PART 42

3.7K 309 61
                                    

Hai...
Hai...

Mau sapa para reader's dulu...
Absen yuk?...
Hai, gimana kabar kalian semua? Baik kan?
Oh, ya, masih ingat sama cerita aku kan?
Jadi, masih ada yang rindu sama cerita ini gak?
Atau masih ada yang setia nungguin gak?
Maaf, ya, baru bisa up dari kesekian abad menghilang, hihihihi...





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Bagus, ya," seru Rakha, kini ia sudah berdiri tepat didepan Mala dan Rasya. Dan tak lupa disamping Rakha sudah ada para sahabatnya yang setia berdiri disana.

"A--Akha." cicit Mala, ia dengan refleks berdiri dari duduknya dengan meremat kuat sisi rok seragamnya. Ada rasa takut yang tiba-tiba menghampirinya.

"Kamu lupa sama janji kamu, La." ujar Rakha, Mala dapat melihat tatapan kecewa di manik mata Rakha. "Apalagi sekarang aku tau kamu malah berduaan sama laki-laki lain disini." sambungnya.

"Lo salah faham, Rakh." ucap Rasya. Ia menatap Rakha dan Mala secara bergantian.

"Mata gue masih normal. Gue gak buta." desis Rakha.

"Apapun yang lo lihat, gak seperti yang lo fikirkan." ujar Rasya.

"Kalian semua pergi dari sini, termasuk lo." ucap Rakha lalu menunjuk Rasya. "Tinggalin gue sendirian sama Mala." lanjutnya.

"Oke, kalau itu mau lo. Yuk, kita cabut." titah Agra.

"Jangan kasar-kasar, Rakh. Bagaimanapun dia adik gue." ujar Afan.

"Adik lo?" tanya kaget mereka.

"Nanti gue jelasin. Sekarang kita cabut. Biarin Rakha sendiri sama Mala." titah Afan. Lalu ia berjalan pergi dari sana dan diikuti yang lainnya.

"Ngapain lo masih berdiri disini. Pergi! Sebelum gue kehilangan kendali." desis Rakha. Ia menatap tajam kearah Rasya.

"Oke, gue bakal pergi dari sini. Asal, lo jangan sakiti Mala." ucap Rasya.

"Siapa lo, merintah gue?" tanya Rakha.

"Gue gak akan pergi sebelum lo janji sama gue. Lo gak bakalan sakiti atau kasar sama Mala." ujar Rasya. Rakha yang sudah mulai geram pun melangkah maju, mengikis jaraknya dengan jarak Rasya. Kedua tangannya kini sudah mencengkram kuat kerah baju seragam sekolah Rasya.

"PERGI DARI SINI ATAU LO BAKAL GUE HABISIN SAAT INI JUGA!" desis Rakha. Ia menatap manik mata Rasya dengan tatapan bak elang yang siap menerkam mangsanya.

"Sya, mending lo pergi dari sini." ujar Mala.

"Tapi, Mal." ucap Rasya.

"Gue gapapa. Gue gak mau lo kenapa-kenapa cuma gara-gara gue." ujar Mala.

"Beneran lo gapapa?" tanya Rasya dengan raut khawatir.

"Gue gapapa. Sekarang lo pergi dari sini."

"Oh, oke. Jaga diri lo baik-baik." ujar Rasya lalu ia pun pergi dari sana.Tanpa mereka sadari sebelum Rasya pergi dari sama ia sempat menampilkan senyum misteriusnya.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang