⚠️Warning⚠️
- Banyak adegan kekerasan dan kata-kata kasar. Mohon bijaklah dalam membaca-
Basmalah Ilona Gralind, biasanya akrab disapa dengan sebutan Mala. Dia adalah anak yang diadopsi oleh keluarga Pradipta. Mereka mengadopsi Mala tujuan awalnya h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menunggu satu minggu. Kini hasil tes DNA pun sudah keluar. Seperti biasa Rakha dan Afan selalu setia menemani Nisa dan Mala untuk melihat hasil tes DNA di rumah sakit.
Kini keempatnya sudah berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju ruang Dokter. Saat sudah sampai di ruang dokter, ternyata dokter kini sudah menunggu kedatangan mereka.
"Silahkan duduk." titah Dokter itu mempersilahkan Nisa dan Mala untuk duduk karena kebetulan hanya ada dua kursi disana. Sedangkan Rakha dan Afan kini tengah berdiri didekat kursi yang Mala dam Nisa duduki.
"Jadi gimana dok hasilnya?" tanya Nisa.
"Sebentar saya lihat dulu hasilnya." ucap dokter itu sembari membuka amplop berwarna coklat yang sedari tadi ia pegang.
"Gimana dok?" tanya Nisa, tatapan matanya kini menunjukan binar harap. Ia menatap dokter yang ada dihadapannya dengan intens. Dokter itu terlihat membaca deretan tulisan yang tertata rapih diatas kertas yang sudah diprint itu.
"Hasilnya," ucap dokter itu menggantung. Ia menatap Nisa dan Mala secara bergantian.
"Gimana, Dok? Apa hasilnya?" tanya Afan antusian dibelakang. Ia merasa tidak sabar mendengar hasil yang keluar dari mulut dokter itu.
"Hasilnya, cocok. Dan itu artinya Mala adalah anak kandung bu Nisa." ucap Dokter itu. Dan ucapan itu mampu membuat mereka terdiam sejenak. Berusaha mencerna ucapan yang keluar dari mulut dokter itu.
"Mama..." lirih Mala dengan mata yang sudah berkaca-kaca, entah sejak kapan perasaan haru itu hinggap didiri Mala. Yang jelas perasaannya kini bahagia bercampur terharu. Impiannya bertemu orang tua kandungnya kini sudah tercapai. Do'a-do'a yang ia panjatkan selama ini akhirnya Allah kabulkan.
"Mama,"
"Sayang," kini keduanya beranjak dari duduknya. Mereka kini saling melempar pelukan hangatnya.
"Akhirnya mama bisa peluk kamu, sayang. Mama bersyukur masih diberi kesempatan untuk memeluk dan bertemu kamu lagi." lirih Nisa dengan membawa Mala kedalam pelukan hangatnya.
"Mala bahagia, ma. Bisa ketemu sama orang tua kandung Mala." lirih Mala kini kristal bening itu sudah membasahi pipinya.
"Apalagi mama, mama sangat bahagia." ucap Nisa. Ia kini melepas pelukannya, kedua tangannya menangkup pipi Mala dengan sayang. Ia mengusap buliran bening yang masih basah di kedua pipi Mala.
"Jangan nangis." ucap Nisa.
"Ini tangisan bahagia, ma. Akhirnya Mala bisa ketemu mama." pungkas Mala. Sedangkan Rakha, Afan dan Dokter itu menatap kedua insan itu dengan tatapan haru mereka.
"Mala." kini giliran Afan yang memeluk erat tubuh Mala. Membawa tubuh Mala kedalam pelukan hangatnya.
"Bang, Afan." lirih Mala membalas pelukan Afan. Dan tidak bisa Rakha pungkiri sebenarnya dia merasa cemburu. Tapi dia tahu situasi dan kondisinya.