PART 18.

3.4K 238 22
                                    

PART 18.





_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

"Kenapa lo gak sama Rasya aja. Kalau lo sama Rasya gue yakin lo bakalan ngerasain sesuatu yang gak pernah Rakha berikan sama lo."

Mala menatap dalam Haura. Jujur saja, fikirannya ingin sekali lepas dari Rakha. Namun, hatinya bertolak belakang dengan fikirannya. Fikirannya ingin tapi justru hatinya tidak ingin pergi dari Rakha, dua kubu yang tidak sinkron.

"Iya, La. Gue tadi juga gak sengaja lihat Rakha lagi gendong cewek. Mungkin itu cewek yang ada divideo yang pernah lo lihatin ke kita waktu itu." ucap Devi.

"Kalau gue jadi lo, ya, La. Gue gak akan bertahan sama hubungan toxic ini." ucap Cantika.

"Bener apa yang dibilang Devi sama Cantika, La. Lo juga berhak bahagia. Walaupun bahagia lo bukan sama Rakha. Buat apa lo cinta sama Rakha tapi kalau ujungnya lo sendiri yang menderita. Lebih baik, lo cari kebahagiaan lo sama orang lain, sama Rasya misalnya. Dia juga gue lihat-lihat kayaknya sayang sama lo. Gue kenal Rasya, dia orangnya gak gampang perhatian sama orang. Apalagi, sama cewek." ujar Haura.

"Lo makan, ya. Kita mau ke kelas dulu, bell masuk udah bunyi soalnya. Jangan lupa diminum obat dari calon pacar." goda Haura seraya terkekeh kecil.

"Ra," cicit Mala dengan melototkan sedikit bola matanya.

"Canda, La." ucap Haura, masih dengan kekehannya.

"Makan, ya, kita ke kelas dulu. Lo baik-baik disini. Nanti kita jemput lo kalau udah jam pulang sekolah." ucap Devi.

"Dadah Mala. Kita ke kelas duluan, ya." pamit Cantika lalu pergi keluar dari UKS itu dan disusul kedua temannya yang lain.

"Iya," ucap Mala. Ia menganggukan kepalanya.

"Gue emang cinta sama lo, Mal."

Setelah mereka bertiga keluar dari UKS. Mala teringat ucapan Rasya waktu itu. "Apa mungkin, Rasya cinta sama gue?" monolognya pada dirinya sendiri.

"Gak mungkin Rasya cinta sama gue. Gue sadar, gue bahkan gak pantes buat dicintai sama orang lain. Bahkan keluarga gue aja buang gue ke panti asuhan dan gak mau urus gue. Keluarga yang udah adopsi gue juga gak perduli dan gak sayang sama gue. Hanya mama Sarah yang sayang sama gue. Selebihnya tidak ada yang sayang sama gue." lirihnya.

"Mama, Mala capek. Boleh jemput Mala. Disini gak ada yang sayang sama Mala." lirihnya lagi.

_________

Setelah melewati beberapa jam. Akhirnya kini, jam pulang pun sudah tiba. Bell pulang kini sudah berbunyi. Menandakan jam pelajaran sudah usai.

"Mala." teriak Rasya membuat Mala dan ketiga temannya itu menghentikan langkahnya.

"Rasya." cicit Mala, ia sedikit monolehkan kepalanya kebelakang guna ingin melihat sangat empunya suara.

"Lo udah baikkan?" tanya Rasya yang kini sudah berada di depan Mala.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang