PART 16

3.3K 260 26
                                    

PART 16.



__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

"Kenapa?" tanya Rasya yang baru saja dateng dan menghampiri sedikit keributan didepan gerbang.

"Ini, Sya. Dia udah telat, trus atributnya juga kurang lengkap." jelas Naysila, selaku anggota osis.

Rasya mengikuti telunjuk jari Naysila. Bisa ia lihat didepan Naysila tengah berdiri seorang gadis cantik dengan kepala yang sedikit merunduk.

"Kalian berdua pergi. Dia, biar gue yang urus." ucap tegas Rasya. Dan kedua gadis anggota osis itu pun segera melangkahkan kakinya pergi dari sana.

"Telat lagi?" tanya Rasya. Gadis yang tadi semula menundukkan kepalanya kini mulai mengangkat kepalanya.

"Iya," jawab Mala. Ya, gadis itu adalah Mala.

Rasya menghela nafasnya kasar. "Kenapa sering telat? Begadang lagi?" tanya Rasya. Mala menggelengkan kepalanya, sembari menatap Rasya dengan tatapan sendu.

"Terus kenapa, Mala?" tanya Rasya. "Trus atribut lo juga kemana? Kenapa gak lengkap." sambungnya.

Mala tidak berani menatap mata tajam Rasya bahkan ia tidak berani hanya sekedar mengucapkan satu kalimat. Kepalanya sedsri tadi menunduk dalam. Tiba-tiba saja perutnya terasa sakit dan melilit. Maagnya kambuh. Sedari kemarin malam ia tidak diberi jatah makan. Ia hanya diberi jatah makan satu hari sekali dan itupun sisa makanan Gizelle.

"Kalau ditanya jawab!" Mala memejamkan matanya, kala bentakan itu keluar dari mulut Rasya. "Semuanya sama." lirih Mala dalam hati.

"Maaf, Sya. Tadi malam gue nonton drakor sampai larut pagi. Dan sehabis subuh baru tidur. Ja--jadi tadi pagi telat bang--bangun." alibi Mala. Tidak mungkin kan dia berkata jujur kalau sebelum sekolah ia harus jadi pembantu dulu.

"Trus mana atribut lo?"

"Ta--tadi gue buru-buru. Terus, atributnya ketinggalan." Lagi-lagi Mala harus berbohong. Bukan tertinggal. Lebih tepatnya, topi dan juga dasi Mala diambil oleh Gizelle.

"Gue emang cinta sama lo, Mal." Mala yang mendengar ucapan Rasya seketika mengangkat kepalanya. Ia sungguh terkejut dengan pengakuan Rasya. Bukannya mereka selama ini tidak terlalu dekat. Dekat, itupun kalau dia terkena hukuman karena telat. Ia menatap Rasya tidak percaya.

"Tapi bukan berarti gue gak adil. Lo tetep gue kasih hukuman. Untuk hari ini lo gak usah ikut upacara dulu. Selain lo telat, lo juga gak pakai atribut lengkap. Lo bersihin toilet cewe. Setelah semua selesai. Lo keliling lapangan 10 kali." ucap Rasya.

"Gue gak bisa lama-lama. Gue mau lanjut pantau anak-anak yang lainnya dulu. Soal, ucapan gue tadi. Lo gak usah pikirin." ujar Rasya lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Mala yang saat ini sedang mematung, mencoba memikirkan dan mencerna ucapan Rasya barusan.

"Rasya cinta sama gue?" tanya Mala pada benaknya sendiri. "Gak mungkin. Gue tadi pasti cuma salah denger. Perut gue sakit. Tapi gue harus ngejalanin hukuman gue. Lo kuat Mal." ia mencoba menyemangati dirinya sendiri. Lalu ia pun pergi dari sana untuk menuju ke toilet cewe.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang