⚠️Warning⚠️
- Banyak adegan kekerasan dan kata-kata kasar. Mohon bijaklah dalam membaca-
Basmalah Ilona Gralind, biasanya akrab disapa dengan sebutan Mala. Dia adalah anak yang diadopsi oleh keluarga Pradipta. Mereka mengadopsi Mala tujuan awalnya h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
Setelah melewati pelajaran beberapa jam. Bell yang mereka tunggu-tunggu kini akhirnya berbunyi, apalagi kalau bukan jam istirahat.
"Ke kantin, yuk. Udah pada demo nih cacing-cacing diperut gue." ucap Eby, ia berlari menghampiri bangku Irsyad bersama Rakha.
"Yuk, gue juga udah laper." ucap Irsyad.
"Yang lainnya, kita ke kantin." ucap Eby.
"Yuk, Rakh." ucap Irsyad lalu berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Rakha. Setelah itu, mereka pun berjalan keluar dari kelasnya untuk menuju kantin.
"Eh tadi gue lihat di mading. Katanya minggu depan diadakan pemilihan ketua basket baru. Kira-kira siapa, ya, yang akan nyalonin jadi ketua basket." kata salah satu siswi yang berjalan melewati Rakha and the geng.
"Katanya sih, gue denger-denger, Rasya siketos juga mau nyalonin jadi ketua basket." samar-samar mereka mendengar pembicaraan kedua siswi itu.
"Rakh, lo kan jago main basket. Kenapa gak lo aja yang nyalonin jadi ketua basket baru?" ide Agra, mereka saat ini tengah menghentikan langkah kaki mereka. Saat mereka tadi mendengar dua siswi yang membahas pemilihan ketua basket baru.
"Iya, Rakh, bener apa kata Agra. Kenapa gak lo aja yang nyalonin jadi ketua basket." ucap Afan.
"Gak minat." sarkas Rakha. Ia pun memilih untuk berjalan lebih dulu.
"Ini kesempatan lo buat nunjukin bakat lo main basket, Rakh. Dan ini juga bagus buat ngembangin hobby lo main basket." ujar Rafka, kini mereka berjalan menyamai langkah kaki Rakha.
"Iya Rakh. Kalau lo nanti nyalonin jadi ketua basket. Gue yakin lo pasti yang bakalan menang. Secara main basket lo udah pro." timpal Eby.
"Nanti gue pikir-pikir. Kalian kalau mau ke kantin, duluan aja. Gue mau ke toilet dulu." ujar Rakha, lalu ia membelokan langkahnya menuju koridor yang menghubungkan jalan antara toilet, perpus dan juga Rooftop.
"Rakha hari ini kenapa sih? Kayak gak semangat gitu?" tanya Haidar.
"Kayaknya sih gitu. Entar coba kita tanyain aja sama Rakha nya langusng. Mending kita sekarang ke kantin dulu aja, sumpah, perut gue udah keroncongan dari tadi." ucap Eby.
"Kalian duluan aja. Gue mau nyusul Rakha dulu." ucap Afan lalu tanpa persetujuan dia segera berlari mengejar langkah Rakha.
"Biarin aja Afan nyusulin Rakha. Kita ke kantin aja dulu. Entar keburu Bell masuk. Jangan sampai telat masuk, karena setelah itu kita pelajaran Pak Abraham." ucap Rafka. Ia pun melangkah kakinya dan disusul oleh yang lainnya.