Tatapan Sean terus melesat ke arah istrinya yang saat ini sedang mencoba belajar berenang sendirian. Bagaimana tidak, percintaan mereka yang sempat terganggu oleh kedatangan asisten rumah tangga, membuat Sean kembali menjelajahi tubuh istrinya dan meminta haknya sebagai suami.
Usai melakukan percintaan, tiba-tiba Anjani ingin belajar berenang. Sean yang masih kehabisan tenaga hanya bisa duduk di pinggir kolam dan memperhatikan gerakan istrinya. Meski gerakan istrinya sangat acak-acakan, Sean tahu jika perempuan itu tetap berusaha untuk belajar.
Kelelahan karena tidak bisa juga berenang, Anjani memutuskan untuk naik ke atas pelampung segi empat dan berusaha naik dari pinggir kolam.
"Hati-hati, Sayang!"
Sean berteriak memperingati Anjani untuk berhati-hati saat melihat istrinya yang sedikit kesulitan naik ke pelampung.
"Iya, Mas." Anjani menoleh sebentar kemudian naik lagi ke atas pelampung hingga akhirnya ia berhasil melakukannya.
Senyum gadis itu mengembang kala dirinya berhasil naik pelampung di atas kolam. Seumur hidupnya ini kali pertama Anjani berenang di kolam renang. Selama ini ia tidak pernah melakukannya karena selain faktor ibunya yang sibuk bekerja, dirinya juga tidak memiliki uang untuk pergi ke tempat hiburan seperti kolam renang.
Bikini cantik warna hitam yang dikenakan Anjani membuat kulitnya tampak putih berkilau. Apalagi saat ini kulitnya sedang diterpa oleh sinar matahari.
Tidak mau jika kulit istrinya menghitam, Sean kemudian bangkit dan masuk ke dalam kamar guna mengambil sunblock yang sudah dipersiapkan olehnya.
"Sayang, kemari. Aku mau memakaikan sunblock ke tubuhmu." Sean berteriak memanggil Anjani, membuat perempuan itu segera mengayuh pelampungnya menuju pinggir.
Sebenarnya Anjani masih sangat malu harus memakai bikini yang terlalu pendek untuknya dan tanpa lengan pula. Namun, Sean meyakinkannya untuk tidak malu harus tampil seksi di hadapannya.
Sean menarik Anjani untuk keluar dari kolam kemudian duduk di pinggirnya. Sebenarnya, ada atap penutup namun, bagi seorang Sean tetap saja kulit istrinya akan terkena sinar matahari.
"Aku bisa memakainya sendiri, Mas."
"Tidak perlu. Ini tugasku." Sean menjauhkan sunblock dari jangkauan Anjani kemudian ia mulai menaburkannya ke tubuh istrinya yang terekspos. Sekalian modus, he-he, ujar batinnya menyeringai senang.
Sementara Anjani hanya bisa memejamkan matanya mendapatkan elusan suaminya yang sepertinya gerakannya sudah mulai berubah.
"Mas," tegurnya. Saat ini tangan pria itu sudah bergerak menuju selangkangan Anjani yang tentu saja langsung ditegur sebelum Sean kehilangan kewarasannya dengan mengajak ia bercinta di tepi kolam.
"Ah, sorry, Honey. Kamu terlalu nikmat untuk dilewatkan. But, do you like?" Pria itu menyeringai menatap Anjani yang kini sedang berusaha menjauh dari jangkauannya.
"Aku mau belajar berenang lagi," ujar Anjani, bangkit berdiri.
Lama-lama di dekat Sean bisa membuat ia kehilangan kendali diri.
"Mau aku ajari cara berenang, Sayang? Tunggu tenagaku full. Aku akan mengajari kamu berenang, dengan senang hati."
"Tidak perlu, Mas," tolak perempuan itu langsung.
Setelah itu Anjani masuk kembali ke dalam kolam dan mulai menggerakkan tubuhnya dengan pelampung sebagai penyangga tubuhnya agar tidak tenggelam.
