PART 53 (END)

4.6K 258 13
                                        

Bruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bruk...

"AFAN!" pekik mereka kaget. Kini tubuh Afan sudah limbun kebawah dengan darah yang mengucur dipunggungnya.

"Afan." semua anggota The Devil's kini berlari menghampiri Afan saat mereka mendengar tembakan menggema begitu nyaring dikesunyian malam ini.

"Pak tangkap mereka!" teriakan Naufal dan Agam kini terdengar jelas diindra pendengaran anggota The Devil's. Agam dan Naufal baru saja datang bersama beberapa polisi.

"Jangan ada yang bergerak!" tegas polisi itu dengan mengacungkan pistol mereka.

"Sial!" umpat kasar Chelsea sebelum ia melarikan diri dari sana.

"Pak ada yang lari kesana. Tolong kejar dia." dan tidak menunggu waktu yang lama salah satu dari polisi itu pun berlari mengejar Chelsea yang sedang terbirit-birit melarikan diri dari sana.

"BERHENTI ATAU SAYA TEMBAK KAKI KAMU! " tegas polisi itu sembari menarik pelatuk ke udara pertanda peringatan pertama. Dan seketika itu Chelsea pun menghentikan kakinya. Kini kakinya seperti jelly, bergetar lemas dan tidak bertenaga. Untuk berlari saja dia tidak sanggup.

"Ikut saya." kini Chelsea dibawa paksa oleh polisi itu.

Sementara disisi lain. Mala terlihat semakin menangis histeris saat melihat kedua pria yang berarti dalam hidupnya kini terbaring lemah tidak berdaya di hadapannya.

"Bang Afan hiks..." kini Mala tidak bisa lagi menahan tangisnya lebih kuat lagi. Kini ia berganti posisi meletakkan kepala Afan diatas pangkuannya.

"Afan!"

"Rakha!"

"Ya Allah kalian kenapa?" tanya Calista sembari meletakan kepala Rakha dipangkuannya. Calista menatap Rakha dan Afan secara bergantian.

"Ini semua salah Mala, Ma. Andai aja mereka gak selametin Mala pasti gak gini kejadiannya. Ini semua salah Mala, hiksss." lirih pilu Mala. Sementara Nisa memeluk bahu Mala mencoba menenangkan putrinya walaupun sebenarnya dia juga begitu terpukul melihat keadaan Afan dan juga Rakha.

"Gak, dek. I--ini sem--ua bukan sal--ah kamu." ucap Afan terbata-bata dan dengan keadaan seperti ini pun Afan masih bisa menunjukan senyumnya.

"Kenapa abang nyelametin Mala. Kenapa gak biarin Mala aja yang ketembak, hikss.." isak tangis Mala kini semakin terdengar pilu. Siapapun yang mendengar isak tangis Mala saat ini pun merasa teriris pilu. Keadaan Maka kini begitu menyedihkan.

"Lebih baik kita bawa mereka ke rumah sakit sekarang." ucap tegas Naufal.

"Biar aku sama Agam yang angkat Rakha sama Afan." ucap Naufal kini mulai mengangkat tubuh tak berdaya Rakha dan begitu juga Agam yang kini sudah mengangkat tubuh tak berdaya Afan. Sedangkan geng Calvos kini sudah diringkus oleh polisi.

"Ma, Mala takut bang Afan sama Rakha kenapa-kenapa, hiksss." lirih Mala yang kini berada didalam dekapan Nisa yang saat ini juga sama, menangis pilu.

"Mama Calista maafin, Mala." sesal Mala. Ia menatap Calista dengan tatapan sendunya.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang