Anjani menarik napas dalam-dalam saat membuka loker miliknya yang terdapat banyak kotoran sampah serta ada bangkai tikus hingga baunya menyebar.
Perempuan cantik itu langsung mundur ke belakang menatap nanar pada buku-bukunya yang sudah tidak terselamatkan lagi.
Beberapa mahasiswa yang berada di sekitar langsung mendekat dan terkejut mendapati apa yang ada di dalam loker milik Anjani.
"Ini 'sih sudah keterlaluan namanya. Masa iya, buku-buku pelajaran juga jadi korban kejahilan anak-anak."
"Iya. Mana bau banget lagi lokernya. Tega banget yang buat ulah kayak gini."
Beberapa mahasiswi langsung berkomentar dan mengecam kelakuan manusia yang membuat ulah dengan menaburkan banyak sampah serta bangkai tikus di dalam loker milik Anjani. Belum lagi buku-buku yang tersusun dengan rapi kini sudah tidak berbentuk lagi.
Ingin rasanya Anjani berteriak marah namun sadar diri ia tidak akan mau melakukan hal tersebut.
Tidak berkomentar apa-apa, Anjani memilih untuk mencari kotak sampah dan membersihkannya sendiri. Buku-bukunya nanti mungkin ia akan menyalin atau menyimpannya dalam laptop yang dibeli oleh Sean untuknya.
Anjani berdoa semoga saja suaminya tidak mengetahui teror dan bullying tak kasat mata yang dilakukan oleh orang-orang padanya.
Beberapa anak perempuan tentu saja langsung membantu Anjani meskipun perempuan itu tidak meminta tolong pada mereka.
Mereka masih tergolong normal dan tidak ikut-ikutan untuk mencaci Anjani karena memang bukan urusan mereka. Mau Anjani istri simpanan om-om juga tidak masalah bagi mereka selama om-om itu bukan ayah kandung mereka ataupun pacar maupun keluarga mereka.
Daripada menanggung dosa dengan sibuk mencaci orang lain yang belum tentu kebenarannya, lebih baik berada di sisi netral saja.
"Terima kasih banyak karena sudah menolongku," ucap Anjani dengan tulus.
"Santai saja. Lagi pula ini juga sudah keterlaluan kalau sampai merusak barang-barang milik kamu." Salah satu mahasiswi menyahut dengan santai. "Ya sudah kalau sudah selesai semuanya kami mau langsung pergi, ya. Kamu juga harus hati-hati takutnya nanti akan ada anak-anak yang ganggu kamu."
"Iya. Terima kasih banyak sekali lagi."
Mereka yang berjumlah 4 orang itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebelum akhirnya mereka sama-sama pergi meninggalkan Anjani sendiri yang berada di depan loker miliknya dengan tatapan kosong.
Anjani tidak pernah takut pada apapun. Hal seperti ini tentu saja tidak masalah baginya. Namun, dalam diamnya ia berdoa semoga saja orang-orang yang sudah menzaliminya seperti ini akan merasakan hal yang dirasakan olehnya juga.
Jelas saja Anjani merasa tidak memiliki masalah dengan siapapun. Namun, orang-orang sudah berani menyentuh barang miliknya.
Perempuan cantik itu akhirnya memilih untuk pulang ke rumah karena memang jadwal pelajarannya sudah habis.
Anjani tidak menceritakan apa yang terjadi padanya di loker miliknya pada Sean.
Malam harinya seperti niat Anjani sebelumnya, perempuan cantik itu mengenakan lingerie transparan tanpa mengenakan pakaian apapun. Bentuknya seperti jaring berwarna merah maroon hingga kulit putih Anjani tampak bersinar apalagi di antara remang lampu.
Saat Anjani sudah mendudukkan dirinya di atas tempat tidur, panggilan video masuk, membuat perempuan itu segera menarik selimut hingga menutup sampai lehernya. Hal ini dilakukan karena takut saat ini Sean melakukan panggilan di depan orang banyak.
Terlihat wajah Sean muncul di layar. Dilihat latar belakang Sean, Anjani menebak jika saat ini suaminya sedang berada di kamar hotel.
"Sayang," panggil Sean dengan senyum manis.
Pria itu mengenakan kemeja berwarna putih dengan kancing yang sudah terbuka hingga menampilkan dada bidang serta otot ditubuhnya yang membuat Anjani menelan ludahnya.
Perempuan cantik itu menatap nanar pada bagian dada Sean yang sudah sangat dirindukan olehnya.
"Sayangku, kangen dengan otot tubuhku, eh?" Sean tersenyum miring menatap pada istrinya.
"Iya, Mas. Kalau boleh jujur aku memang merindukan Mas Sean." Anjani diam-diam menarik selimut ke bawah hingga memperlihatkan lingerie seksi yang dikenakannya.
Kelopak mata Sean terbuka lebar melihat pemandangan di hadapannya. Pria itu menelan ludahnya dengan susah payah saat Anjani sedikit menjauhkan ponsel hingga ia dapat melihat puting istrinya yang tertutup lingerie berwarna merah menantang.
"Sayang, kamu sudah berani, hmm?" Suara milik pria itu mulai serak. Terutama ketika melihat senyuman menggoda dari istrinya.
"Sayang, ugh!" Sean melenguh sambil menelan ludahnya. "Sayang, mau vcs?"
Anjani tersenyum malu sambil menganggukkan kepalanya. Video call sex sering Anjani dengar dari teman-teman di kelasnya. Ternyata melakukannya dengan jarak jauh dan lawan tidak ada di dekat kita.
Perlahan tapi pasti, jari telunjuk Anjani bergerak mengusap putingnya dari luar lingerie yang dikenakannya.
Perempuan cantik itu mengedipkan matanya dan mentap sensual pada sang suami yang kini napasnya sudah memburu.
"Sayang, tunggu sebentar." Sean segera meletakkan ponselnya dan membuka semua pakaian yang dikenakan.
Tidak ada guling dan hanya bantal yang ada kini menjadi korban keganasan Sean.
Bantal diletakkan di bawah perutnya, seolah itu adalah Anjani.
Melihat apa yang dilakukan oleh suaminya tentu saja membuat nafsu Anjani meningkat.
Perempuan cantik itu bahkan dengan sengaja melepaskan pakaian menerawang dan melemparkannya secara asal. Sementara ponsel ia letakkan dengan bersandar pada bantal, dan menghadap tubuhnya sepenuhnya pada layar.
Begitu juga dengan Sean yang semakin bernafsu melihat tubuh polos istrinya.
Tubuh bagian bawahnya kini sudah tegang sempurna apalagi ketika melihat jari telunjuk Anjani yang bergerak sendiri mengelus bagian intinya.
"Sayang, kalau aku ada di sana, aku akan memastikan tangan kamu tidak akan aku buat kelelahan dengan bergerak sendiri." Sean menggoyang pinggulnya pada bantal di bawah seolah Anjani lah yang saat ini berada di bawahnya.
"Iya, Mas. Makanya mas cepet-cepet pulang juga. Biar kita bisa melakukannya sesuka hati," pancing Anjani.
"Sure, Sayang. Aku akan memastikan kepulanganku akan dilakukan dengan cepat."
Napas Sean memburu dengan mata melotot tajam apalagi ketika melihat jari telunjuk Anjani kini masuk ke liang kenikmatannya sendiri.
Sean menggigit bibir bawahnya ketika mendengar suara desahan istrinya. Terutama mata wanita itu yang terpejam menikmati sentuhan di tangannya sendiri.
Anjani juga tidak lupa untuk meremas buah dadanya dan menindih guling panjang miliknya seolah ia saat ini berada di atas tubuh Sean.
"Anjani, sweetie, aku akan mencapai kenikmatan. Setelah ini aku berjanji, aku tidak akan bisa membuatmu bebas. Pulang dari sini aku akan membuat kamu kesulitan untuk keluar dari kamar. Camkan itu, Anjani sayangku."
Pasangan suami istri itu melakukan video sex tak lama karena Sean maupun Anjani keluar dengan cepat.
Keduanya sama-sama tertidur dalam kondisi tidak mengenakan sehelai benang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku ABG TUA
RomanceSean Dwig pria berusia 45 tahun itu dengan tidak tahu malu jatuh cinta kembali pada seorang gadis berusia 20 tahun yang lebih cocok untuk menjadi anaknya. Pria itu tanpa malu bersikap layaknya ABG yang sedang jatuh cinta dan menikmati masa puber ked...