⚠️Warning⚠️
- Banyak adegan kekerasan dan kata-kata kasar. Mohon bijaklah dalam membaca-
Basmalah Ilona Gralind, biasanya akrab disapa dengan sebutan Mala. Dia adalah anak yang diadopsi oleh keluarga Pradipta. Mereka mengadopsi Mala tujuan awalnya h...
Sebelum kalian lanjut membaca, aku mau nyapa kalian dulu...
Hai, gimana kabar kalian hari ini?
Absen dulu yuk, kalian asal dari mana?
Sebelum lanjut membaca, aku mau mengucapkan beribu-ribu terimakasih, karena kalian semua sudah jadi pembaca setia cerita aku... Walaupun cerita buatan aku bisa dikatakan masih awan, belum begitu mahir, dan masih asal-asalan. Walaupun begitu kalian masih setia nungguin cerita aku... Sekali lagi makasih banyak, pokoknya luv sekebon buat kalian semua ❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
__________
Terlihat sebuah mobil kini memasuki perkarangan kediaman rumah Daniswara, yang merupakan keluarga besar Rakha. Mobil itu nampak masuk kedalam ruang yang biasa dinamakan dengan garasi.
"Yuk turu." ucap Rakha saat ia baru saja menghentikan mobilnya di garasi rumahnya.
"Kenapa?" tanya Rakha, saat ia melihat raut wajah Mala.
"Aku takut ngerepotin kamu sama keluarga kamu, Kha." ujar Mala. "Aku gak mau jadi benalu dalam keluarga kamu kayak aku jadi benalu dikeluarga papa Axel." lanjut Mala. Setelah beberapa hari ia dirawat dirumah sakit. Dan akhirnya, hari ini ia diperbolehkan pulang oleh dokter. Karena kondisinya yang sudah memungkinkan untuk pulang.
"Dengerin aku, la. Disini gak ada yang bilang kamu benalu. Aku ataupun keluarga aku gak merasa direpotkan sama sekali. Kamu tadi juga denger kan? Waktu ditelfon. Mama sama papa aku fine-fine aja kamu tinggal disini." ucap Rakha.
"Tetep aja, Kha. Aku gak mau merepotkan kamu ataupun keluarga kamu." ucap Mala
"Gak ada yang merasa direpotkan, lala." ucap Rakha.
"Tapi, Kha."
"Udah cukup, Mala! Kita turun sekarang!" ucap Rakha dengan intonasi nada yang sedikit tinggi. Setelah mengucapkan itu, Rakha mulai membuka sabuk pengamannya dan turun meninggalkan Mala.
"Maafin aku, Akha. Aku hanya trauma." lirih Mala. Ia pun mau tidak mau mulai membuka Seatbeltnya dan ikut turun.
"Masuk!" tak ada gandengan tangan tidak ada suara lembut Rakha. Bukannya Rakha marah, tapi ia hanya sedikit kecewa.
"Akha..." panggil Mala sembari membuntuti langkah Rakha dari belakang.
"Kenapa?" seru Rakha sembari menghentikan langkah kakinya saat mereka kini sudah berada tepat didepan pintu utama milik keluarga besar Daniswara.
"Maafin Lala." lirih Mala, ia menatap Rakha dengan bola mata yang berkaca-kaca.
Rakha yang melihat ekspresi wajah dan bola mata Mala yang berkaca-kaca menjadi iba. Ia mengehela nafasnya, dan mencoba menetralisir amarahnya.
"Maafin, Akha, ya, lala." ucap Rakha sembari mengelus puncak kepala Mala. "Aku gak bermaksud bentak kamu, aku cuma kesel aja sama ucapan kamu. Aku, mama, bahkan papa, gak merasa direpotkan sama sekali sama kamu, la. Jadi, stop bilang kalau kamu benalu." ujar Rakha.