PART 33

4.1K 339 32
                                    

PART 33.

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

"LALA!" teriak Rakha, nafasnya memburu, peluh keringat kini tengah membasahi dahi dan juga plipisnya. Ia mencoba menegakkan badanya dan juga mengatur deru nafasnya. Setelah ia tenang, ia menghembuskan nafasnua lega. "Hanya mimpi." gumam Rakha, lalu dengan segera ia menolehkan sedikit badannya ke belakang, menatap raga Mala yang masih terbaring lemah diatas ranjang rawat.

"Lala.." gumam Rakha, lalu ia turun dari atas sofa dan berjalan menghampiri Mala yang masih setia menutup matanya. Sesampainya disamping ranjang rawat Mala, Rakha mendudukan bokongnya diatas kursi yang ada disebelah ranjang itu. Tangannya menggenggam tangan Mala.

"Lala, kapan bangun. Akha udah rindu sama senyum manisnya, Lala." lirih Rakha, ia menggengam tangan Mala dengan penuh sayang.

"Lala tahu gak? Minggu depan Akha mau nyalonin jadi ketua basket, lho. Lala gak mau lihat Akha main basket? Dulu katanya, Lala pengen lihat Akha main basket buat Lala. Bangun, ya, La. Akha rindu..." lirih Rakha, sampai pada akhirnya...

"Lala.." gumam Rakha saat ia menyadari bahwa jari-jari Mala bergerak didalam genggamannya.

"Dokter..." teriak Rakha, lalu ia meletakan dengan hati-hati tangan Mala. Setelahnya, ia berlari keluar, berusaha memanggil dokter.

"Dokter!" teriak Rakha.

"Dok...Dokter.." seru Rakha, ia lalu menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Ada apa?" tanya Dokter itu sedikit panik.

"Tolong priksa pasien diruang rawat inap mawar nomer 6, dok. Tadi jari-jari nya gerak.." ucap Rakha.

"Mari," ucap dokter itu lalu menuntun langkah kakinya agar masuk kedalam ruang rawat inap mawar nomer 6.

"Sebaiknya kamu tunggu diluar dulu. Biar saya priksa keadaan pasien." ucap dokter itu lalu masuk kedalam. Sedangkan Rakha, ia hanya menurut apa yang dibilang dokter itu.

Sudah 15 menit Rakha menunggu Dokter diluar. Namun dokter itu belum juga selesai memeriksa keadaan Mala didalam.

"Semoga aja, Lala baik-baik aja." gumamnya. Ia meremas jari-jemarinya kuat. Menyalurkan segala kecemasannya disana.

Clekk...

"Dok, gimana?" tanya Rakha seraya menghampiri dokter yang baru saja keluar dari dalam.

Dokter itu tersenyum." Alhamdulillah, pasien sudah melewati masa-masa kritisnya dan sekarang pasien juga sudah sadar." jawab Dokter itu.

"Dokter serius?" tanya Rakha dengan perasaan yang begitu bahagia.

"Iya, saya serius. Kalau kamu mau menjenguk pasien, silahkan. Kalau gitu saya permisi dulu, mari.." pamit dokter itu.

"Makasih, dok." ucap Rakha dan dibalas senyum serta anggukan sangat dokter.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang