temen, lo dateng kesana." putus Devi lalu ia beranjak dari duduknya dan pergi dari sana begitu saja. Sedangkan Mala, ia menatap punggung Devi yang semakin tidak terlihat dari pandangannya dengan nanar.
___________
"Mala tunggu." cegah Afan saat Mala ingin berjalan keluar dari kelas.
"Kenapa, Fan?" tanya Mala. Bisa Afan lihat dengan jelas bahwa keadaan Mala saat ini jauh dari kata baik-baik saja. Mata merah yang masih sembab dan juga wajah kusut serta pucat.
"Lo gapapa kan?" tanya Afan. Bisa dilihat dari raut wajah Afan ada guratan kekhawatiran disana.
Maka menggeleng kepalanya lemah."Gue gapapa kok. Gue baik-baik aja." jawab Mala dengan tersenyum getir.
"Lo jangan bohong! Lo bilang sama gue, apa yang Rakha lakuin ke lo. Dia nyakitin lo? Atau dia kasar sama lo? Bilang sama gue." ucap Afan dibumbui nada geramnya.
Sekali lagi Mala menggeleng kepalanya pelan. "Gue gapapa, gue baik-baik aja. Rakha gak lakuin apa-apa kok ke gue. Lo tenang aja, Fan." alibi Mala.