Sementara Sean hanya memperhatikan istrinya saja.
Usai berenang, Sean membawa Anjani menuju restoran dengan mobil miliknya. Sepanjang perjalanan menuju restoran, tidak ada yang bicara. Namun, tangan Sean tetap menggenggam tangan istrinya itu.
Sesekali pria itu akan mengecup punggung tangan istrinya, sambil mengerling menggoda hingga membuat Anjani memerah di tempat.
Seumur hidupnya ia tidak pernah dekat dengan pria se-intim ini sehingga membuat ia masih merasa malu jika melakukan skinship dengan Sean.
Saat tiba di restoran, Sean turun lebih dulu dan membuka pintu untuk istrinya. Mereka melangkah masuk ke dalam restoran dengan tangan Sean yang melingkar di pinggang Anjani sambil sesekali melempar senyum pada karyawan yang sudah mengenalnya cukup lama.
"Biasa, VIP," kata Sean, pada pelayan yang menyambutnya di depan pintu.
"Iya, Bli. Tempat itu memang selalu kosong untuk Bli." Pelayan itu menyapa Sean dengan ramah karena memang mereka tahu jika Sean adalah pemilik dari beberapa restoran yang terletak di daerah Bali. Termasuk, restoran yang saat ini sedang mereka kunjungi.
"Kalau begitu, seperti biasa pesankan saya makanan hidangan laut. Kamu tahu 'kan maksud saya?"
"Tahu, Bli. Silakan ke lantai dua. Nanti pelayan yang akan mengantarkan pesanan Bli ke sana." Kepala pelayan itu mengangguk dengan hormat, membuat Sean tersenyum puas.
Pria itu segera membawa istrinya menuju lantai dua restoran yang terdapat beberapa ruangan dan salah satu ruangan tersebut adalah ruangan yang dikhususkan untuk Sean.
Berhubung Anjani tidak memiliki alergi pada makanan, membuat Sean bisa memilih menu makanan apa saja untuk istrinya itu termasuk hidangan laut yang memang halal untuk dimakan oleh mereka.
Mereka duduk sambil menghadap ke arah lautan lepas dengan desiran angin yang menerpa kulit mereka. Sengaja Sean memilih lantai dua agar bisa leluasa melihat pemandangan di luar. Meja dan kursi pun diletakkan di dekat balkon hingga Anjani bisa melihat dan merasakan angin laut.
Sean menatap istrinya dan menggenggam tangan Anjani. "Aku akan membawamu ke tempat-tempat indah supaya kamu bisa merasakan dan menikmati panorama alam yang diciptakan oleh Tuhan," kata Sean pada istrinya.
Berasal dari perekonomian menengah ke bawah, membuat Sean paham jika Anjani belum pernah menikmati indahnya panorama alam.
"Iya. Terima kasih," ucap perempuan itu malu-malu.
Siapa yang tidak akan malu jika ditatap sedemikian intens oleh laki-laki tampan yang usianya 25 tahun lebih tua darinya. Meskipun mereka sudah beberapa kali tidur bersama, tetap saja tidak membuat Anjani terbiasa akan sikap Sean padanya.
"Tidak perlu terima kasih, Honey. Sebagai suamimu, tentu saja aku akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk kamu. Tidak hanya di ranjang, tapi hal lain juga akan seperti itu," ujarnya tersenyum miring, membuat debar jantung Anjani semakin kencang.
Tak lama kemudian hidangan datang dan membuat keduanya menyantap makanan dengan tenang. Tentu saja Sean sesekali akan menyuapi istrinya sambil melempar senyum yang membuat Anjani semakin salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku ABG TUA
RomanceSean Dwig pria berusia 45 tahun itu dengan tidak tahu malu jatuh cinta kembali pada seorang gadis berusia 20 tahun yang lebih cocok untuk menjadi anaknya. Pria itu tanpa malu bersikap layaknya ABG yang sedang jatuh cinta dan menikmati masa puber ked...