PART 43

4K 304 58
                                    

Haiii semuanya absen yuk...
Masih pada setia kan pembaca HURT.
Maaf, ya, karena jarang up.
Karena terhalang oleh kesibukan, hihihi

 Karena terhalang oleh kesibukan, hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lepas!" ucap Mala sembari mendorong kuat tubuh Nisa, hingga pelukan mereka pun terlepas. Dan membuat Nisa dan juga Calista kaget dengan respon yang Mala tunjukkan.

"Sayang..." lirih Nisa.

"Jangan pernah sebut kata mama didepan Mala. Tante bukan mama Mala. Gak ada orang tua yang tega buang anaknya sendiri apalagi di panti asuhan, hiksss... Tante bukan mama Mala, mama Mala udah gak ada."

Deg.

Hati Nisa bagaikan ditusuk oleh pisau, rasanya sangat sakit. Putri kandungnya sendiri menganggapnya sudah tidak ada.

"Mala benci sama mama." ucap Mala lalu ia pun berlari meninggalkan Nisa dan Calista disana dengan perasaan mereka masing-masing.

"Nis," lirih Calista ia berjalan mendekat ke arah Nisa yang kini bahunya sudah bergetar hebat. Kenapa rasanya begitu sakit. Ketika ia tahu kenyataannya bahwa putri kandungnya sendiri membenci dirinya.

"Cal, " kini Nisa berhambur memeluk tubuh Calista dengan erat menumpahkan segala rasa sakitnya disana. Air matanya begitu deras keluar dari pertahanannya.

"Sabar, ya. Mungkin Mala butuh waktu. Apalagi kata Rakha, Mala sempat mendapatkan kekerasan dari keluarga yang sudah adopsi Mala." jelas Calista. Dari penjelasan Calista, semakin membuat hati Nisa teriris. Ia semakin merasa gagal menjadi orang tua Mala.

"Assalamu'alaikum," seru dari belakang mereka mampu membuat atensi keduanya pun teralihkan

"Wa'alaikum salam." jawab keduanya sembari melepas pelukan mereka. Dan Nisa pun dengan cepat menghapus air matanya dengan kasar.

"Mama," ucap Rakha sembari mencium tangan kedua pria paruh baya itu.

"Mama Nisa kenapa, ma?" tanya Rakha.

"Rakha, mama Nisa boleh minta tolong." lirih Nisa, ia masih saja terlihat sesenggukan.

"Minta tolong apa, ma?" tanya Rakha.

"Tolong bujuk Mala biar dia mau ketemu sama mama. Mama gak tahu mau gimana lagi. Mala benci sama mama, Rakh. Bujuk Mala juga biar dia mau tes DNA sama mama." ujar Nisa.

"Sekarang Mala dimana?" tanya Rakha.

"Dia ada dikamar. Tolong kamu bujuk Mala, ya, sayang. Kasihan mama Nisa." ujar Calista.

"Iya, ma. Nanti Rakha usahain buat bujuk Mala." jawab Rakha.

"Mama Nisa minta tolong, ya, Rakh. Cuma kamu satu-satunya harapan mama. Kemarin Afan udah berusaha bujuk Mala. Tapi kata Afan, katanya Mala gak mau ketemu sama mama." ujar Nisa.

"Rakha usahain, ya, ma. Tapi, Rakha gak janji." ucap Rakha. "Untuk sekarang mending mama pulang dulu aja. Tenangin diri mama, dan kasih Mala waktu buat nenangin dirinya dulu." sambungnya.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang