PART 20

3.1K 284 25
                                    

PART 20.



__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________

Seperti biasa, setelah Mala menyiapkan berbagai menu makan malam. Ia hanya berdiri sembari menikmati ketiga manusia yang kini sedang asik menikmati makan malam mereka. Sementara Mala, ia hanya diam sambil menelan ludahnya sendiri sembari memegang perutnya yang sudah terasa begitu lapar.

"Ini, makan dibelakang. Saya sudah kenyang." Mala menatap piring bekas Melisa dengan tatapan nanar.

"Kenapa kamu gak mau? Yaudah, kalau gitu buang aja." ucap enteng Melisa.

"Jangan." cegah Mala lalu ia merebut kembali piring itu. Lagi dan lagi Mala harus merasakan makan malam bekas orang lain. Ia tidak lebih dari seorang binatang. Yang diberi makanan sisa.

"Yaudah sana kebelakang." usir Melisa.

"Iya, ma." ucap Mala. Ia segera berbalik badan dan berjalan menuju dapur. Setelah Mala sampai didapur, ia duduk di atas lantai dipojok dapur. Ia meletakkan piring yang berisi makanan sisa itu diatas pangkuannya. Matanya memanas, dan ia pastikan sebentar lagi matanya akan mengeluarkan butiran-butiran bening.

"Perut maafin gue, ya, untuk yang kesekian kalinya, gue gak bisa ngasih lo makanan yang layak." gumam Mala. Tangannya bergetar dan mulai mengambil sesuap nasi dan juga lauk seadanya. Ia menyuapkan sesuap nasi itu kedalam mulutnya sendiri yang sudah bergetar, mencoba menahan isak tangisnya.

_________

"Lala, Akha rindu Lala." lirih Rakha. Kepalanya menengadah keatas, sembari menatap bintang-bintang diatas sana.

"Lala, bintangnya indah, ya." ucap Rakha kecil. Sembari menunjuk bintang-bintang yang ada diatas langit sana. Kini keduanya sedang berada di taman belakang rumah Rakha. Dan malam itu Mala bermalam dirumah Rakha atas permintaan Rakha.

"Iya, bintangnya indah banget, ya, Akha." jawab Mala dengan senyum lebar dibibirnya dan tidak lupa boneka beruang yang saat ini ada di pelukannya.

"Indah kayak Lala." seru Rakha.

"Emang Lala indah? Lala kila bintangnya yang indah." ujar Mala.

"Bintangnya emang indah, Lala. Tapi menurut Akha yang paling indah itu Lala." ucap Rakha.

"Akha bisa aja." ucap Mala malu-malu.

"Lala lucu, ya, kalau malu-malu kayak gitu." Akha melihat raut wajah Mala sembari terkekeh.

"Lala dali dulu memang lucu, wlekkk." ucap Mala pede dengan menjulurkan lidahnya.

"Kan Akha makin gemes sama Lala." pungkas Rakha sembari mencubit kedua pipi Mala gemas.

"Akha, jangan dicubit. Pipi Lala kan jadi cakit." rengek Mala cemberut.

"Emang mana yang sakit?" tanya Rakha.

"Ini cama ini." tunjuk Mala kepada kedua pipinya.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang