PART 2

3.4K 282 6
                                    

PART 2.

HAPPY READING GUYS.




Rakha, ia nampak menghentikan laju motornya di bibir jalan. Matanya menyipit, saat indra penglihatannya menatap punggung familiar itu dari balik helmnya.

"Ngapain dia jalan kaki? Bukannya jam segini masih ada angkotan umum, ya." monolog Rakha. Dan, tanpa berfikir panjang lagi. Rakha kembali menyalakan mesin motornya dan melajukan kembali motornya untuk menghampiri seseorang itu.

Tin!

Mala, ia seketika menghentikan langkah kakinya saat ia mendengar klakson dan menyadari ada motor yang berhenti tepat disampingnya.

Mala menyipitkan matanya. Indra nya menangkap sesorang yang tidak asing untuknya. "Rakha." cicitnya dalam hati.

Saat Rakha berhenti tepat disamping Mala. Ia segera membuka kaca helm fullface nya. "Naik!" Mala yang mendengar titah Rakha dibuat menyerengitkan dahinya. Ia celingukan mencari seseorang disekitarnya. Dirinya tidak mau ke geeran siapa tau bukan dirinya. Tapi, hasilnya nihil. Tidak ada siapapun yang ada disekitarnya terkecuali hanya dirinya.

"Naik, Mala!" sekali lagi. Rakha sedikit dibuat geram oleh sikap Mala.

"Aku?" tanya Mala. Tangannya sembari menunjuk dirinya sendiri. Sekarang ia sudah seperti orang goblok bin oon dimata Rakha.

"Bukan! Tapi, orang di belakang lo." ketus Rakha. Mala yang mendengar jawaban Rakha, refleks menoleh kebelakang. Tapi, ia tidak menemukan seseorang dibelakangnya.

"Kok g----"

"Apa!?" kali ini Rakha benar-benar geram melihat tingkah Mala.

"Gak ada siapa-siapa dibelakang aku Rakha." ucap Mala dengan sesekali menundukan kepalanya.

"Jadi, lo udah tau kesimpulannya kan. Disini gak ada siapa-siapa kecuali gue sama lo. Udah cepet naik! Gue gak suka menunggu!" ujar Rakha.

Namun Mala masih tak bergeming ditempatnya. "Naik sendiri, apa mu gue naikin!?"

"Aku bisa sendiri, Rakh." jawab Mala.

"Makanya naik cepet Mala! Jangan bikin gue marah sama lo." Mala yang mendengar ucapan Rakha segera buru-buru naik keatas jok belakang motor Rakha.

"Udah?"

"I--iya udah." jawab Mala.

"Yaudah turun."

"Hah?" Mala dibuat binggung oleh ucapan Rakha.

"Apa Rakh?" tanya Mala sekali lagi. Ia takut-takut kalau dirinya salah dengar.

"Gak! Pegangan." titah Rakha. "Gue mau ngebut." sambungnya.

Rakha yang tidak mendapat respon dari Mala merasa geram ia segera menarik kedua tangan Mala dan melingkarkan di perutnya.

"Jangan dilepas. Kalau lo jatuh, gue gak mau tanggung jawab." ucap Rakha. Ia kembali menyalakan mesin motornya. Dan melajukan motornya, melesat dari sana. Rakha diam-diam melirik Mala dari kaca spionnya. Dapat ia lihat, kepala Mala yang ia senderkan di bahunya dengan senyum yang mengembang. Dan tanpa diminta bibir Rakha ikut tersenyum. "Kalau senyum kayak gitu lo cantik. So cute." entah setan dari mana tiba-tiba hatinya memuji keindahan yang ia lihat didalam kaca spionnya.

"Apaan sih lo Rakh." Rakha menggeleng pelan. "Sebelumnya gue gak pernah muji cewek lain selain Reina. Apa itu artinya, hati dan fikiran gue udah mulai menerima kehadiran Mala?" monolognya dalam hati.

Rakha, ia disibukan oleh fikiran dan hatinya sendiri. Sedangkan Mala, ia menikmati angin pagi dan menikmati kenyamanan yang baru ia rasakan saat bersama Rakha. Selama menjalin hubungan sekitar 3 bulan. Baru kali ini Rakha mau membonceng dirinya. Apa itu artinya hati Rakha udah mulai terbuka untuk Mala.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang