46: Kerjasama

4.7K 413 43
                                    

Bab 46

Laura yang berada di rumahnya tiba-tiba mendapat notifikasi dari sebuah nomor yang membuatnya agak terkejut karena seseorang yang menghubunginya adalah seorang gadis famous di kampusnya.

Siapa lagi orangnya jika bukan Siska. Siska tiba-tiba mengajaknya  bekerja sama untuk menyiksa Anjani. Siska juga menjanjikan jika Laura setuju maka Siska akan memberikan uang senilai 100 juta dan juga Laura akan diajak untuk bergabung dalam circle miliknya.

Tawaran ini tentu saja membuat Laura langsung menerima tanpa pikir panjang. Mamanya juga masih mengeluh tentang gadis bernama Anjani yang masih mengganggu pacar mamanya itu. Maka sekali tepuk maka akan dua nyamuk yang mati, itulah yang dipikirkan oleh Laura.

Gadis itu langsung memberitahu pada teman-temannya dan menghasut mereka jika Anjani masih mengganggu pacar mamanya. Tantri dan juga Niken tentu saja setuju untuk memberi pelajaran pada gadis itu. Terutama Niken yang memang tidak pernah suka pada orang-orang yang mengganggu pasangan orang  lain.

Niken tentu saja langsung percaya pada mamanya Laura yang memberitahu secara langsung jika memang Sean sering diganggu oleh Anjani. Semakin mulus rencana Laura maka semakin besar kemungkinan ia akan mendapatkan dua penawaran terbaik yang diberikan oleh Siska.

Penawaran yang diberikan oleh Siska tentu saja hanya menjadi rahasia antara Siska dan juga Laura. Gadis itu tidak memberitahu Niken dan juga Tantri karena menurutnya jika ia sudah bergabung dengan circle milik Siska, maka Laura berniat untuk meninggalkan teman-temannya itu.

Sementara di sisi lain, Anjani yang tidak tahu apa-apa rencana tentang pembullyan yang pasti akan terjadi padanya, sedang menikmati santai sore bersama sang suami.

Selesai mengerjakan tugas kelompok di rumahnya Lukas, Anjani memang langsung dibawa pulang oleh suaminya.

Pria itu mengusap kepala Anjani dan mengecup keningnya. "Tahu tidak siapa yang datang ke rumah ini tadi?"

Anjani menggelengkan kepalanya dengan kerutan di dahi. Tentu saja ia tidak tahu karena memang ia tidak memiliki teman yang mengetahui tempat tinggalnya saat ini. Begitu juga tetangga-tetangganya tidak ada yang tahu alamat tempat tinggal Anjani yang sekarang.

"Pak Harto bersama Frans."

Frans adalah menantu Pak Harto  yang merupakan suami dari Halimah.

"Kenapa mereka datang ke sini? Terus yang namanya Frans itu siapa, Mas?" tanya Anjani.

Perempuan itu tidak mengerti siapa yang disebutkan oleh suaminya.

"Frans itu menantu dari Pak Harto. Kalau tidak salah dalam silsilah keluarga, Frans adalah suami dari anak pertama Pak Harto yakni Halimah. Halimah itu kakak tertua dari ayah biologis kamu. Yah, kalau disebut dengan singkat, Frans adalah suami dari bibi kamu."

Ekspresi wajah Anjani berubah datar ketika mendengar silsilah keluarga yang disebutkan oleh suaminya.

"Memangnya kenapa mereka datang kemari? Aku bahkan tidak pernah mengganggu mereka. Apa jangan-jangan mereka mau minta aku supaya tidak muncul di hadapan mereka lagi?"

Sean menggelengkan kepalanya kemudian segera menangkup pipi Anjani dan menatap lekat wajah istrinya itu.

"Mereka bukan minta untuk itu. Ada hal yang ingin mereka bicarakan ke kamu tapi aku menolak mereka untuk datang menemui kamu. Akhirnya mereka mulai cerita apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mereka inginkan dari kamu," jelas Sean pelan-pelan.

"Apa memangnya, Mas? Aku tidak mengerti apa-apa," ujar Anjani ragu.

Sean menarik napas sejenak sebelum akhirnya ia mulai menjelaskan tujuan utama Pak Harto dan juga Frans datang untuk menemui Anjani.

"Pak Husein, bapak kamu itu, 8 tahun yang lalu pernah mengalami kecelakaan sampai koma dan baru bangun beberapa hari lalu."

"Kecelakaan terjadi saat beliau mencari keberadaan Mama kamu setelah mendapat informasi tentang keberadaan Mama kamu. Sayangnya, di tengah perjalanan  Pak Husein justru mengalami kecelakaan yang membuat dia mengalami koma."

"Pak Harto juga bilang tentang pengusiran yang dilakukan oleh keluarganya 20 tahun yang lalu tidak ada sangkut pautnya dengan Pak Husein maupun dirinya. Ini murni perbuatan istrinya Pak Harto dan juga ibu mertua dari Pak Harto sendiri yang tak lain adalah Nenek dari Pak Husein."

Anjani terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya. Terlalu rumit dan Anjani malas untuk mengerti.

"Intinya selama 20 tahun ini ternyata pak Husein berusaha untuk mencari keberadaan ibu kamu dan juga kamu. Apalagi beliau tahu kalau waktu itu saat ibu kamu pergi meninggalkan beliau, ibu kamu dalam kondisi hamil. Pak Husein berniat untuk bertanggung jawab, tapi nenek Mirna mengancam akan bunuh diri kalau sampai beliau mencari keberadaan kamu."

"Jadinya selama bertahun-tahun beliau mengumpulkan keberanian melawan ibunya sendiri untuk mencari keberadaan kamu dan berakhir dengan kondisi seperti yang aku ceritakan tadi."

"Oh."

Hanya itu respon yang diberikan oleh Anjani. Entah mengapa tidak ada rasa excited ataupun terharu sama sekali mendengar kisah yang disampaikan oleh suaminya.

Lagi pula, Anjani juga tidak mau tahu urusan keluarga dari ayah biologisnya itu. Mereka sudah terbuang, dan selamanya akan terbuang.

Anjani tidak memiliki rasa sedikitpun di hatinya untuk mendatangi ayahnya yang katanya baru saja bangun dari koma.

"Kalau kamu ada niat untuk bertemu dengan ayah kamu, bilang saja sama mas. Mas akan mempertemukan kalian dan Mas akan menjaga keselamatan kamu."

Sean menatap lekat wajah istrinya. Pria itu tanpa sungkan langsung mengecup bibir sang istri beberapa kali hingga membuat Anjani terkekeh geli.

"Mas, geli. Apalagi kumis mas sudah mau tumbuh begitu." Anjani segera menutup bibir suaminya dengan telapak tangan dan menggelengkan kepala.

"Habisnya aku gemas sekali dengan istri cantikku ini." Pria itu tersenyum dan sekali lagi mengecup pipi Anjani membuat dara cantik itu tidak menolak.

"Aku tidak mau bertemu dengan mereka dan aku tidak memiliki perasaan apapun. Bagiku, kami yang sudah dibuang, masih punya pilihan untuk hidup sendiri. Buktinya selama 20 tahun tanpa ayah dan keluarganya, aku masih bisa hidup sampai sekarang. Begitu juga seterusnya, aku akan tetap hidup meski tanpa mereka. Mas mau tahu kenapa?" Sean menganggukkan kepalanya sebagai respon. "Soalnya aku punya Mas yang pasti akan menjaga dan melindungi aku."

Senyum Sean langsung melebar ketika mendengar apa yang diucapkan oleh istrinya. Pria itu segera memeluk Anjani dan mendaratkan kecupan di kening perempuan kesayangannya itu.

"Pokoknya kalau ada apa-apa kamu harus kasih tahu ke aku. Kalau memang kamu tidak mau bertemu dengan mereka, aku tidak akan mengizinkan mereka untuk bertemu dengan kamu."

Anjani segera melingkarkan kedua lengannya di leher Sean sambil menatap suaminya dengan senyum manis.

"Terima kasih banyak, Mas. Aku sangat menyayangi Mas."  Tak lupa  perempuan itu mendaratkan kecupan di bibir sang suami, membuat Sean segera menahan punggung Anjani dan melumat bibir istrinya dengan ganas.

Suamiku ABG TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang