PART 38

3.8K 293 40
                                    

Maaf ya baru bisa up, karena kemarin ada acara...

.Happy reading gues.

_Hurt_


Rakha yang mendengar penuturan Mala pun bangkit dari duduknya dan berjalan membelakangi Mala. Ia berjalan mendekat kearah jendela dan membuka tirai yang menghalangi cahaya masuk kesana. Dan seketika itu ruangan yang tadinya gelap hanya ada cahaya samar-samar kini berubah menjadi terang karena cahaya dari luar kini masuk kedalam. Dan Mala bisa melihat dengan jelas punggung tegap dan juga gagah milik Rakha yang membelakanginya.

"Yang tadi lo lihat semua itu memang nyata, Mala. Semuanya gak hanya mimpi lo belaka. Gue ngelakuin itu karena gue gak suka milik gue disentuh. Gue paling gak bisa kalau milik gue terluka bahkan hanya seujung kuku pun. Dan lo tadi bilang gue berubah. Ya, gue bukan Akha yang dulu. Gue Rakha, Akha yang dulu sudah ikut pergi bersama Lala. Gue berubah, semua itu karena lo Mala." ujar Rakha.

"A--aku?"

"Iya, itu semua karena lo, Lala." kini Rakha kembali melangkahkan kakinya lalu berjalan menghampiri Mala yang masih saja dilanda ketakutan. Rakha duduk disisi ranjang tepat didepan Mala yang sedang meringkuk ketakutan sembari memeluk gulingnya erat. Aura Rakha saat ini tengah memancarkan sisi gelapnya, sisi yang selama ini belum pernah Mala lihat.

"Gue kayak gini semua karena lo Lala. Semenjak lo pergi ninggalin gue tanpa ada salam perpisahan dan tanpa adanya kabar selama ini. Lo tahu apa yang terjadi sama gue? Waktu gue dapet kabar kalau lo diadopis, gue udah kayak orang gila yang selalu nangisin lo setiap hari, yang selalu merengek buat ketemu sama lo, sampai gue gak punya nafsu makan selama berhari-hari, sampai gue jatuh sakit dan bahkan gue gak ada gairah buat ngelanjutin hidup gue lagi. Selama gue hidup cuma ada bayang-bayang lo. Sehancur itu gue dulu tanpa lo Lala. Ngelupain lo sama halnya ngebunuh gue secara perlahan tapi tidak mati!" pungkas Rakha. Ia menatap manik mata indah milik Mala dengan tatapan dalamnya.

Sebelum Rakha melanjutkan perkataannya, ia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Mala lembut. Bukan Rasa nyaman yang Mala rasakan. Tetapi ia semakin dibuat takut. "Lo tahu Reina? Gue dulu tertarik sama dia, gue kira selama ini gue udah berhasil jatuh cinta sama Reina, tapi ternyata gue salah. Gue bukan jatuh cinta sama dia, gue dulu hanya jadiin dia objek obses gue buat ngelupain lo semata, dan kenyataannya lo masih pemenangnya. Hanya lo yang terus terngiang-ngiang difikiran dan hati gue sampai saat ini. Udah banyak objek yang gue jadiin obses gue buat ngelupain lo Lala, termasuk diri lo sendiri waktu itu. Tapi gue tetep gak bisa ngelupain sosok Lala difikiran dan dihati gue. Ternyata sepenting dan seberharga itu lo dihidupkan gue. Sampai-sampai lo berhasil memporak-porandakan hidup gue, Lala." jelas Rakha.

"Dan saat gue udah nemuin lo. Trus ada orang lain yang nyentuh lo dan ngelukain lo. Gue gak bisa diem gitu aja, Lala. Mata dibalas mata, darah dibalas darah." ujar Rakha.

"Aku gak butuh pembelaan kamu dengan cara seperti itu Rakha! Aku gak mau ada orang yang terluka, apalagi semua itu cuma gara-gara aku. Bagaimanapun Gizele saudara aku Rakha. Tolong ngertiin posisi aku, Akha.." lirih Mala.

"Pendirian gue udah gak bisa diganggu gugat, Mala. Siapapun gak bakalan bisa ngerubah pendirian gue termasuk lo." ucap Rakha tegas.

"Lepasin Gizele Rakha. Jangan sakiti dia lagi. Aku mohon." mohon Mala.

"Gak bisa, Mala. Gue belum puas buat Gizele ngerasain gimana sakitnya jadi lo. Kalau lo mau, gue juga bisa hancurin keluarga orang yang udah adopsi lo." ujar Rakha.

HURT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang